DENPASAR,.-
Setelah sukses menggelar serangkaian kegiatan pelatihan di berbagai kota dan kabupaten di tanah air sejak kurang setahun lalu, Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas) kini membidik Provinsi Bali, tepatnya di Kota Denpasar, sebagai tempat berkegiatan.
Portkesmas terus berupaya mengakselerasi penyelesaian isu kesehatan masyarakat di Indonesia melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan penguatan tenaga promosi kesehatan, gizi, dan kader kesehatan di berbagai wilayah di tanah air.
Hal itu dilakukan dengan berkeliling Nusantara melakukan serangkaian workshop bertajuk Pelatihan Komunikasi Antar Personal (KAP) dan Literasi Digital Kesehatan. Termasuk yang paling anyar adalah pelatihan yang digelar pada Sabtu (15/07/2023) di Aula SMPN Kota Denpasar, Provinsi Bali.
Kali ini Portkesmas menggandeng Dinas Kesehatan Kota Denpasar yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, SMPN 3 Kota Denpasar, serta disponsori pula oleh Hotel Hilton Garden Inn Bali Ngurah Rai, Mercure Jakarta Cikini, Ibis Styles Jakarta Simatupang, dan Baju Jaga Medis Theatre Blues.
Kegiatan pelatihan dilakukan sebagai upaya memastikan diri kebal hoaks yang merupakan komitmen bersama lintas sektor untuk memperkuat upaya kesehatan masyarakat di Kota Denpasar. “Kegiatan penguatan elemen masyarakat ini agar dapat merubah kebiasaan terlebih perilaku kesehatan di masyarakat. Kami yakin aktivitas ini akan mendukung upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat baik di tingkat desa, wilayah kerja Puskesmas, bahkan dalam satu kabupaten/kota,” kata Spesialis Komunikasi Portkesmas Putu Wirasatya Eka Putra.
Rencananya kegiatan pelatihan ini diikuti 150 orang tenaga promosi kesehatan, gizi, dan kader kesehatan seluruh Puskesmas se-Kota Denpasar yang tentunya merupakan ujung tombak dari penguatan kesehatan masyarakat Kota Denpasar.
Seperti kegiatan-kegiatan sebelumnya, pelatihan ini akan diisi dengan berbagai aktivitas seperti bermain, belajar memahami warga, serta menggunakan berbagai alat bantu untuk memberantas hoaks yang tersebar. Spesialis Program Portkesmas, Bayu Kresna Wiratama menyebutkan bahwa pelatihan ini diselenggarakan agar menjadi upaya kolaborasi bersama dalam penguatan lintas sektor.
“Kami mengapresiasi respons baik dari Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kesehatan. Kegiatan pelatihan ini amenggunakan modul dari UNICEF Indonesia dan ICT Watch untuk memastikan konten dan materinya baik dan kami harapkan dapat bermanfaat,” ungkap Bayu.
Melalui kegiatan ini, Portkesmas yang bertujuan untuk melibatkan semakin banyak pemuda dalam percepatan penyelesaian isu kesehatan masyarakat di Indonesia tersebut ingin membekali para promotor kesehatan dengan soft skill, alat bantu, dan penyegaran guna mengatasi isu kesehatan masyarakat di Kota Denpasar, terlebih menanggapi beberapa isu seperti penyakit rabies, penyakit tidak menular, dan penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis.
Tak hanya sendiri, Portkesmas juga berkolaborasi dengan ICT Watch dalam menyampaikan materi mengenai modul kebal hoaks. “Senang sekali kami dapat kembali bertemu dengan kader-kader dan tenaga dari Puskesmas yang merupakan ujung tombak menjawab hoaks kesehatan di masyarakat. Modul kebal hoaks ini akan mencakup kiat-kiat praktis dalam melakukan verifikasi hoaks,” pungkas trainer ICT Watch Savero Karamiveta Dwipayana.
Aktif mengadvokasi
Portkesmas merupakan organisasi nonpemerintah yang aktif melakukan advokasi secara multi stakeholder untuk memperoleh dukungan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia melalui berbagai program yang dilakukan.
Fokus Portkesmas saat ini adalah dalam penguatan lima pilar Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) esensial yakni :
– Promosi Kesehatan.
– Kesehatan Lingkungan.
– Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana.
– Gizi.
– Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Pendekatan advokasi dan edukasi yang dilakukan Portkesmas juga melalui kolaborasi multistakeholder dalam ranah literasi digital dan tata kelola Internet guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis masyarakat Indonesia di era digital. Maka dengan demikian transformasi digital di Indonesia akan menjadi hal tak terpisahkan dalam penguatan lima pilar UKM esensial. Ikuti langkah Portkesmas dalam menguatkan upaya kesehatan masyarakat di www.portkesmas.com.
Tembus hampir seribu peserta
Sejak awal kegiatan pelatihan yang digelar Portkesmas di Provinsi Jawa Barat, jumlah peserta yang mayoritas merupakan para tenaga penyuluh kesehatan di berbagai Puskesmas di tanah air sudah menembus hampir seribu orang.
Program perdana Portkesmas dipusatkan di wilayah Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat (Jabar). Dengan populasi mencapai lebih dari 50 juta jiwa, Jabar menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Dengan penduduk yang padat juga rentan menyimpan berbagai masalah kesehatan.
Masih rendahnya kualitas kesehatan masyarakat, seperti banyaknya jumlah kematian ibu dan bayi, tingginya penyakit menular dan tidak menular, masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, masalah gizi masyarakat, rendahnya kualitas pemerataan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan serta terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata adalah persoalan yang dihadapi.
Penyelesaian masalah kesehatan tentu membutuhkan partisipasi masyarakat. Berdasarkan data terkini sensus kependudukan, 1 dari 4 penduduk Jawa Barat adalah anak muda. ”Hal ini menjadi peluang dalam membentuk agen-agen perubahan yang dapat terlibat dalam penyelesaian masalah kesehatan di Jawa Barat, dan tentu harapannya Indonesia,” ungkap Savero Karamiveta Dwipayana.
Maka, setelah diawali di Jabar di Tasikmalaya dan Kota Bandung, Portkesmas terus berkeliling Nusantara menggelar berbagai pelatihan kampanye peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Kegiatan serupa kemudian dilangsungkan di berbagai wilayah lainnya seperti di Kabupaten Kulon Progo, Kota Surabaya, Kabupaten Pacitan, Kota Makassar, dan paling akhir adalah Kabupaten Tulungagung. Dipastikan kota dan kabupaten lainnya di tanah air juga akan terus didatangi untuk mengakomodasi lebih banyak lagi tenaga promosi kesehatan untuk mendapatkan materi pelatihan yang penting dan strategis.***