Menu

Mode Gelap

Berita · 5 Mei 2023 15:46 WIB ·

Mengapa Giro d’Italia Selalu Dinanti dan Dicintai?

 Remco Evenepoel 23 tahun (Soudal Quick Step/Belgia) melirik trofi “Never Ending Trophy”, juara Giro d’Italia. (Foto: Getty Images).* Perbesar

Remco Evenepoel 23 tahun (Soudal Quick Step/Belgia) melirik trofi “Never Ending Trophy”, juara Giro d’Italia. (Foto: Getty Images).*

Keindahan, Kejutan, Tifosi, Chaos, Passion dan Keunikan

BALAP sepeda grand tour Giro d’Italia tahun ini memasuki edisi ke-106 (6-28 Mei 2023) menempuh jarak 3.485 km terbagi 21 etape. Lomba Giro menempati rangking kedua setelah rangking kesatu Tour de France (Le Tour), namun Giro adalah grand tour pertama yang digelar paling awal setiap tahun yaitu bulan Mei, disusul Tour de France, Juli dan terakhir September Vuelta a Espana seri grand tour rangking ketiga.

Meski dari sisi rangking Giro kalah dari Le Tour, namun pamor Giro karena keunikannya selalu menjadi magnet dinanti dan dicintai lebih dari Tour de France karena keunikannya menggabungkan berbagai unsur sehingga yang menyaksikan, media peliput, peserta, ofisial dan tifosi menjadi jatuh hati.

Pasalnya Giro bukan sekadar lomba balap sepeda tingkat dunia yang patut disaksikan, namun juga bisa menikmati sisi lain dari balapan yaitu keunikan pemandangan bangunan bersejarah Italia dari zaman Romawi kuno menjadi daya tarik tersendiri. Banyak situs bersejarah dan wilayah dengan pemandangan eksotis di Italia yang masuk cagar budaya/alam sebagai “heritage” (warisan sejarah) dilindungi oleh UNESCO.

Selain itu makanan yang beragam ciri khas Italia, seperti Spageti menjadi daya tarik tersendiri, demikan juga minuman kopi yang diracik khusus dengan peralatan khusus yang dipakai hampir di semua restoran terkemuka dunia adalah buatan Italia, Capucino yang khas kopi Italia amat beragam di berbagai wilayah negri Spageti ini, membuktikan Italia punya daya tarik ekslusif minuman kopi. Minuman dari anggur dan buah buahan lain juga selalu mengundang selera.

Dengan berbagai keunikan itu, tak heran penggemar sepeda dari berbagai negara sangat tertarik untuk  berkunjung ke Italia menikmati dan mencobanya sebagai bagian dari menyaksikan lomba balap sepeda Giro d’Italia.

Dari sisi lombanya Giro juga sering menciptakan kejutan tak terduga berbeda dengan Tour de France yang calon juaranya tak jauh dari unggulan yang prediksi. Pemegang kaus pink tanda pimpinan klasemen bisa hilang dalam sekejap mata akibat terjatuh akibat jalan licin akibat es yang masih hadir pada bulan Mei di Italia karena musim panas baru peralihan dari musim semi. Kondisi cuaca peralihan musim dingan ke panas sering menciptakan kondisi ekstrem, hujan deras dan angin kencang menyebabkan kecelakaan dan rute harus dialihkan dan diubah.

Tifosi fanatik supporter khas Italia juga memberi warna tersendiri dengan dukungannya di rute yang dilalui, terlebih di tanjakan. Suport yang dibeikan pada peserta sangat menarik jadi tontonan juga.

Chaos (kemelut) pada Giro sering terjadi karena grand tour pertama setiap tahun menjadikan peserta masih nerveous, kecelakaan, tabrakan dan hal tak terduga bisa terjadi setiap saat.

Passion, ketekunan dan perhatian khusus yang menjiwai olahraga sepeda menjadikan Italia madalah surga penggemar olahraga sepeda. Dari pabrik sepeda hingga komponen, dan clothing sepeda, Italia adalah tempat asal mulanya semua itu seperti jam yang asalnya adalah identik dengan Swiss.

Berbagai merek sepeda terkemuka belum ada duanya dari negara lain yang hanya seakan meniru produk desain Italia, sepeda dari merek Bianchi, Colnago, Pinarello, Bottecchia, Bataglin, Williers menjadi unggulan Italia. Komponen paling terkemuka juga buatan Italia yaitu Campagnolo, harganya memang mahal tapi kualitasnya teratas dan selalu dicari penggemar fanatik, meski haus pesan hingga 6 bulan baru bisa di suplai.

Sepatu sepeda paling terkenal juga buatan Italia yaitu Sidi yang dipakai para pembalap terkemuka baik jalan raya mapun MTB, bahkan untuk balap motor dan Motocros, sepatu Sidi pilihan teratas.

Untuk Clothing, Italia juga nomor satu, ada Sportful, Santini, Nalini, Casteli dan Biemme.

Kaus Pink

Kaus (jersey) juara/pimpinan klasemen Giro d’Italia memakai kaus warna pink (maglia rosa) ini sesuai dengan warna Koran olahraga terkemuka Italia La Gazetta Dello Sport yang merupakan promotor penyelenggara Giro d’ Italia sejak 106 tahun lalu

Unggulan/Favorit

Penentuan juara Giro 2023 akan ditentukan pada rute tanjakan dan nomor ITT, sehingga kandidat juara harus punya kemampuan prima di dua disiplin ini. Tahun ini Giro memberikan porsi 9 etape tanjakan, dua di antaranya amat berat yang disebut sebagai tanjakan “brutal”, karena amat menyulitkan. Tantangan bagi jago tanjakan, ujian mental dan determinasi dan kemampuan otot unuk bisa mengungguli lawan.

Dua pembalap jago tanjakan yang menjadi unggulan teratas merebut Maglia Rosa (kaus pink) sebagai juara Giro d’Italia ke-106//2023, adalah pendatang baru Remco Evenepoel (Soudal Quick Step), pembalap muda berusia 23 tahun asal Belgia juara dunia Road Race 2022 dan Vuelta 2022 yang diharapkan jadi “the next” Eddy Merckcx, pembalap legendaris asal Belgia dengan rekor 5 kali juara Tour de France dan 4 kali Giro d’Italia dan berbagai lomba tingkat dunia lainnya.

Unggulan lainnya Primoz Roglic (33) asal Slovenia dari tim Jumbo Visma yang prestasinya 3 kali juara Vuelta (Tour Spanyol) dan berbagai lopmba besa lainnya serta hampir jadi juara Giro d’Italia 2019 namun terjatuh 2 etape jelang akhir di turunan karena salju sehingga gagal jadi juara.

Primoz Roglic 33 tahun (Jumbo Visma/Slovenia) dengan kaus pink melihat trofi “Never Ending Trophy, juara Giro d’Italia 2019 yang gagal diraihnya karena terjatuh. (Foto: Getty Images).*

Dua kandidat ini punya kemampuan seimbang dengan dukungan tim yang tangguh. Perbedaannya dari sisi pengalam dan usia, Roglic (33) terpaut 10 tahun lebih tua dari Evenepoel (23). Sulit menentukan siapa yang akan bisa menjadi juara dari kedua unggulan ini. Juara 3 kali Giro Alberto Contador (Spanyol) pun sulit menebak siapa yang akan jadi juara dari keduanya.

“Hanya Roglic dan Evenepoel, dari dua generasi berbeda yang saya prediksi bisa memuncaki podium akhir di Roma nanti 28 Mei mendatang,” ungkap Contador.

“Ini tanpa meremehkan kandidat juara lainnya seperti juara Giro 2022 Jay Hindlay (Bora Hansgrohe/Australia), Geraint Thomas (Ineos Grenadiers/Inggris) dan Egan Bernal (Ineos Grenadiers/Kolombia) juara Giro 2021,“ jelasnya.

Roglic yang gagal menjadi juara Giro 2019 akibat terjatuh satu etape jelang akhir mengatakan, Giro ada pada hatinya setiap tahun. “Giro mendapat tempat khusus di hati saya dibanding lomba tour lainnya,” ungkap Roglic yang 3 kali menjuarai Vuelta Espana (Tour Spanyol) namun hanya nyaris jadi juara Giro pada 2019.

Peta rute Giro d’Italia edisi ke-106/2023 (Grafis: Giro d’Italia).*

Ironisnya tidak ada pembalap tuan rumah (Italia) yang masuk nominasi unggulan, terakhir pembalap Italia mampu menjadi juara di kandang sendiri adalah Vincezo Nibali 2016 lalu.

Sebanyak 22 tim (178 pembalap) dengan kekuatan 8 pembalap setiap tim akan ikut serta pada Giro 2023. (Bambang Kunthady)***

Artikel ini telah dibaca 180 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Yuk ke Kampung Batagor Cibangkong, Wisata Kuliner Kota Bandung!

8 Desember 2024 - 19:09 WIB

Monumen Pahlawan Covid-19 Kota Bandung: Cara Menghormati Perjuangan dan Solidaritas Warga

8 Desember 2024 - 18:55 WIB

Mau Nongkrong dengan Tema Otomotif di Kota Bandung? Disini Tempatnya!

8 Desember 2024 - 18:47 WIB

Manfaatkan Layanan Pengaduan Masyarakat SP4N-LAPOR, Begini Caranya!

8 Desember 2024 - 18:43 WIB

Call Center 112 Kota Bandung, Solusi Cepat dan Tepat untuk Situasi Darurat

8 Desember 2024 - 18:34 WIB

Larangan Jalsah Salanah Ahmadiyah Disesalkan Pimpinan DPRD Jabar, Ini Alasannya!

8 Desember 2024 - 11:07 WIB

Trending di Berita