Oleh Dr Elva Ronaning Roem, S.Sos, MSi
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas (Unand) Padang
MEDIA sosial (medsos) adalah platform yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan membangun komunitas. Namun, ketika media sosial digunakan untuk menyebarkan konten yang mengumbar aib seks seseorang, ini melibatkan pelanggaran privasi, pencemaran nama baik, dan potensial untuk merugikan individu yang terlibat.
Inilah fenomena jamak yang kita temukan di platform medsos, khususnya youtube saat ini. Kanal ini menjamur saat Covid tahun 2019 hingga saat ini. Begitu banyak kanal youtube yang membahas umbar aib seks. Topik yang seharusnya tabu untuk diketahui atau ditutupi, kini malah dibuka secara terang benderang. Tak heran, kanal youtube yang membahas tentang hal ini, begitu cepat mendapat jutaan subscribers dan jutaan view penonton.
Jika ditelisik lebih jauh, ada beberapa alasan yang mungkin menjadi faktor mengapa beberapa orang memilih untuk mengumbar aib seks di media sosial. Namun, penting untuk diingat, bahwa tindakan tersebut tidak mewakili perilaku mayoritas orang dan tidak dapat digeneralisasi untuk semua individu. Beberapa kemungkinan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut.
Pertama; sensasi dan Perhatian. Beberapa orang mungkin mencari sensasi atau perhatian dengan mem-posting konten seksual di media sosial. Mereka berharap mendapatkan reaksi, perhatian, atau popularitas dari orang lain.
Kedua; kurangnya kesadaran atau pertimbangan. Beberapa orang mungkin tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari tindakan mereka atau tidak mempertimbangkan dampak negatif jangka panjang. Mereka mungkin kurang memahami pentingnya privasi dan keamanan online. Ketiga; pengaruh budaya dan norma. Budaya dan norma sosial juga dapat mempengaruhi perilaku individu dalam menggunakan media sosial. Dalam beberapa kasus, tindakan tersebut mungkin tercermin dari kecenderungan atau kebiasaan yang ada dalam budaya atau lingkungan tertentu. Nah, dalam konteks ini, jelas saja si content creator meniru apa yang diperbuat content creator negara luar, atau perilaku orang Barat yang begitu open mind.
Keempat; gangguan atau ketidakseimbangan emosional. Beberapa orang mungkin menghadapi masalah emosional atau gangguan yang mendorong mereka untuk mengambil tindakan yang tidak biasa atau tidak sehat. Mereka mungkin mencari dukungan, validasi, atau pemenuhan emosional melalui tindakan tersebut. Dapat kita lihat, berapa banyak selebgram atau model OnlyFans yang bertingkah absurd di luar norma orang Timur.
Kelima; kejahilan atau kejahatan. Nah di sini, beberapa individu yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan fenomena ini untuk sengaja menjadikan medsos untuk tujuan jahat, termasuk memeras, memfitnah, atau merugikan orang lain.
Banyak orang bertanya; apakah mengumbar aib seks di media sosial termasuk kategori edukasi seks? Menurut saya, tidak. Edukasi seks yang sehat dan bertanggung jawab melibatkan pendekatan yang ilmiah, terinformasi, dan menghormati privasi serta batasan-batasan individu. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan yang akurat dan berguna tentang kesehatan seksual, hubungan intim, perlindungan diri, dan pengambilan keputusan yang baik terkait seksualitas.
Umbar aib seks, di sisi lain, melibatkan penyebaran konten seksual pribadi tanpa izin, yang merupakan tindakan yang melanggar privasi dan mengorbankan integritas individu yang terlibat. Ini bukanlah tindakan edukatif atau bertujuan memberikan pengetahuan seksual yang bermanfaat. Jika Anda ingin belajar tentang pendidikan seksual yang tepat dan berguna, ada banyak sumber terpercaya seperti buku, dokter seksologi, atau lembaga kesehatan yang dapat memberikan informasi yang akurat dan memadai.
Dalam hal ini, penting untuk memastikan; bahwa informasi yang Anda dapatkan berasal dari sumber yang dapat diandalkan dan berbasis fakta untuk memastikan pemahaman yang benar dan sehat tentang topik tersebut.
Sebagai pengguna media sosial, penting untuk memiliki kesadaran dan bertanggung jawab dalam menggunakan platform tersebut. Ini termasuk menghormati privasi orang lain, tidak membagikan atau menyebarkan konten seksual pribadi tanpa izin, dan melaporkan konten yang melanggar hukum atau kebijakan media sosial kepada otoritas yang berwenang. Selain itu, platform media sosial juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna mereka.
Penting bagi perusahaan media sosial untuk memiliki kebijakan yang tegas terkait perlindungan privasi dan tindakan yang cepat dan efektif untuk menangani kasus pelanggaran privasi dan penyebaran konten seksual yang tidak sah.
Secara keseluruhan, penyebaran aib seks di media sosial merupakan tindakan yang tidak etis, melanggar privasi, dan dapat menyebabkan kerugian serius bagi individu yang terkena dampaknya. Kita semua harus berperan aktif dalam menghormati privasi dan integritas orang lain dalam dunia digital dan mempromosikan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.***