KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Sudah puluhan tahun, Persib dan bobotohnya selalu merayakan hari jadinya setiap tanggal 14 Maret.
Namun, dalam satu dekade terakhir, sejumlah jurnalis, penulis, dan pegiat literasi mulai meragukan tanggal 14 Maret 1933 sebagai hari lahir Persib.
Keraguan itu muncul karena sejauh ini bukti otentik yang melatari penetapan 14 Maret 1933 sebagai hari lahir Persib tak kunjung ditemukan.
Keresahan sejumlah jurnalis, penulis dan pegiat literasi tersebut ternyata dirasakan pula oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad), Prof. Dr. Kunto Sofianto, Ph.D. Guru Besar dengan Bidang Kepakaran Sejarah Kota, Keagamaan, dan Seni ini mengaku sudah cukup lama memiliki niat untuk menjawab keresahan tersebut melalui sebuah riset.
“Sebenarnya, apa yang saya rasakan ini muncul hampir bersamaan dengan keresahan teman-teman jurnalis dan pegiat literasi yang setiap bulan Maret datang hampir selalu mempertanyakan, dan bahkan membuat laporan khusus, tentang kebenaran hari ulang tahun Persib pada 14 Maret 1933,” kata Prof.
Kunto. Prof Kunto mengakui, dari berbagai literasi yang pernah dibacanya, ia belum mendapatkan bukti otentik yang menjadi dasar penetapan 14 Maret 1933 sebagai hari jadi Persib, baik akta pendirian perkumpulan, berita acara, surat, dokumen lain, atau bahkan sekedar kliping media pada masa itu yang bisa menguatkan.
Selain bukti otentik, Kunto mengaitkan tanggal pendirian Persib dengan PSSI pada 19 April 1930.
“Kalau disebut sebagai pendiri PSSI, logisnya harusnya Persib lahir dan ada lebih dulu (dari tahun 1930),” tegasnya.
Menurut Prof. Kunto, hal itu bisa dilihat dari penetapan hari lahir 6 klub lain pendiri PSSI yaitu Persis Solo, PSIM Yogyakarta, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PPSM Magelang, dan PSM Madiun.
“Semua klub itu menetapkan momentum hari jadinya berdasarkan tanggal pendirian perkumpulan sepakbola cikal bakal mereka yang sebagian besar masih berbahasa Belanda,” kata Kunto. (Ade Bayu Indra/Tugu Bandung.id) ***