TUGUBANDUNG.ID – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mewakili Indonesia diumumkan menjadi pemenang dalam kompetisi global untuk skala penggunaan cool roofs di negara berkembang. Demikian rilis yang diterima redaksi tugubandung.id, Selasa 17 Mei 2022.
Kompetisi global tersebut bertajuk Million Cool Roofs Challenge untuk mendemonstrasikan model terbaik yang berkelanjutan melalui inovasi dan teknologi atap reflektif surya. UPI berhak atas hadiah senilai $750.000 atau setara 11 Milyar Rupiah untuk memperluas penerapan cool roofs di Indonesia.
Pemanasan global dampak dari kepadatan bangunan terutama pada kota-kota besar dan menimbulkan fenomena Urban Heat Island (UHI). Tren pemanasan berlanjut dan suhu global pada tahun 2021 = 0,85 derajat Celcius di atas rata-rata sejak pencatatan modern dimulai pada tahun 1880. Fenomena ini ditandai dengan semakin meningkatnya suhu kawasan pusat kota dibandingkan dengan kawasan di sekitarnya. Kepadatan bangunan, gelombang pendek radiasi matahari yang terpantul pada material-material penutup kota menyebabkan panas yang terperangkap dan menimbulkan peningkatan iklim mikro kawasan.
Isu tersebut melatarbelakangi diadakannya Million Cool Roofs Challenge (MCR) sebuah antangan global untuk mempercepat akses ke pendinginan yang terjangkau dan berkelanjutan melalui penyebaran cepat pelapis cool roofs atau atap reflektif surya.
“Kurangnya akses ke pendinginan sangat mematikan dan menjadi masalah bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Kami perlu memenuhi permintaan pendinginan yang meningkat dengan solusi yang lebih ramah iklim dan adil. The Million Cool Roof Challenge menawarkan potensi global untuk memperluas skala penyebaran atap reflektif surya yang membuat bangunan lebih nyaman bagi penghuninya dan mengurangi timbulnya tekanan panas.” kata Noah Horowitz, Direktur Clean Cooling Collaborative.
The Million Cool Roofs Challenge diluncurkan pada tahun 2019 sebagai projek dari Clean Cooling Collaborative bekerja sama dengan Global Cool Cities Alliance, Sustainable Energy for All (SEforALL), dan Nesta Challenges. Million Cool Roofs Challenge memberikan hibah $125.000 kepada 10 tim finalis yang berbasis di Afrika Selatan, Bangladesh, Pantai Gading, Filipina, Indonesia, Kenya, Meksiko, Niger, Rwanda, dan Senegal. Dalam waktu kurang dari dua tahun, secara kolektif, sepuluh negara tersebut berhasil mengaplikasikan lebih dari 1,1 juta meter persegi cool roofs — area yang setara dengan 250.000 atap rumah kecil, meskipun banyak kendala akibat pandemi virus corona.
Aplikasi cool roofs
UPI bekerjasama dengan University of Florida, dan Milenium Solutions, USA dalam kegiatan MCR telah mengaplikasikan cool roofs pada delapan provinsi, lima belas kota di Indonesia yang dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 10.000 pengguna bangunan. Tercatat bangunan pabrik, sekolah, rumah MBR, kantor pemerintah, masjid, sarana OR serta kompleks pesantren dan yatim piatu telah menjadi pilot project dalam pelaksanaan MCR,
Berdasarkan pengukuran lapangan hasil proyek percontohan, aplikasi cool roofs pada bangunan industri mampu menurunkan suhu ruang dalam sebesar 10 derajat celsius. Pada sisi lain juga, penggunaan cool roofs mampu menurunkan konsumsi energi bangunan setara 5-6% dari total energi.
Selama kegiatan MCR, Cool Roofs Indonesia telah mampu memproduksi cat pelapis cool roofs sendiri di bawah lisensi Milenium Solution, USA. Cat produksi Lab Sains, Teknologi, dan Material Bangunan UPI ini telah memperoleh sertifikat internasional yang dikeluarkan oleh CRRC (Cool Roof Rating Council). Melalui produksi ini telah memberikan kesempatan bagi pekerja lapangan, juga kesempatan pembelajaran praktis bagi para dosen dan mahasiswa yang bekerja sama dalam rangkaian kegiatan MCR. Dampak kegiatan Cool Roofs Indonesia telah memenuhi target yang dibebankan oleh juri MCR, yaitu mampu memberikan kenyamanan termal dan akses pada pendinginan; penghematan energi, serta secara nyata berkontribusi terhadap reduksi efek UHI.
Sebagai bagian dari upaya UPI ikut mengembangkan inovasi produk lokal, Cool Roofs Indonesia berencana untuk mendirikan fasilitas pengujian SRI (Solar Reflective Index) yang pertama di Indonesia. Lebih lanjut, melalui peningkatan produksi lokal, Tim Cool Roofs Indonesia berharap dapat mengurangi biaya produksi sekitar 20%, dan membuat cat reflektif surya ini lebih murah dan diakses oleh segala lapisan masyarakat.
Tim juga membuka bekerja sama dengan kementerian untuk membangun keberhasilan proyek Million Cool Roofs Challenge mereka dan mengembangkan kebijakan (misalnya, Standar Nasional Indonesia, aplikasi bangunan hijau, dll.) yang akan memfasilitasi adopsi lanjutan dari atap reflektif surya di seluruh negeri.
“Untuk menghadirkan atap dingin ke Indonesia, kami harus mengatasi hambatan adopsi, termasuk kinerja material di iklim tropis, kurangnya kesadaran akan cat reflektif surya, dan kendala sumber daya untuk mendukung instalasi,” kata Dr. Eng. Beta Paramita, Asisten Profesor, Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan manajer proyek Cool Roofs Indonesia.
Pihaknya amat menghargai kolaborasi dengan mitra institusional, akademik, dan komunitas untuk mengatasi tantangan ini untuk mencapai target dan membuat cool roofs lebih terjangkau dan dapat diakses ke banyak daerah pedesaan dan terbelakang di negara kita. “Kami senang menerima sumber daya tambahan untuk membawa manfaat cool roof ke lebih banyak pemakai di Indonesia dan berharap pembelajaran kami membantu meningkatkan penggunaan solusi pendingin ini di seluruh dunia,” ujarnya.
Tahun ini, Tim Cool Roof Indonesia telah mengeluarkan produk yang diberi label βeCool – yang berarti menjadi dingin. Produk di bawah lisensi Milenium Solution, USA ini diproduksi di Lab Sains, Teknologi, dan Material Bangunan UPI ini telah didaftarkan di dirjen kekayaan intelektual dan bersitifikat coolroof rating council (CRRC). βeCool. berwarna putih memiliki spesifikasi SRI 106, solar reflectance 0,84, thermal emittance 0,90,sehingga mampu menghemat biaya listrik 5-6% dari total pemakaian per bulan. Waktu pengeringannya cukup cepat + 30 menit. Ketahanan kualitas produk s.d. 3 tahun tergantung tingkat kelembapan dan polusi udara pada masing-masing lokasi. dan produk ini memiliki kelebihan berbahan dasar air dan waterproof. ***