KOTA TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG.ID).- Dua elemen mahasiswa PMII Kota Tasikmalaya dan HMI Kota Tasikmalaya sempat bentrok dengan polisi yang mengawal jalannya aksi demo yang digelar mereka, Selasa (3/9/2024).
Massa dari kedua kelompok elemen mahasiswa tersebut tertahan barikade Polisi yang menjaga aksi massa tersebut di pertigaan Jati Jalan RE Martadinata dan di pertigaan Sukarindik Kota Tasikmalaya.
Aksi dari kedua elemen mahasiswa tersebut sempat memanas dan terjadi aksi saling dorong hingga baku hantam antara pendemo dengan polisi. Dikarenakan massa aksi ingin mendekat ke gedung dewan.
Selain menggelar orasi dari setiap perwakilan mahasiswa demo juga diwarnai bakar ban dan lemparan gelas air mineral. Aparat kepolisian memasang barikade kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke gedung DPRD.
Para mahasiswa tersebut menuntut agar anggota DPRD Kota Tasikmalaya memperbaiki kinerjanya yang selama ini dinilai tidak baik-baik saja. Bahkan mahasiswa menuntut DPRD lebih aktif menyuarakan aspirasi rakyat.
Terlebih selama 10 tahun terakhir ini, rakyat Indonesia seolah dibohongi oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akan mensejahterakan rakyat. Malah lebih mementingkan keluarga dan kroni-kroninya.
Selain itu, ekonomi dan daya beli masyarakat menurun, biaya pendidikan mahal, lapangan pekerjaan sulit, gelombang PHK terus bermunculan, Demokrasi terpuruk, Korupsi merajalela, Nepotisme semakin terbuka dan perusakan konstitusi sangat masif.
Hal ini membuat rakyat menderita, sehingga massa aksi meminta pro aktif DPRD Kota Tasikmalaya untuk mengkritisi dan menyuarakan aspirasi rakyat terhadap pemerintah pusat.
Massa pendemo semakin panas dan bentrok tak terelakan kericuhan bisa diredam dan akhirnya permintaan mahasiswa untuk mendatangkan anggota dewan yang sudah dilantik untuk menemuinya. Dibawah panas terik matahari para pejabat DPRD menemui mahasiswa kedua belah pihak berkomunikasi sambil duduk di jalanan.
Aksi demo juga tidak terjadi hanya di luar gedung DPRD, di dalam acara pelantikan pun seorang aktivis mahasiswa yang menjadi tamu undangan sempat beraksi dan menyuarakan interupsi disaat proses pelantikan tengah berlangsung.
Mahasiswa itu diketahui bernama Rohyan Syahrul Mubarok adalah Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Tasikmalaya.
Dia meminta anggota DPRD yang akan dilantik menandatangani pakta integritas atau semacam surat pernyataan yang dia bawa. Merespons hal itu, petugas keamanan langsung sigap menggelandang Rohyan ke luar ruangan, sehingga acara pelantikan bisa kembali dilanjutkan.
Pelaksanaan rapat paripurna pengucapan sumpah janji anggota DPRD Kota Tasikmalaya sempat terhenti sejenak akibat adanya interupsi dari mahasiswa. Sebanyak 44 orang anggota DPRD Kota Tasikmalaya terpilih, menjalani proses pelantikan itu dengan khidmat, Selasa (3/9/2024).
Dalam acara pelantikan seorang aktivis mahasiswa yang menjadi tamu undangan sempat beraksi dan menyuarakan interupsi disaat proses pelantikan tengah berlangsung.
Pada pelantikan tersebut jumlah total anggota DPRD yang terpilih sebanyak 45 orang. Namun salah seorang anggota DPRD terpilih, yakni dr. Wahyu Sumawijaya meninggal dunia, dua hari sebelum pelantikan. Politisi Partai Gerindra itu wafat di RS Santosa Bandung pada Minggu, (1/9/2024).
Ketua KPU Kota Tasikmalaya, Asep Rismawan mengatakan, bahwa anggota DPRD terpilih, yakni dr. Wahyu Sumawijaya sudah masuk dalam surat keputusan Gubernur tertanggal 27 Agustus 2024.
Sehingga mekanisme penggantiannya nanti sesuai mekanisme PAW (pergantian antar waktu) “Satu anggota terpilih yang meninggal ,” katanya.***