KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Organisasi profesi Swipam (Social Worker Indonesia dalam Pengembangan Masyarakat) siap memberikan kontribusi maksimal dalam pembangunan bangsa melalui pengembangan masyarakat. Hal itu mencuat pada Rapat Kerja Nasional Swipam di Bandung pada 20-21 Juli 2024. Rakernas digelar di dua tempat, yakni di kampus Poltekesos Jln. Ir. H. Juanda dan di Wisma Pendawa (milik Kemensos) di Ciumbuleuit, Kota Bandung.
Kegiatan diawali dengan pelantikan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Swipam Bandung Raya dan pembagian kartu anggota. Menjelang siang hari, Seminar Praktik Pekerjaan Sosial dalam Pengembangan Masyarakat dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber Drs. Binsar Siregar, M.Si. dan Drs. M.P.R. Siahaan, M.Si. selaku Dewan Pakar Swipam di Aula Poltekesos Bandung.
Peserta yang hadir berjumlah 80 orang dan yang mengikuti via Zoom sebanyak 30 orang. Kegiatan inti rakernas dilaksanakan di Wisma Pendawa. Para peserta terdiri atas 20 unsur DPD dan DPW serta 10 orang dari Dewan Pengurus Pusat (DPP).
Sambutan pertama disampaikan Ketua Dewan Penasihat dan Pengawas Drs. Asep Sasa Purnama, M.Si. dan dilanjutkan Ketua Umum Prof. Dr. H. Jusman Iskandar, M.S. sekaligus membuka rakernas. Keduanya menekankan bahwa kehadiran Swipam diharapkan dapat memberikan warna tersendiri dalam pelayanan dan mampu mewadahi semua pekerja sosial yang berfokus pada isu makro.
“Saya kira, kehadiran Swipam menjadi peluang sekaligus wadah perjuangan untuk mewujudkan peran pekerja sosial, khususnya pada bidang makro, baik yang bersifat advokasi, kebijakan, maupun pengembangan masyarakat. Ini merupakan suatu kebutuhan yang penting dan menjadi wadah bagi sinergi yang positif,” ujar Asep, mantan Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos ini.
Ketua Umum DPP Swipam Prof Dr Jusman Iskandar, MS menegaskan posisi Swipam sebagai organisasi profesi pekerja sosial independen yang diakui oleh negara. Kehadirannya menjadi penting untuk memperkuat posisi pekerja sosial serta kontribusinya bagi masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah.
“Ilmu pengetahuan dibangun oleh tiga bangunan utama, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, sedangkan praktik didasarkan pada teori dan semuanya harus saling melengkapi. Kita perlu memberikan rekomendasi konkret kepada pemimpin negara, pemerintah, perguruan tinggi, pengguna jasa pekerja sosial dan masyarakat mengenai pentingnya pengembangan masyarakat dan peran pekerja sosial. Saya yakin, masyarakat kita akan menjadi lebih baik apabila peran pekerja sosial dioptimalkan,” kata Jusman, Guru Besar Universitas Garut.
Acara diwarnai penyampaian pandangan DPW dan DPD mengenai rekomendasi yang akan ditetapkan untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan. Rakernas memutuskan, pertama, 19 Maret merupakan hari jadi Swipam; kedua, rekomendasi yang dibuat menjadi bahan utama untuk disampaikan kepada pemerintah; ketiga, Swipam akan menyiapkan penganugerahan Social Worker Teladan dan Berprestasi; keempat, Rakernas II tahun 2025 akan diselenggarakan di Kalimantan Selatan.
Antusiasme peserta rakernas terhadap Swipam sangat tinggi. Hal itu tidak hanya tecermin dari jumlah peserta yang mengikutinya, tetapi juga dari jumlah pertanyaan dan tanggapan yang diajukan pada sesi diskusi. Kehadiran Swipam sebagai organisasi profesi pekerja sosial yang fokus pada isu makro memberi peluang kepada para pekerja sosial yang saat ini bekerja dan fokus pada isu makro. Dengan demikian, masyarakat akan menjadi lebih baik dan berdaya jika kolaborasi dan sinergi ditata sejak dini guna menanggulangi masalah-masalah sosial, serta mendorong keberlanjutan (sustainability) bagi pembangunan dan keadilan sosial bagi masyarakat Indonesia.***