SIDOARJO,.-Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana dikenal dengan aktivitas produktifnya menjalankan Sharing Komunikasi dan Motivasi ke berbagai kalangan dan wilayah di Tanah Air bahkan hingga mancanegara. Sudah ratusan sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi disampaikan kepada sejuta lebih peserta dari beragam latar belakang profesi dan pekerjaan.
Namun, pada Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan tajuk “Bukan Halangan bagi Difabel untuk Menjadi Seorang Entrepreneur”, Selasa, 4 Oktober 2022 pagi, untuk pertama kalinya Dr Aqua akan berbicara kepada peserta dari kelompok tunarungu. Saat penyampaian materi sharing nanti, doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut akan dibantu oleh penerjemah khusus.
Bagi pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu, kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi yang digelar di SLBN Juwet Kenongo, Jl.Juwet Utara No. 269 Porong, Gondang Selatan, Juwet Kenongo, Sidoarjo, Jawa Timur ini menjadi pengalaman menarik sekaligus menantang.
“Kehadiran saya di acara ini atas undangan Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Provinsi Jawa Timur yang juga pemilk perusahaan pembuat sepatu PT Widaya Inti Plasma Sidoarjo Bapak Njo Winyoto Gunawan. Sharing Komunikasi dan Motivasi nanti akan menjadi pengalaman terbaik dan saya sangat bersemangat untuk mendorong teman-teman penyandang difabel agar tidak menyerah pada kondisi. Justru peluang terbaik akan didapat jika mampu bangkit dan secara konsisten bekerja keras,” demikian dipaparkan Dr Aqua.
Peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi diperkirakan hampir 100 orang. Selain mereka yang sedang ikut pelatihan, juga para guru dan instruktur serta orang tua mereka. Sehingga semuanya secara komprehensif bakal diberi pencerahan dan semangat oleh Dr Aqua.
Awi panggilan akrab Njo Winyoto Gunawan adalah pemilk perusahaan pembuat sepatu PT Widaya Inti Plasma Sidoarjo yang memproduksi sepatu merek Trekkers dan Double Seven Star. Ia juga menjabat sebagai Sekjen Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jawa Timur.
Menurut Awi, target peserta Sharing Komunikasi dan Motivasi tidak hanya kalangan peserta pelatihan. “Diharapkan semua pihak yang terkait dalam alur Balai Latihan Kerja (BLK) ini. Mereka di antaranya para penyelia, manajer/pengusaha, yayasan, serta guru-guru pembimbing ,” ungkap Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia Surabaya.
Peserta pelatihan mencapai puluhan orang dengan 16 orang di antaranya difabel yakni tunarungu. Usia mereka 18-30 tahun. Mereka sedang ikut pelatihan selama 20 hari dan sudah dilaksanakan selama 5 hari. Pukul 07.00 – 15.00. Dananya dari BLK Kabupaten Sidoarjo.
Semua peserta pelatihan setelah selesai kegiatan itu menjadi mitra PT Widaya Inti Plasma untuk ikut membuat bagian dari sepatu di rumahnya masing-masing. Awi sebagai pemilik pabrik sepatu ingin memberdayakan mereka.
“Dengan mendapat pelatihan diharapkan mereka memiliki ketrampilan membuat bagian dari sepatu. Sehingga aktivitas sehari-harinya produktif dan menghasilkan uang. Hal tersebut membuat mereka menjadi mandiri, tidak terus-menerus tergantung pada orang lain termasuk orang tuanya,” ungkap Awi.
Dengan memiliki ketrampilan membuat bagian dari sepatu, lanjut Awi, mereka pasti lebih percaya diri. Sebab mempunyai keahlian yang tidak semua orang bisa melakukan hal serupa.
Peserta pelatihan angkatan pertama khusus para tunarungu ini merupakan uji coba. Jika berhasil bakal dilanjutkan dengan angkatan berikutnya.
Sekretaris Aprisindo Jatim Ali Mas’ud mengatakan sejak 2018 pihaknya sudah melatih sekitar 500 orang di Surabaya dan Brebes. Setiap angkatan selalu ada difabelnyaa. Jumlahnya akan ditambah terus.
Belum sebulan sudah akrab
Sosok Dr Aqua dan Awi sejatinya kenal belum genap sebulan, tepatnya Rabu (7/9/2022) siang. Namun, keduanya sudah tiga kali ketemu. Dua kali di pabrik sepatu miliknya di Sidoarjo dan sekali di salah satu resto di Surabaya pada Rabu (28/9/2022) malam. Komunikasinya akrab sekali, seperti telah berteman puluhan tahun.
Orang yang berjasa mengenalkan Dr Aqua dan Awi adalah Soerjadi, pensiunan bankir senior yang pernah jadi Pemimpin BNI di salah satu kantor cabang di Surabaya. Bapak tiga anak yang tinggal di Yogyakarta itu yakin sekali mereka dapat berkolaborasi karena memiliki pandangan yang sama pada kegiatan sosial termasuk kepada para difabel.
Saat Dr Aqua dan Awi ketemu, salah satu tema yang didiskusikan adalah pilihan hidup Dr Aqua yang sudah 17 tahun mandiri dan hanya menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya atasan.
“Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu, tepat 17 tahun saya mulai mandiri. Menjadi orang bebas merdeka. Atasan satu-satunya hanya Tuhan. Saya sangat mensyukuri dan menikmatinya. Pilihan hidup yang tepat sekali,” ungkap Dr Aqua dalam perbincangan dengan Awi.
Dr Aqua yang juga anggota Dewan Pembina Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi (ISKI) Pusat tersebut mengingat hari terakhir dirinya sebagai karyawan adalah pada 30 September 2005 di Semen Cibinong. Setelah bekerja sekitar 10 tahun di perusahaan swasta itu. Namanya berubah jadi Holcim Indonesia sesudah dibeli korporasi besar dari Swiss. Belakangan ganti nama menjadi Solusi Bangun Indonesia setelah beralih ke Semen Indonesia.
Semen Cibinong adalah perusahaan terakhir tempatnya bekerja. Sesudah 17 tahun sebelumnya, tepatnya 27 Desember 1988 memulai karier sebagai wartawan di Harian Suara Indonesia, anak perusahaan Jawa Pos. Bersamaan dengan itu ia kuliah semester pertama di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
“Saya sengaja kuliah sambil kerja karena untuk membiayai hidup sehari-hari. Juga buat membayar uang kuliah. Selama 17 tahun bekerja sebagai karyawan di enam perusahaan yang berbeda-beda dan 17 tahun mandiri yang totalnya 34 tahun, banyak pelajaran dan pengalaman menarik yang saya peroleh. Semuanya sangat bermanfaat,” kata Dr Aqua menguraikan.
Salah satu pengalaman tersebut adalah setiap mau berhenti kerja, selalu saja ada beberapa temannya yang menunjukkan empati plus menakut-nakuti. “Aqua, kamu kalau tidak bekerja sebagai karyawan, tidak akan dihormat siapapun,” ujar mereka senada.
Merespons hal tersebut, Dr Aqua mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Diiringi dengan jawaban, “Saya tidak dihargai siapapun, sama sekali ngga masalah. Terpenting mendapat penghargaan dari Tuhan. Itu yang paling utama dan hakikih bagi saya.”
Bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu meyakini dan menjadi pengalaman pribadinya bahwa seseorang dihargai oleh orang lain bukan karena jabatan, pangkat, kekayaan, kecerdasan, wajah, dan hal lainnya yang terkait dengan duniawi. Namun penyebabnya dua hal utama yakni bagaimana menghargai diri sendiri dan orang lain secara universal.
“Selama 34 tahun bahkan jauh sebelum itu, saat masih sekolah, saya telah merasakan hal tersebut. Makanya setiap berhenti bekerja sebagai karyawan termasuk total mandiri, saya sama sekali tidak khawatir. Yakin punya Tuhan. Sangat meyakini Tuhan akan selalu memberikan rezeki dan pertolongan saat saya membutuhkannya,” ucapnya menegaskan.
Juga yang terpenting secara konsisten melakukan tiga hal. Menjaga hati selalu bersih, komunikasi yang baik sama semua orang, dan tetap berpikir positif.
Kualitas kehidupan lebih baik
Keyakinan Dr Aqua itu terbukti. Selama 17 tahun menjadikan atasan satu-satunya hanya Tuhan, kualitas kehidupannya dari berbagai aspek jauh lebih baik dibandingkan saat masih menjadi karyawan.
“Saya bisa meneruskan pendidikan hingga mentok ke jenjang S3. Semuanya linier Ilmu Komunikasi. Begitu juga rezeki dalam bentuk materi terus mengalir. Sama sekali tidak pernah kekurangan. Bahkan sering lebih sehingga bisa berbagi pada sesama yang membutuhkannya,” ucap pembicara laris itu.
Bagi Dr Aqua rezeki itu tidak semata-mata materi. Hal tersebut hanya sebagian kecil dari rezeki. Paling utama adalah rezeki dalam bentuk kesehatan. Selama ini termasuk saat pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021, ia sekeluarga diberi Tuhan kesehatan yang prima.
“Selama pandemi Covid-19 pula aktivitas saya meningkat drastis. Banyak orang yang membutuhkan motivasi terutama mereka yang kehilangan pekerjaan dan yang usahanya lesu. Saya hadir di tengah-tengah mereka,” ujar pria yang hobi silaturahim tersebut.
Rezeki berikutnya memiliki banyak teman. Dirinya sangat bersyukur karena punya banyak kawan baik di Indonesia maupun di mancanegara. Jumlahnya terus bertambah. Begitu juga kualitas pertemanannya.
“Sebagian teman tersebut setiap hari intens berkomunikasi sama saya. Menariknya, banyak kawan yang setiap saat siap memberikan bantuan jika sewaktu-waktu saya membutuhkannya,” kata Dr Aqua menegaskan.
Selanjutnya mendapatkan amanah. Telah ratusan perusahaan dan institusi yang memberikan kepercayaan kepadanya, baik untuk Sharing Komunikasi dan Motivasi maupun sebagai konsultan Komunikasi.
Memotivasi lebih sejuta orang
Sampai saat ini, Dr Aqua telah memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada lebih dari sejuta orang. Tempatnya di 34 provinsi di Indonesia dan puluhan negara.
Pesertanya beragam. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Sedangkan materinya disesuaikan kebutuhan mereka, dengan penekanan utama pada komunikasi. Hal itu sesuai dengan kompetensi keilmuan dan pengalaman praktis Dr Aqua.
Dalam pandangan Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini, komunikasi menjadi hal utama dan paling dominan dalam kehidupan. Sampai sekarang masih banyak orang termasuk yang pendidikan dan jabatannya tinggi yang komunikasinya buruk. Sehingga hidupnya bermasalah baik dengan dirinya maupun dengan orang lain.
Rezeki yang terakhir dalam bentuk materi. Jumlahnya relatif. Banyak atau sedikit tergantung seseorang mensyukurinya. Mereka yang bersyukur, biasanya selalu merasa cukup bahkan lebih, berapapun materi yang diterimanya. Sebaliknya mereka yang tidak bersyukur, sering merasa kurang. Hidupnya tidak tenang.
Menariknya semua rezeki itu adalah titipan. Setiap saat: detik, menit, dan jam semuanya bisa diambil Tuhan sebagai pemiliknya. Sedang mereka yang medapat titipan harus mempertanggungjawabkannya.
“Insya Allah hingga akhir hayat, atasan saya satu-satunya tetap hanya Tuhan. Tidak ada yang lainnya. Saya akan berhenti beraktivitas termasuk silaturahim serta melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi jika Tuhan telah menghentikannya. Selanjutnya mempertanggungjawabkan semuannya kepada Tuhan sebagai pemiliknya,” pungkas Dr Aqua penuh semangat.***
Komentar