KABUPATEN BANDUNG BARAT (TUGUBANDUNG.ID) – Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu sentra penghasil aneka ragam usaha di bidang tanaman hortikulturura (florikultura), yaitu kegiatan bercocok tanaman hias yang menggunakan lahan dari kebun atau pekarangan rumah sebagai tempatnya..
Dari beberapa pelaku usaha terdapat beberapa pelaku usaha dalam memasarkan produk ke pasar lokal maupun internasional, hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha di bidang hortikultural (florikultura) ke depan semakin diperhitungkan. Desa Karyawangi adalah salah satu desa yang memiliki beberapa pelaku usaha (petani) yang membudidayakan dan menanam bunga potong/bunga hias. Hal tersebut menjadi alasan karena seiring berjalan waktu, permintaan masyarakat terhadap bunga potong/hias saat ini mengalami kenaikan.
Akan tetapi masih terdapat kendala yang membelit. Salah satunya adalah keterbatasan peralatan dalam meningkatkan produk bunga potong atau bunga hias. Termasuk dialami salah seorang pengusaha UMKM bunga hias H.N Muhammad Mida (NMM Florist) yang berdiri sejak 1997. Ia melayani permintaan konsumen akan kebutuhan karangan bunga yang dipasarkan di wilayah Kabupaten/Kota Bandung, Kota Cimahi maupun Kabupaten Bandung Barat.
“Inilah yang menggerakkan kami dari lembaga akademis untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau PKM. Kami mencoba menganalisis situasi, kemudian mengidentifikasi masalah, hingga mencari solusi dalam mengatasi masalah yang ada,” ungkap Ketua Pelaksana Tim PKM Drs.H.Abdul Rosid, M.Si bersama anggota Hj. Yayan Mulyana, S.Sos, M.Si, serta dua mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Unpas angkatan 2021 yaitu Romero Ulayya Aurelio Putra dan Rifa Salma Raida.
Pelaksanaan PKM dilakukan selama enam bulan, dimana kegiatan ini menjadi bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi dan didanai oleh internal lembaga.
Menurut Abdul Rosid, pelaksanaan kegiatan dimulai dari survei awal dilanjutkan wawancara dengan mitra serta dokumentasi kegiatan. Metode kegiatan yang dilakukan melalui pemberian bimbingan teknis peningkatan kapasitas produk, pendampingan dan fasilitasi usaha.
“Hasil menunjukkan terdapat perubahan signifikan setelah diberikan pelatihan, bimbingan, pendampingan peningkatan kapasitas produk serta fasilitasi pemberian mesin/peralatan penyemprot pestisida. Tim berharap dengan dilakukan kegiatan ini, akan terjadi percepatan peningkatan kapasitas usaha produk bunga potong/hias,” ungkapnya. ***