Menu

Mode Gelap

Feature · 29 Jun 2023 21:01 WIB ·

Masjid Al-Barokah, Melengkapi Kebutuhan Rohani Pengunjung Monumen BLA Tegalega

 MASJID Al-Barokah di area Monumen BLA Tegalega, Kota Bandung. (Foto: Widodo A.).* Perbesar

MASJID Al-Barokah di area Monumen BLA Tegalega, Kota Bandung. (Foto: Widodo A.).*

BAGI para pemeluk agama Islam ada kewajiban menunaikan salat lima waktu dalam sehari semalam. Saat mereka menjadi musafir, masjid atau musala menjadi kebutuhan sarana penting sebagaimana kebutuhan makan dan minum. Namun jika fasilitas ibadah itu tidak tersedia, mereka diberi kemudahan atau keringanan dalam menunaikan salat tersebut.

Bagi Pemerintah Kota Bandung yang berwenang mengelola kompleks Monumen Bandung Lautan Api (BLA) Tegalega, keberadaan fasilitas ibadah bagi umat Islam itu dinilai penting. Sebab setiap hari, apalagi pada akhir pekan dan hari libur panjang, banyak sekali warga yang mengunjungi kompleks Monumen BLA itu.

Masyarakat yang mengunjungi area Monumen BLA seluas lebih kurang 17 hektare itu memiliki beragam tujuan. Yakni untuk olahraga baik sekadar jalan santai atau olahraga berat, sekadar hiburan bersama keluarga dengan menghirup udara segar di taman-taman yang tersedia, atau mengantarkan anak-anak bermain dengan beragam permainan yang tersedia di sana.

SEBAGAI tempat publik, imbauan di Masjid Al-Barokah, di area Monumen BLA Tegalega ini terasa masih relevan. (Foto: Widodo A.).*

Karena itu pada 2018 Pemkot Bandung menganggarkan dan kemudian pada 2019 melaksanakan pembangunan masjid di dekat Monumen BLA itu. Bersamaan dengan revitalisasi sarana yang lain, tempat ibadah umat Islam yag semula hanya berupa musala kecil (2 x 3 meter) itu ditingkatkan menjadi masjid.

Nama Musala Al-Barokah tetap dipakai, namun penampilan fisiknya ditingkatkan menjadi sebuah masjid yang cukup representatif. Pada pertengahan 2019 Wali Kota Bandung, Oded M. Danial (almarhum), meresmikan pembangunan Masjid Al-Barokah.

Masjid berukuran 300 meter persegi itu dapat menampung lebih kurang 200 orang jemaah. Mereka ditampung dalam 15 saf salat. Lantai keramik yang bersih dan berkilau sebagian tampak diberi karpet yang nyaman untuk diduduki. Selain tetap menggunakan penerangan listrik, ruangan masjid juga mengandalkan penerangan matahari termasuk ruangan imam.

Melengkapi kebutuhan rohani

Pembangunan Masjid Al-Barokah tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat khususnya umat Islam, baik para pengunjung maupun karyawan serta para pedagang yang sering berada di lingkungan Monumen BLA Tegalega. Mereka mempunyai kebutuhan rohani yang perlu dipenuhi, seiring kebutuhan jasmani sehari-hari mereka.

BAGIAN dalam Masjid Al-Barokah di area Monumen BLA Tegalega menjelang salat Zuhur berjemaah. (Foto: Widodo A.).*

Pagi itu, Sabtu 24 Juni 2023, Majid Al-Barokah tampak sepi. Tetapi menurut pengamatan penulis, menjadi lumayan ramai ketika azan zuhur sudah dikumandangkan oleh muazin yang bertugas. Para pengunjung dan karyawan setempat yang beragama Islam berdatangan ke masjid untuk menunaikan salat Zuhur berjemaah. Mereka berdiri secara lurus, rapat dan rapi memenuhi hampir tiga saf. Pada hari Minggu dengan jumlah pengunjung yang berlipat, jemaah salat pun bahkan bertambah banyak menjadi enam saf.

Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Barokah, Nono Suryono, bahkan masjid ini sudah mulai digunakan sejak awal bulan Ramadan 2019. “Satu Ramadan kemarin sudah digunakan untuk salat tarawih,” ujar Nono. (tribunnews.com, 25/5/2019)

Menurut Kepala DPKP3 (Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan) Kota Bandung, Dadang Darmawan, pembangunan Masjid Al-Barokah merupakan bagian dari penataan atau revitalisasi Taman Tegalega secara bertahap sejak tahun 2016. Secara keseluruhan revitalisasi itu sudah menghabiskan Rp 31 miliar.

“Terakhir tahun 2018 anggarannya Rp 18 miliar. Di antaranya untuk membangun amphitheater, mini amphitheater, dan Masjid Al-Barokah. Luas masjid ini 300 meterpersegi dan bisa menampung lebih dari 200 orang,” ungkapnya. (bisnis.com, 26/5/2019)

DEMI menjaga kesehatan bersama, poster menghadapi pandemi Covid-19 masih terpampang di Masjid Al-Barokah, Tegalega hingga kini. (Foto: Widodo A.).*

Untuk mengurus area kawasan Tegalega seluas 17 hektare itu, menurut Dadang Darmawan, melibatkan tak kurang dari 135 orang yang terdiri atas pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara), petugas kebersihan dan petugas keamanan. “Keamanan 37 orang, PHL petugas kebersihan 80 orang dan PNS 18 orang,” ujarnya.

Pendiriaan Masjid Al-Barokah memang terasa relevan bagi keberadaan Monumen BLA yang sangat bersejarah bagi Kota Bandung itu. Mengapa? Sebab, rakyat Bandung harus senantiasa bersyukur atas kepergian penjajah Belanda yang pada tahun-tahun awal kemerdekaan itu ingin kembali menguasai Indonesia. Salah satu rasa syukur adalah dengan mendirikan ibadah salat. (Widodo A, TuguBandung.id)***

Artikel ini telah dibaca 132 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Desa Wisata Penyangga Perekonomian Warga Wilayah Borobudur, Desa di Priangan Timur Bisa Mencontoh Pola Pengembanganya

28 September 2024 - 07:56 WIB

Membersamai di 33 Tahun JNE, Kekuatan Perempuan Membagi Waktu pada Inovasi Lebih Pagi

31 Juli 2024 - 05:48 WIB

33 Tahun Hadir Menjadi Mitra, Pengiriman Perorangan Maupun Pelaku UMKM Jelas JNE Lebih Unggul

30 Juli 2024 - 18:47 WIB

Herman Suryatman, Kebermanfaatan Keterbukaan Informasi untuk Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat

11 Juli 2024 - 10:13 WIB

Pebulutangkis Spidernoy Ingin Membangun Masjid

23 Juni 2024 - 12:49 WIB

Prof Dr Suwatno, Sosok Guru Besar yang Tiga Dekade Berkhidmat Menjadi Pengurus RT

18 Juni 2024 - 08:28 WIB

Trending di Feature