Menu

Mode Gelap

Diskursus · 15 Apr 2023 00:40 WIB ·

Sketsa Serba-Serbi Salat Subuh (23): Pilih Doa Apa?

 Ilustrasi (Foto: rediff.com).* Perbesar

Ilustrasi (Foto: rediff.com).*

Oleh Wina Armada Sukardi*

SALAT Subuh berjemaah di masjid mengandung banyak manfaatnya. Sebagian ulama mengajarkan, doa di antara azan subuh dan jelang salat subuh, merupakan waktu yang besar kemungkinan diijabah Allah. Saat itu, bagi sebagian ulama, waktu yang makbul jika kita berdoa.

Setelah azan subuh, kita salat dua rakaat. Pada saat sujud terakhir di rakaat kedua, kita biasanya dapat berdoa. Makanya sujudnya agak lebih lama dibanding yang biasa.

Setelah salat itu, kita dapat berdoa lagi seraya menengadahkan tangan.

Biasanya, waktu azan ke salat subuhnya berselisih sekitar 8-9 menit. Azannya sendiri menghabiskan sekitar 4-5 menit. Jadi, salat antara azan dan salat subuh dua rakyaat serta untuk berdoa setelahnya rata-rata hanya tersisa sekitar 3-5 menit.

Nah, di antara waktu tersebutlah kita bakal berdoa, baik manakala salat maupun setelahnya. Dalam waktu yang relatif singkat itu, kita harus memilih doa apa yang paling kita prioritaskan? Setiap jemaah pastinya berlain-lainan, tergantung situasi dan kondisi kejiwaannya serta karakter masing-masing. Tapi yang jelas harus cepat mengambil keputusan.

Terus terang saja, pada awalnya hamba sendiri mengalami kesulitan apa yang hamba mau minta kepada Allah. Kala itu, baru satu-dua yang hamba kemukakan, waktunya telah selesai.

Belakangan hamba punya “rumusan.” Untuk doa waktu sujud, hamba  khususkan  yang berkaitan dengan soal akhirat. Sedangkan untuk doa setelah shilatbitu, sebaliknya khusus untuk urusan duniawi.

Ada lima hal yang hampa kemukakan terkait perkara akhiran sewaktu sujud.

Pertama, hamba berterima kasih kepada Allah atas semua yang telah diberikannya dalam bentuk apapun, seperti tetapi tak terbatas, pada nikmat, karunia, rezeki, kesehatan dan sebagainya dan sebagainya yang begitu banyak yang tiada terkirakan.

Kedua, mohon ampunan atas semua dosa dan kesalahan hamba yang sedemikian banyak yang tak terkirakan, sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak disadari, baik karena kelemahan maupun ketidaktahuan hamba. Bersamaan dengan itu hamba memohon pula untuk diberikan kemampuan untuk tidak mengulang lagi perbuatan dosa-dosa dan kesalahan hamba.

Ketiga, hamba juga mengemukankan permohonan ampun serupa, tetapi untuk para orang tua hamba, khususnya untuk kedua orang tua hamba, ketika mereka masih hidup. Hamba tak lupa meminta agar mereka diperkenankan masuk ke dalam pintu surga Allah.

Berikutnya, keempat, hamba meminta dibimbing, dituntun, diberi petunjuk agar hamba dapat menjadi manusia yang berguna bagi sesama manusia.

Kelima, hamba mohon kalaulah hamba masih ada hutang, berikanlah jalan dan kesanggupan hamba melunasi hutang-hutang tersebut, sehingga manakala hamba menghadap Allah, hamba telah bersih dari hutang-hutang.

Sedangkan untuk doa setelah salat, hamba umumnya meminta empat hal yang bersifat duniawi. Pertama, hamba mohon diberikan kesehatan, dan kalau ada penyakit mohon pengakit tersebut diangkat atau disembuhkan.

Kedua, hamba mohon keselamatan buat keluarga hamba: isteri, anak-anak dan cucu-cucu hamba, termasuk pernohonan agar mereka dijadikan manusia beriman dan bertaqwa serta kami dijadikan keluarga yang bahagia saling mencintai.

Ketiga, permohonan untuk memecahkan persoalan atawa meminta petunjuk terhadap persoalan situasional yang kami hadapi.

Terakhir, keempat, hamba memohon dilapangkan rejeki dan kesejahteraan keluarga hamba, khususnya diri hamba.

Dalam praktek, lantaran keterbatasan waktu, tidak semua doa-doa tersebut dapat hamba panjatnya. Untuk itu, mungkin hanya sebagian saja yang hamba mohonkan, disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

Berhubung ini terkait urusan sangat personal, hamba tidak mengetahui apa yang diutarakan dalam doa-doa jemaah lain. Setiap jemaah, setiap orang, memiliki persoalan dan harapan masing-masing. Meskipun rambut dapat sama-sama hitam, tapi baik cara maupun isi doa pastilah berbeda-beda.

Kalau sobat sendiri dalam situasi seperti itu, pilih doa apa?

Tabik.***

(Bersambung)

*Penulis, wartawan dan advokat senior serta Dewan Pakar, Pengurus Pusat Muhammadiyah. Tulisan ini merupakan reportase/opini pribadi.

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Gubernur Jabar Pilihan Rakyat

3 Desember 2024 - 15:45 WIB

Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Kemandirian Ekonomi Berbasis SDM Tangguh dan Pemanfaatan SDA

3 Desember 2024 - 10:18 WIB

Kenaikan Gaji Guru Non-ASN dan ASN; Menjadi Cambuk Guru Guna Mencetak Generasi Emas

1 Desember 2024 - 07:09 WIB

Detik-Detik Publik Memilih

25 November 2024 - 06:09 WIB

Kualitas Debat Pilkada 2024

15 November 2024 - 08:11 WIB

Stroke dan Penyebabnya, Bisakah Kita Hindari?

1 November 2024 - 09:14 WIB

Trending di Diskursus