Oleh H. SYAHRIR, S.E, M.IPOL
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat – Ketua Dewan Pembina Gerakan Literasi Nasional (GLN Provinsi Jawa Barat)
KABAR gembira bagi dunia pendidikan Indonesia datang dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang memberikan perhatian besar pada kesejahteraan guru. Dalam pidato pada Puncak Hari Guru Nasional 2024 di Jakarta International Velodrome Rawamangun, Presiden dengan penuh emosional dan haru mengumumkan kenaikan gaji bagi guru non-ASN dan ASN, serta tunjangan bagi guru honorer. Kebijakan ini diharapkan menjadi angin segar yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga semangat dalam mencetak generasi emas yang unggul.
Komitmen Presiden
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo Subianto menitikkan air mata sebagai wujud penghargaan atas jasa guru, yang disebutnya sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Beliau menegaskan bahwa kenaikan gaji ini adalah langkah awal untuk memperbaiki kesejahteraan guru. Meskipun belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan, kebijakan ini merupakan bukti nyata perhatian pemerintah terhadap sektor pendidikan.
Anggaran kesejahteraan guru dalam APBN 2025 meningkat signifikan menjadi Rp 81,6 triliun, naik 25,7 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencakup tunjangan bagi guru honorer sebesar Rp 2 juta per bulan dan kenaikan gaji ASN sebesar satu kali gaji pokok.
Presiden juga mengumumkan bahwa pada tahun 2025, jumlah guru bersertifikat pendidik akan meningkat menjadi 1.932.666 orang, atau 64,4 persen dari total guru di Indonesia. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 600.650 guru dibandingkan tahun 2024, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Cambuk Bagi Guru untuk Cetak Generasi Emas
Kenaikan gaji dan tunjangan ini bukan hanya soal peningkatan kesejahteraan, tetapi juga menjadi dorongan bagi para guru untuk lebih semangat dalam mendidik generasi emas Indonesia. Dalam berbagai reses dan pertemuan, saya kerap menyampaikan kepada para guru agar tetap konsisten dan fokus pada kegiatan belajar mengajar, meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Sebagai contoh, kasus yang dialami Supriyani, seorang guru honorer di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi pelajaran berharga. Meskipun sempat menghadapi persoalan hukum, akhirnya ia divonis bebas oleh pengadilan. Perjuangan para guru seperti Supriyani menjadi bukti bahwa dedikasi mereka tidak pernah surut, meskipun terkadang menghadapi rintangan.
GLN dan Upaya Meningkatkan Literasi Bangsa
Gerakan Literasi Nasional (GLN) Provinsi Jawa Barat, di mana saya bertugas sebagai Ketua Dewan Pembina, terus mendorong upaya literasi di berbagai wilayah. Kenaikan gaji dan tunjangan ini diharapkan memberikan motivasi tambahan bagi para guru yang tergabung dalam GLN untuk semakin giat meningkatkan literasi anak bangsa.
Kami berencana menggelar Festival Literasi Nusantara yang akan diperluas menjadi Festival Literasi Internasional. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjadikan Jawa Barat sebagai pelopor literasi internasional di Indonesia, sekaligus menginspirasi provinsi lain.
Selain kenaikan gaji dan tunjangan, program pendukung lainnya seperti Program Makan Gratis Bergizi di setiap sekolah juga menjadi langkah penting. Program ini diharapkan meningkatkan kesehatan dan konsentrasi belajar siswa, sekaligus memperkuat fondasi pembentukan generasi emas yang cerdas dan sehat.
Masa Depan Pendidikan Indonesia
Kenaikan gaji guru ini membawa harapan besar bagi masa depan pendidikan Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan komitmen para guru, kita optimis dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga berkarakter kuat.
Sebagai bagian dari DPRD Provinsi Jawa Barat, saya berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru dan kualitas pendidikan. Semoga kebijakan ini menjadi langkah awal menuju Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing di dunia internasional. ***