SABTU malam 20 Mei 2023, jajaran pengurus dan anggota serta banyak undangan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) se-Provinsi Jawa Barat berkumpul di Hotel Mercure, Kabupaten Karawang.
Mereka –termasuk Ketua Umum PWI Pusat, Atal Sembiring Depari dan Ketua PWI Provinsi Jawa Barat, Hilman Hidayat– menghadiri puncak acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Jabar 2023. HPN sendiri adalah tanggal 9 Februari, bertepatan dengan hari lahirnya PWI melalui Kongres I PWI pada 9 Februari 1946 di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah.
Pada Sabtu malam itu Bupati Karawang, Cellica Nurrachdiana, sangat antusias menginformasikan kemajuan kabupaten yang dipimpinnya. Sejak dulu hingga kini daerah seluas 1.753 kilometer persegi dan kini berpenduduk sekitar 2,4 juta jiwa ini tetap merupakan lumbung padi. Lahan pertanian padi lebih dari 92.000 hektare kebanyakan berlokasi di Karawang utara.
Kemudian wilayah Karawang tengah merupakan lokasi industri yang pertumbuhannya juga pesat. Kepesatan itu didukung oleh triliunan rupiah investasi beragam pabrik sehingga kompleks perumahan pun berkembang pesat di sini.
SALAH satu lokasi kesibukan daerah industri dan permukiman di wilayah tengah Kabupaten Karawang. (Foto: Wododo A.).*
Karawang selatan yang merupakan dataran relatif tinggi kini sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata. Dalam setahun terakhir obyek wisata Puncak Sempur pada ketinggian 620-an meter dari permukaan laut sedang digencarkan. Daerah lainnya di Karawang selatan ini berada pada ketinggian hingga 1.200-an meter dari permukaan laut.
Pembangunan sektor pariwisata itu dipadukan dengan kekayaan kesenian Karawang sehingga daerah di pesisir utara Jawa Barat ini ingin juga dikenal sebagai “kabupaten budaya”. Di bidang kesenian, selama ini Kabupaten Karawang sudah terkenal dengan “goyang karawang”. Namun tentu satu jenis kesenian saja –jaipongan– tidak identik dengan kebudayaan yang mengandung pengertian luas. Untuk itu Bupati Karawang ingin mengaitkannya pula dengan potensi sejarah yang dimiliki daerah ini.
Dengan beragam potensi yang dipunyainya itu, menurut Bupati Cellica, Pemerintah Kabupaten Karawang kini telah dan terus sedang bersinergi dengan sektor swasta dan beragam potensi masyarakatnya. Seiring dengan political will ini, maka pada malam itu pun pengurus PWI Jabar menyerahkan banyak penghargaan kepada para tokoh dari jajaran pemerintah dan swasta. Termasuk mereka yang aktif berkiprah di bidang kebudayaan dan olahraga.
Menuju ke Puncak Sempur
Bupati Cellica punya keinginan kuat agar Puncak Sempur, Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, menjadi “Lembangnya” Kabupaten Karawang. Maksudnya bisa terkenal seperti Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang selama ini mampu menyedot banyak wisatawan, termasuk dari Jakarta. Bupati pun mempersilakan para wartawan dan tamu-tamu lain berkunjung ke Puncak Sempur.
Minggu siang 21 Mei, banyak tamu terutama dari kalangan wartawan menuju obyek wisata Puncak Sempur. Mereka mengendarai belasan mobil dan minibus. Sejumlah wartawan senior yang berpredikat “lansia” pun ikut-serta, tidak mau ketinggalan. Mereka termotivasi oleh presentasi Bupati Cellica tentang perkembangan pariwisata daerahnya khususnya Puncak Sempur, kurang lebih 32 kilometer ke arah selatan Kota Karawang.
LEBAR jalan relatif sempit, berliku dan menanjak tajam ke arah Puncak Sempur saat ini tidak memadai untuk bus-bus berbodi besar dan lebar. (Foto: Widodo A.).*
Lantaran perjalanan ke arah dataran tinggi Kabupaten Karawang itu semakin menanjak dan berliku, maka wajar diperlukan waktu tempuh lebih dari satu jam. Harap maklum, lokasi Puncak Sempur ini relatif dekat dengan perbatasan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur yang juga merupakan daerah pegunungan.
Beberapa kilometer menuju Puncak Sempur jalanan relatif sempit, berbelok-belok, dan diwarnai tanjakan tajam. Terasa bahwa jalan-jalan itu relatif baru saja dibangun, baik diaspal maupun dicor dengan beton. Bagi mobil-mobil yang dalam kondisi prima baik mesin maupun bodinya, tentu saja tidak mengalami hambatan meskipun jumlah penumpangnya maksimal atau penuh.
Berbeda dengan mobil-mobil yang relatif berusia tua dan kondisinya sudah tidak prima lagi, wajar jika mengalami masalah di tengah jalan. Siang itu memang benar terjadi. Setidaknya dialami sebuah minibus yang disewa oleh panitia. Dengan penumpang berjumlah belasan orang, tiba-tiba semakin tidak kuat menanjak hanya beberapa kilometer menuju ke Puncak Sempur.
Solusi cepat diputuskan. Penumpang segera dititipkan ke beberapa mobil yang masih memungkinkan untuk menampung. Penulis sendiri yang ikut mobil yang terpaksa “mogok sementara di pinggir jalan” itu, ikut pindah ke sebuah mobil relatif baru milik rekan wartawan. Kenyataan di lapangan memang mobil dalam kondisi bagus pun harus siap menyusuri jalanan dengan tanjakan tajam dan berkelok-kelok itu.
Ke depan, karena Pemkab Karawang berharap obyek wisata Puncak Sempur semakin banyak dikunjungi masyarakat, konsekuensinya masih harus menyempurkan beragam fasilitas yang relevan dengan kebutuhan para pelancong. Kalau kondisi jalanan masih relatif sempit seperti saat ini, sebaiknya para pengunjung tidak menyewa bus-bus berbodi besar dan lebar, apalagi jika kondisi bus yang disewa itu tidak dalam kondisi yang prima. (Widodo A, TuguBandung.id)***
