TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Tahun baru imlek yang biasa dirayakan selalu identik dengan pernak pernik bernuansa merah dan kuning emas.
Setiap kali perayaan tahun baru imlek bukan hanya ada kebersamaan bersama keluarga namun juga berbagai tradisinya juga makanan khas yang memiliki banyak makna.
Pernak-pernik imlek juga nampak menghiasi sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Tasikmalaya salah satunya di Plaza Asia Tasikmalaya.
Selain tentunya kue khas yakni kue keranjang, beragam manisan dan jeruk yang berwarna kuning emas yang sudah banyak dijumpai di toko-toko dan pusat perbelanjaan.
Menurut Manajer Super Market Plaza Asia Tasikmalaya, Heriyawan Tetan, mendekati perayaan selain pernak pernik yang diburu warga untuk menyemarakan perayaan imlek, yakni angpau, lampu lapion, alat-alat untuk sembahyang.
Beragam makanan dan manisan serta buah buahan juga mulai banyak pembeli. Sementara untuk harga bervariatif.
“Diantaranya dodol atau kue keranjang, manisan-manisan juga banyak diburu. Permintaan cukup banyak apalagi menjelang hari H terutama buah jeruk dan apel,” katanya saat ditemui di area supermarket, Kamis (19/1/2023).
Dikatakanya, sejak sepekan ini paling banyak diminati oleh pengunjung yaang akan merayakan imlek yakni, buah jeruk dan apel.
Kedua buah-buahan yang identik dengan warna emas dan merah itu diburu karena juga identik dengan imlek.
“Jelang hari H, jeruk dan apel banyak permintaan itu biasanya untuk saling betukar bingkisan. Selain itu, pakaian tema merah juga banyak diminati terutama baju anak dan dewasa,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu makanan khas yang pasti sudah banyak diketahui orang adalah kue keranjang. Kue itu dibuat dari beras ketan dan gula.
Perayaan imlek identik dengan makanan manis. Sehingga makanan manisan dan kue keranjang selalu disajikan.
“Manisnya kue keranjang memiliki filosofi pembawa keberuntungan. Imlek identik dengan yang manis-manis, kenapa dengan menyantap kue keranjang yang manis, mampu menjadikan kehidupan manis sepanjang tahun,” katanya.
Meski kue keranjang bisa disantap sepanjang tahun, namun secara tradisi makanan ini biasa disajikan atau lebih populer sebagai kudapan khas imlek.
Sebab kue keranjang ini menjadi sajian yang selalu dinantikan saat momen tahun baru imlek.
Dari data yang dihimpun di Tiongkok terdapat kebiasaan dan kepercayaan bahwa menyantap kue keranjang lebih dulu di tahun baru imlek, sebelum menyantap makanan lain dipercaya mampu mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.
Disebut kue keranjang di Indonesia, khususnya di Jawa Timur karena kue ini dibuat dalam keranjang-keranjang kecil. Sehingga populer dengan sebutan kue keranjang.
Kue keranjang memang dibuat manis, hal ini karena Nian Gao dialek Hokkian berarti kue manis.
Bukan hanya itu, sebutan Nian Gao dengan suku kana Nian yang berarti lengket, dimana pelafalannya mirip dengan kata “tahun” dan kata Gao yang diartikan sebagai tinggi.
Membuat kue keranjang ini memiliki makna filosifis peningkatan kemakmuran dan tingginya rejeki sepanjang tahun.
Maka tidak mengherankan jika dahulu kala orang-orang Tionghoa menumpuk banyak kue keranjang hingga tinggi. Dengan harapan rejeki mereka melimpah dan taraf hidup yang semakin menanjak.
Lengketnya kue keranjang ini juga memiliki makna erat atau solid atau juga kebersamaan hingga mempererat tali persaudaraan.
Dalam keluarga dimaknai sebagai kehidupan langgeng terlebih bagi keluarga baru atau pengantin baru.***