TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG).- Ketua partai Nasdem Kota Tasikmalaya Azis Rismaya Mahpud mengundurkan diri dari jabatan ketua, sekaligus pengunduran diri sebagai anggota. Hal ini dikarenakan banyak ketidaksamaan visi dan komitmen awal saat dirinya bergabung untuk menakhodai partai tersebut.
Dimana H. Azis Rismaya Mahpud mau menerima mandat DPW karena digadang-gadang akan maju Calon Walikota Tasikmalaya pada pilkada 2024 mendatang.
Namun pada perjalananya, DPW malah meminta agar H. Azis maju dalam kontestasi Pileg di Provinsi atau DPR RI.
Surat pengunduran diri sendiri sudah diserahkan langsung ke DPW Nasdem pada Minggu 26 Maret 2023 di Kota Bandung. Sementara pernyataan pengunduran dirinya itu sejak 11 maret 2023.
Proses mengapa sampai mengundurkan diri sebagai ketua bahkan dari keanggotaanya. Dalam perjalananya, ketika menerima mandat dari DPW Nasdem Jawa Barat untuk menjadi ketua, H. Azis melihat terkait adanya kesamaan targetan ataupun kesamaan visi dalam membesarkan partai.
“Posisi saat itu H. Azis yang diminta langsung oleh DPW untuk menjadi ketua DPD Nasdem Kota Tasikmalaya. DPW menginginkan ada calon Walikota yang berasal dari internal partai itu sendiri,” kata juru bicara H. Azis Rismaya Mahpud, Muhammad Naufal Putra, saat dikantornya, Jl. RE Martadinata Kota Tasikmalaya, Selasa (28/3/2023)
Menurutnya, pihak H. Azis melihat adanya kesamaan visi yang membuat semangat bergabung untuk membesarkan partai Nasdem di Kota Tasikmalaya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, adanya dinamika internal yang terjadi antara DPW dan DPD Kota Tasikmalaya. Dimana kondisi tersebut memang membuat komitmen-komitmen awal yang dibangun tidak sesuai atau tidak berjalan dengan mulus.
“Sehingga mungkin dalam perjalananya, setelah menerima mandat jabatan ketua partai hingga maret 2023 ini, H. Azis memutuskan resmi mengundurkan diri. Adapun alasan kenapa mundur, adanya perubahan komitmen awal dari DPW terhadap DPD yang membuat terjadinya konflik kepentingan dari DPW kepada DPD Kota Tasikmalaya,” katanya.
Sehingga konflik ini menjadi lebih besar dan sulit dikendalikan oleh DPD Kota Tasikmalaya. Dari konflik tersebut muncul permasalahan yang cukup signifikan terhadap kemajuan dan perkembangan partai.
Dimana peluang-peluang kursi DPRD Kota Tasikmalaya menjadi akan terasa berat. Bahkan akan meleset dari target perolehan pada Pemilu 2024 sebanyak 7 kursi DPRD Kota Tasikmalaya. Selain tentunya tetap mempertahankan kursi DPRD.Provinsi dan DPR RI. Kondisi ini akibat perbedaan pandangan-pandangan politik antara DPW dan DPD.
“Akan terasa sangat berat menjalankan mesin partai untuk mencapai targetan, jika pandangan politik sudah tidak adanya kesesuaian antara DPW dan DPD,” katanya.
Akan tetapi dibalik semua itu, kata Naufal, apa yang sudah diberikan H. Azis terhadap DPD Nasdem itu sangat besar. Yakni perolehan KTA bisa melebihi dari seratus persen dari keanggotaan yang awalnya hanya sekitar seribu KTA, sekarang sudah mencapai sepuluh ribu KTA di Kota Tasikmalaya.
Selain itu, struktur dari mulai tingkat DPC atau pengurus di tingkat kecamatan sampai tingkat ranting sudah terselesaikan dan mengalami kemajuan cukup besar. “Sehingga ini menjadi catatan penting, prestasi yang telah ditorehkan dalam membesarkan Nasdem di Kota Tasikmalaya,” katanya.
“Komitmen yang tadinya maju dalam perhelatan Pilkada Walikota Tasikmalaya, keinginan DPW H. Azis maju dalam kontestasi di Provinsi atau di DPR RI. Hal ini yang tidak sesuai dengan komitemen awal. Sehingga memikih mundur dari Ketua Nasdem Kota Tasikmalaya sekaligus keanggotaanya,” katanya.
Sementara, kata Naufal, dari pihak DPW sendiri hingga saat ini belum ada tangggapan mengenai kemunduruan ketua Nasdem Kota Tasikmalaya. Hanya saja, surat resmi sudah dikayangkan ke DPW.***