KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – SMAN 18 Kabupaten Garut dikabarkan menjadi satu dari dua SMA Negeri se-Indonesia yang konsisten menggelar program unggulan Partnership Double System (PDS) untuk siswa kelas XII (12) sebelum mereka lulus dan meninggalkan sekolah.
Program ini merupakan kegiatan pembekalan siswa, antara lain mengenai pilihan kuliah dan kerja dengan mengundang stakeholder terkait serta tenaga pakar di bidangnya. Program ini pun berhasil menarik minat para orang tua sehingga antusias untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 18.
“Saya apresiasi konsistensi SMAN 18 ini dan merupakan contoh baik bagi dunia pendidikan Garut dimana sangat serius menyiapkan pilihan masa depan siswa sebelum jadi alumni. Garut mesti bangga, tentu terobosan ini bisa ditiru oleh sekolah negeri yang lain,” kata Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi, Sabtu (6/5/2023).
Lebih lanjut, politisi PAN Daerah Pemilihan Kabupaten Garut ini berharap, Pemerintah Daerah dapat membantu menambah fasilitas belajar di SMAN 18 lantaran saat ini dianggap sudah over kapasitas atau melebihi daya tampung siswa.
“Saya melihat memang antusias orang tua sangat tinggi agar anaknya bisa disekolahkan disana dan mengikuti program PDS. Maka Pemda perlu membantu menambah fasilitas berupa kelas atau ruangan baru dan perangkat penunjang lainnya,” ujarnya.
Koordinator program PDS SMAN 18 Garut, Deden Wahyudin menjelaskan bahwa pada awal semester, siswa kelas 12 akan diberikan semacam angket untuk menentukan pilihan mereka setelah lulus. Pihaknya pun akan mengundang pihak-pihak yang dapat menunjang program tersebut.
Deden menuturkan, jika setelah selesai SMA siswa punya pilihan lanjut studi misalnya ambil jurusan Keguruan, TNI, POLRI, kedinasan, Ekonomi, Hukum, Teknik, perawat, farmasi, bidan dokter dan lain-lain, pihaknya akan mengundang perguruan tinggi sesuai dengan minat siswa. Begitu juga, kata Deden, bagi siswa yang memilih bekerja.
Selain itu, SMAN 18 Garut juga rutin mengundang Kantor Urusan Agama (KUA) guna memberikan penyuluhan pernikahan kepada siswa, diantara tujuannya yakni untuk menekan angka pernikahan dini agar terus berkurang.
“Nah pada semester pertama sekolah mengundang perguruan tinggi yang terkait dengan minat siswa untuk memberikan pembekalan kepada mereka yang mau kuliah,” ucap Deden.
“Kami juga akan mengundang pihak Industri dan Dunia kerja, dinas tenaga kerja, BLK, dan lain-lain untuk memberi pembekalan kepada yang mau bekerja,” lanjutnya.
Program PDS tersebut, lanjut Deden, dilaksanakan setiap hari Rabu mulai pukul 10.15 WIB sampai 11.50 WIB (2 Jam pelajaran). pada bulan Maret pasca Ujian Semester, mereka mengadakan pengenalan kampus dan pengenalan kerja.
“Pengenalan kampus dilaksanakan di berbagai kampus yang ada di Garut, mereka menjadi mahasiswa tamu selama satu bulan,” sebutnya.
Sementara itu, sambung Deden, bagi siswa yang memilih kerja maka pihaknya akan menggelar semacam pengalaman kerja di industri atau dunia kerja misalnya dinas, toko, rumah makan dan yang lainnya dimana siswa akan menjadi karyawan tamu selama satu bulan dan diwajibkan membuat laporan untuk dipresentasikan.
Deden menegaskan, ke depan pihaknya juga akan membentuk BKK (Bursa Kerja Khusus) guna menyalurkan alumni yang akan bekerja. “Dan sekarang sudah beberapa lembaga penyalur tenaga kerja yang sudah bekerja sama dengan SMAN 18 Garut,” tandasnya.
“Sekedar pemberitahuan saja, program ini di Indonesia hanya aya dua sekolah. Pertama disini, kedua di Jawa Timur. Bedanya, kalau di Jatim alurnya top down yakni program Provinsi, sedangkan di SMAN 18 Garut alurnya bottom up yaitu ide gagasan dimulai dari sekolah,” pungkasnya. (NA)***