MASJID Al Jabbar yang terletak di kawasan Cimencrang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat. Masjid ini dikenal dengan sebutan ‘Masjid Terapung’. Masjid tersebut diresmikan pada Desember 2022 oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta Wali Kota Bandung Yana Mulyana. Masjid Raya Al Jabbar mulai didesain tahun 2015 oleh Ridwan Kamil, sebuah kesempatan berharga yang disambut dengan gembira. Arsitektur Masjid Raya Al Jabbar berbeda dari arsitektur masjid yang biasa ditemukan sehari-hari.
Bentuknya seperti setengah bola raksasa yang berukuran 99 x 99 meter dengan tinggi 40 meter. Dengan bentuk yang sama dan konsisten dari sisi manapun membuat arsitektur masjid ini ikonik. Istimewanya lagi, masjid ini berdiri tanpa satupun kolom penyangga.
Dilihat dari sisi penerapan arsitektur pada Masjid Al-Jabbar Kota Bandung, mempunyai tingkat penerapan yang sudah dikatakan dengan sudah sangat baik. Arsitektur Masjid Raya Al-Jabbar sendiri dirancang dari perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi Masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat. Melihat banyaknya fasilitas yang tersedia dengan tujuan untuk mengimplementasikan konsep desain arsitektur secara universal.
Selain ramai dikunjungi karena keindahan arsitekturnya, Masjid Al-Jabbar kini dilengkapi dengan fasilitas galeri Rasulullah. Galeri Rasulullah ini merupakan bagian integral dari kompleks Masjid Al-Jabbar yang menghadirkan lukisan dan informasi tentang kehidupan serta ajaran Rasulullah SAW. Menurut Yudistira Pangesti selaku penjaga di Galeri Rasulullah, mengatakan bahwa galeri ini tidak berada dibawah naungan langsung Masjid Al-Jabbar melainkan di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat.

“Kita tuh untuk galeri sendiri bukan di bawah naungan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Al-Jabbar tetapi dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat,” kata Yudistira.
Fungsi utama galeri ini yaitu untuk memberikan wawasan tentang bagaimana tempat ini menjadi sumber informasi, pengetahuan dan refleksi spiritual bagi para pengunjungnya. Selain itu, galeri ini juga memiliki peran penting dalam mengajarkan toleransi, pemahaman lintas budaya dan perdamaian melalui pemahaman yang lebih baik dari ajaran Rasulullah.
Menurut penjaganya, salah satu fungsi galeri ini adalah sebagai media edukasi khususnya dalam bidang keagamaan bagi para pengunjung dengan tujuan utama untuk memperkenalkan Sejaran Rasulullah SAW yang disajikan secara digital agar lebih menarik.
“Salah satu fungsi dari galeri adalah sebagai media edukasi, khususnya edukasi religi bagi orang-orang dari Jawa Barat maupun luar Jawa Barat yang mana disini tuh memang tujuan utamanya adalah memperkenalkan sejarah dari Rasulullah SAW yang kita kemas secara digital agar lebih menarik khususnya untuk kaula-kaula muda.”
Saat memasuki ruangan galeri, terdapat sejumlah diorama kehidupan sosial masyarakat Timur Tengah di masa syiar Islam. Menariknya, sebagian besar informasi bisa diakses hanya dengan sekali sentuh di layar melalui perpaduan teknologi visual dan cahaya yang memikat. Galeri Rasulullah sendiri memiliki limabelas ruangan dengan tema yang berbeda-beda. Ia menampilkan mulai dari perkembangan kisah perkembangan agama Islam mulai dari perkenalan, zaman sebelum kenabian, era Makkah, Madinah serta sampai masuknya Islam di Jawa Barat.
Untuk menunjang tampilan informasi, pengguna bisa membaca berbagai deskripsi seputar perkembangan Islam, termasuk memahami Al Quran menggunakan teknologi interactive touch read. Melalui teknologi ini, hal-hal yang ingin diketahui bisa diakses hanya dengan menyentuhnya. Bahkan, pengunjung juga bisa mempelajari dengan singkat dan jelas periode masuknya Islam, seperti kelahiran Nabi Muhammad SAW, dakwah di Mekkah dan Madinah, Isra Mi’raj Nabi Muhammad juga masa-masa sulit penyebarannya ke seluruh dunia.
Galeri Rasulullah sendiri dibuka mulai hari Rabu hingga Minggu, yang terdiri dari enam sesi dari pukul 13.00 hingga pukul 17.00. Untuk saat ini kunjungan pada galeri Rasulullah masih gratis dan setiap hari hanya dibatasi 120 orang pengunjung. ***
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan yang mengikuti perkuliahan Media dan Agama (Amelia Fauziah Rohman, Arianti Yulia Rahmawati, Mutiara Hidayat, Putri Andriani, Resha Raudia Rahmah) melakukan peliputan jurnalistik beberapa waktu lalu. Feature ini adalah salah satu karya yang dihasilkan mereka.*
Komentar