GEREJA Santo Ignatius terletak di Jalan Baros Kota Cimahi ini merupakan bangunan kolonial yang unik dan bergaya Eropa dan dibangun pada 1905. Hal menarik adalah gereja ini menyimpan banyak jejak sejarah sejak zaman kolonialisme hingga saat ini. Desainnya yang unik menciptakan atmosfer suasana masa lalu yang membuat pengalaman unik bagi setiap orang yang menyambanginya.
Bangunan awal gedung gereja awal yang luasnya 8 x 16 meter ini berbentuk lurus dengan facade (tampak muka) bergaya neo-romantic serta langit-langit dan jendela berbentuk melengkung. Altar menyatu dengan tabernakel terbuat dari kayu jati berukir bergaya gothic dengan salib dari baja bertengger di bumbungan gereja.

Pada waktu perluasan gereja, salib dipindahkan di atas atap pintu utama sebelah selatan sampai sekarang. Pembangunan periode tersebut dilakukan di bawah pengawasan Pastor Martinus Timmers SJ dan Pastor Jacobus van Santen SJ (1907), diteruskan oleh Pastor Joanes Kremer SJ (1908).
Pembangunan yang tidak disertai gedung pastoran itu, memakan waktu lebih kurang 2 tahun, selesai pada 20 Desember 1908.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan jumlah umat semakin hari semakin bertambah sehingga dirasa perlu untuk memperluas gedung gereja. Pada 30 April 1925, gedung gereja diperpanjang sehingga ukurannya menjadi 8 x 24 meter, berbentuk salib. Kemudian, dilengkapi dengan sebuah menara lonceng dan sebuah lonceng besar yang diberi nama Angelus (para malaikat) digantungkan di situ sejak 9 Juni 1935 sampai sekarang. Pembangunan dilakukan oleh pemborong yang bernama Lim A Goh dari Bandung di bawah pengawasan de Leeuw sebagai toezicht. Biaya yang dihabiskan untuk pembangunan tersebut sekitar 9.000 gulden.
Arsitektur romantis adalah istilah yang digunakan pada abad pertengahan yang memperlihatkan gaya arsitektur Eropa sejak imperial Roma. Arsitektur yang dikenal dengan gaya kualitas yang besar dan tebal dinding sepanjang arches, piers kuat, kunci perhavaults.
Gaya romantik pertama kali diterapkan di Prancis oleh Archeologis Charles Degerville atau persekutuan Ariesse de Caummont pada abad ke-19. Memang bila dilihat dari bentuk bangunan bergaya arsitektur romanticism memiliki daya tarik tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari bentuk bangunan Gereja St.Ignatius Cimahi yang banyak menggunakan ornamen- ornamen antik hasil dari daya kreatifitas dan imaginasi yang tinggi.
Bangunan berarsitektur Eropa ini semula menghadap timur berdenah segiempat memanjang kebarat. bangunan ini memiliki dinding yang cukup tinggi. Pada bagian depan di atas pintu terdapat kaca dekoratif dan hiasan melengkung pada sisi timur, sementara pada bagian atas terdapat lambang salib. Di bagian dalam terdapat meja altar pada ruang utama pada bagian yang ditinggikan di ujung utara, samping kanan (barat) altar utama merupakan konsistor, di ruang sebelah kiri terdapat beberapa patung yakni Bunda Maria, sedang membungkus Yesus Kristus, Bunda Maria sedang menimang Yesus Kristus ketika kecil dan patung Ignatius.
Gereja Katolik Santo Ignatius ini memiliki keunikan dan menjadi salah satu bangunan heritage yang berada di Kawasan Baros Kota Cimahi. Dinding geraja itu menjulang tinggi, dengan hiasan kaca yang berjejer rapih. Bangunan gereja tua ini tak merubah sedikitpun dari bangunan aslinya yang sudah berumur lebih dari 100 tahun.
“Bangunan ini sudah tua, lebih dari 100 tahun, tak mengubah asli bangunan tua ini. Masih seperti ini, kami hanya mengecatnya saja,” ujar Albertus, salah seorang pengurus Gereja Santo Ignatius. Kini Gereja ini menjadi salah satu bangunan heritage yang berada di Kawasan Baros Kota Cimahi.
Selain sebagai tempat ibadah, gereja ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi umat Katolik di sekitar Cimahi. Gereja ini sering menjadi tempat perayaan misa, pernikahan, dan acara. ***
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan yang mengikuti perkuliahan Media dan Agama (Syahriel Sidik, Cecep Tarmana, Elsa Fitra Irhamna, Anissa Mutiara Ramana) melakukan peliputan jurnalistik beberapa waktu lalu. Feature ini adalah salah satu karya yang dihasilkan mereka.*
Komentar