Menu

Mode Gelap

Diskursus · 19 Jun 2023 06:24 WIB ·

Belajar dari Perilaku Gurame

 DARI Ikan Gurame, kita mengambil pelajaran yang sangat bermakna yang bisa kita cermati dari alam. Mengambil makna dari arti mempersiapkan sebuah kehidupan baru dan menjalani hidup dengan penuh perhitungan dan tanggung jawab.* (ILMUBUDAYA.COM) Perbesar

DARI Ikan Gurame, kita mengambil pelajaran yang sangat bermakna yang bisa kita cermati dari alam. Mengambil makna dari arti mempersiapkan sebuah kehidupan baru dan menjalani hidup dengan penuh perhitungan dan tanggung jawab.* (ILMUBUDAYA.COM)

Oleh YULI ANDRIANI

Staf Pengajar Prodi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

DR YULI Andriani.*

GURAME merupakan salah satu ikan khas Jawa Barat yang banyak dibudidayakan di daerah Priangan Timur, salah satunya Tasikmalaya. Satu strain prestisius bahkan muncul dari daerah Singaparna, di kaki Gunung Galunggung, yang terkenal dengan sebutan gurame Galunggung.

Ciri khas ikan gurame strain Galunggung terletak pada bentuk mulutnya yang lancip dan panjang, sehingga gurame ini sering juga disebut dengan gurame soang.  Keunggulan gurame lokal ini pada akhirnya menjadikan komoditas unggulan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Barat, disamping ikan mas,  lele, patin, nila, dan udang.

Banyak hal menarik bila kita mencermati tingkah laku ikan gurame saat memijah atau bereproduksi. Cara ikan gurame memijah, berbeda dengan ikan jenis lain karena memerlukan tahapan-tahapan unik yang sangat spesifik dengan spesies ikan tersebut.

Teu sagawayah ;pipilih dalam bergaul, dan terencana, tampak pada cara memijahnya yang tarapti. Diawali dengan penyiapan sarang untuk memijah, ikan gurame jantan dan betina akan bergantian menyusun helai demi helai ijuk yang disediakan petani pada  “paratag” dan membangunnya menjadi sebuah sarang yang aman yang disebut dengan istilah “sosog”.

Sarang itu akan dibuat oleh induk selama seminggu. Konon, pengalaman petani menyatakan bahwa jumlah lapisan sarang tersebut adalah sebanyak  tujuh lapis, mengingatkan penulis pada proses pembuatan bumi yang juga melewati tujuh tahap penciptaan, atau peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad yang melewati tujuh lapis langit.

Selanjutnya gurame betina akan mengeluarkan telurnya pada sarang dan dibuahi oleh ikan jantan secara eksternal.  Proses pengeluaran telur gurame akan berlangsung secara bertahap dalam 2-3 kali pengeluaran telur (partial spawner). Biasanya perbandingan induk jantan dan betina  untuk  pemijahan  adalah 1 ekor jantan : 2-3 ekor betina.

Pemijahan akan berlangsung bila suasana di sekitar kolam tenang dan airnya  hangat. Sangat menjaga privasi dan jauh dari ekspos. Daun-daun sente di permukaan kolam menjadi pelindung sarang dari terik matahari sekaligus menjadi pakan bagi induk gurame. Tanda pemijahan telah selesai dilakukan dicirikan dengan tertutupnya bagian depan sarang  oleh ijuk oleh induk ikan.

Saat telur sudah terbuahi pun, gurame menunjukkan dirinya sebagai orang tua yang bertanggungjawab. Bergantian dengan pasangannya, dia akan mengibas-ibaskan ekornya ke sarang tempat telur diletakkan, supaya telur tercukupi kebutuhan oksigennya. Proses penjagaan itu tidak akan lelah dilakukan sampai telur-telur nya menetas dan menjadi anak-anak ikan yang siap hidup mandiri.

Telur yang dihasilkan (fekunditas) sekali memijah sekitar 5000 butir. Tingkah laku ikan dalam menjaga keturunannya dalam istilah perikanan dikenal dengan  “parental care”, dimiliki juga oleh beberapa jenis ikan lain seperti ikan nila yang mengerami telur dengan cara menyimpan dalam mulutnya (mouth breeder), atau ikan discus yang “menyusui”  anak-anaknya dengan lendir pada bagian luar tubuhnya.

Proses pengasuhan akan berakhir pada saat telur menetas dan menjadi larva. Pada saat menetas, larva gurame, sama halnya dengan larva ikan lain pada umumnya, memiliki kantung cadangan makanan yang berupa kuning telur (egg yolcsac) pada tubuhnya yang akan habis selama 10 hari.

Hal ini merupakan mekanisme terhadap kelangsungan hidup alami, karena saat itu larva memiliki ukuran bukaan mulut yang lebih kecil dari ukuran pakan alami yang terdapat di perairan.  Habisnya kuning telur pada larva gurame menandakan kesiapan untuk menerima pakan alami berupa plankton seperti Daphnia dan Artemia.

Bila dianalogikan dengan manusia, ikan gurame ibarat orang dari trah menak. Dia dipelihara dalam kolam untuk dipusti-pusti, tidak dirodikan sebagai budak, layaknya ikan mas yang selalu dikejar produksi. Sifatnya rendah hati (low profile), pemalu dan tidak suka pamer, tercermin dari kesukaannya hidup di perairan yang tenang dan sepi. Meskipun kontradiktif dengan ilmu produksi, gurame sampai saat ini konsisten dengan tingkat pertumbuhan  yang sangat lambat.

Bagi penulis itu mencerminkan sifat hati-hati dalam bertindak, tidak gegabah (well prepare). Namun dari  hasil pemikiran yang matang tersebut menghasilkan luaran yang maksimal. Coba bandingkan daging ikan gurame yang tidak berduri, gurih dan kompak teksturnya, dengan daging ikan bandeng yang rungseb cucuk dan bau tanah.

Dalam hal “manggung” pun, gurame selalu tampil istimewa. Tidak seperti ikan asin yang dijual dimurah-murah, diletakkan di menu makanan sehari-hari rakyat jelata, olahan masakan ikan gurame hanya muncul pada saat acara-acara istimewa, seperti khitanan, pernikahan dan syukuran, dengan harga yang jauh lebih mahal dari ikan tawar lainnya.

Sungguh suatu pelajaran yang sangat bermakna yang bisa kita cermati dari alam. Mengambil makna dari arti mempersiapkan sebuah kehidupan baru dan menjalani hidup dengan penuh perhitungan dan tanggung jawab.

Selama 17 tahun perjalanan karier penulis sebagian besar didedikasikan untuk meneliti ikan gurame dan aspek-aspek yang berkaitan dengan ikan tersebut.  Perjalanan ini semoga membentuk penulis untuk berpikir dan berlaku sesuai filosofi prilaku gurame dalam menjalani kehidupan. Karena sesungguhnya ilmu bersifat universal dan dapat kita gali dimana saja, seperti halnya saat ini penulis belajar dari para teknisi kolam yang sangat sarat pengalaman, belajar dari alam, dan belajar dari perilaku gurame. Subhanallah, tidak ada yang Tuhan ciptakan selain dengan kesempurnaan ***

 

Artikel ini telah dibaca 621 kali

Baca Lainnya

Mandatori Seputar Pansus Haji 2024

16 Juli 2024 - 18:00 WIB

Sekjen PA GMNI Abdy Yuhana Sebut Konsepsi Bernegara Oase Bagi Indonesia Raya

1 Juni 2024 - 09:34 WIB

Prabowo Presiden: Selamat Datang Orde Baru & Selamat Tinggal Reformasi!

6 Mei 2024 - 08:18 WIB

Senyum, Kunci Efektivitas Komunikasi Nabi Muhammad SAW

25 April 2024 - 23:43 WIB

PERLUKAH TEMPO MEMINTA MAAF?

26 Maret 2024 - 21:14 WIB

Mengkaji Ulang Pilpres dan Pilkada oleh Legislatif

16 Februari 2024 - 20:04 WIB

Trending di Diskursus