TUGUBANDUNG.ID – Kehadiran dan posisi guru besar sangat penting dalam upaya melengkapi proses pendidikan tidak hanya secara tekstual tapi juga kontekstual. Peran para guru besar teramat penting dalam mendidik secara konstekstual dengan menjadi teladan moral bagi seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan, sejak siswa, mahasiswa, guru, hingga dosen.
Demikian disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat H. Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutan pada kegiatan Halal Bihalal Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Guru Besar Indonesia (DPD Pergubi) Jawa Barat di Bale Dayang Sumbi Kampus Institut Teknologi Nasional (Itenas) Jalan PHH Mustopa Kota Bandung, Rabu 25 Mei 2022. Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua DPD Pergubi Jabar Prof Dr Purwadhi, MPd, Dewan Pengarah Pergubi Jabar Prof Dr Rully Indrawan, Rektor Itenas Prof. Meilinda Nurbanasari, Ir., MT., Ph.D., Sekjen Pergubi Jabar Prof Dr R Poppy Yaniawati, serta para pengurus dan anggota Pergubi Jabar lainnya.
Halal Bihalal juga dirangkaikan dengan Sarasehan bertajuk “Membangun SDM Jawa Barat Yang Berjiwa Pancasilais Melalui Sistem Pendidikan Nasional Berkualitas” di tempat yang sama. Tampil sebagai pemantik Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.I.P., S.H., M.H., M.Si dan Prof. Dr Dedi Mulyasana, MPd.
Wagub Uu Ruzhanul Ulum mengatakan Pemprov Jabar amat berharap Pergubi dapat terus memberikan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Jabar. “Pak Gubernur (Ridwan Kamil) menyampaikan ingin ada masukan dari Pergubi demi kemajuan Jawa Barat,” ungkap Uu Ruzhanul Ulum.
Lebih jauh ia mengatakan para guru besar juga harus dapat mengubah paradigma berpikir siswa terutama di tingkat menengah atas (SMA). “Harus ada motivasi-motivasi yang diberikan kepada dosen-dosen atau mahasiswa/i tentang orientasi berpikir. Siswa sekolah harus dapat mengubah paradigma berpikir bahwa sekolah sama dengan mendapat ijazah dan ketika tidak punya ijazah maka tidak bisa bekerja,” katanya menegaskan.
Bahkan, ia melanjutkan, hal yang lumrah ketika siswa berpikir ketika tidak ada lapangan pekerjaan maka artinya menganggur. “Justru setiap siswa sekolah harus memiliki pandangan luas dan mendunia bahwa apapun bisa kitra kerjakan meski sektor formal terbatas. Inilah panduan untuk berkehidupan,” ujar Uu.
Uu meminta para guru besar yang juga sering memberi pembekalan kepada kalangan dosen dan guru untuk kembali menegaskan jargon guru sebagai sosok “yang digugu dan ditiru”. “Jangan sampai memberikan ilmu di kelas secara tekstual semata tapi yang terpenting harus kontekstual. Jangan hanya menyampaikan bidang keilmuan masing masing tanpa ada sentuhan ilmu moral akhlak dan dudi pekerti. Sebab, kenyataan menunjukkan kesuksesan seseorang jika memiliki moral yang baik. Bukankah Rasulullah Saw juga diutus kedunia untuk memperbaiki akhlak dan moral manusia,” ucapnya.
Bersatu
Dalam sambutannya, Purwadhi meneskan kesiapan seluruh komponen Pergubi Jabar untuk bersatu dalam rangka memberikan kontribusi terhadap pembangunan Jawa Barat. “Kami siap dengan pemikiran untuk ikut mendorong kemajuan dan pembangunan di Jabar ini. Hal tersebut tentu sudah menjadi kewajiban moral bagi kami,” ucapnya.
Terkait dengan beberapa program selanjutnya, dalam waktu dekat Pergubi Jabar akan menggelar webinar kesehatan yang dinisiasi oleh Prof. Susy Tjahjani, M.Kes. dari Universitas Kristen Maranatha. Kemudian, pada Juli atau Agusutus akan diberikan akan ada momen penghargaan bagi anggota Pergubi yang aktif di Jawa Barat maupun di luar Jawa Barat. “juga, webinar tentang kebudayaan di ISBI yang bertujuan untuk memperkuat eksisten bidang kebudayaan Jawa Barat,” kata Purwadhi.
Sementara itu diwawancarai terpisah, Sekjen Pergubi Jabar Prof R Poppy Yaniawati mengungkapkan jumlah guru besar di Indonesia yang saat ini baru mencapai 5.664 orang atau sekitar 2,16 persen dari total dosen di Indonesia yang mencapai 261.827 orang. “Di Jawa Barat sendiri guru besar yang berstatus dosen ASN dari PTN dan dosen Yayasan yang berada di PTS ada sekitar 935 orang,” ungkapnya.
Dengan jumlah yang masih terbatas ini, Poppy menegaskan Pergubi ingin menghimpun potensi pemikiran para guru besar ini demi mendorong kontribusi yang lebih optimal demi kemaslahatan masyarakat banyak. “Semoga Pergubi Jabar bisa menjadi wadah yang menyatukan pemikiran yang beragam menjadi sinergis dan berdaya nyata demi mendorong kemajuan masyarakat banyak. Kami tidak ingin para guru besar seolah hanya berada di menara gading tanpa menyentuh realitas riil di masyarakat,” kata Poppy Yaniawati yang juga guru besar matematika Pascasarjana Universitas Pasundan.***