ROUBAIX, BELGIA, (TUGUBANDUNG.ID) – Setelah menanti selama 10 tahun akhirnya Dylan Van Baarle (29) akhirnya mampu menggapai mimpinya menjadi kenyataan menjuarai lomba klasik terkemuka “Hell of the North” Paris-Roubaix 2022 menempuh jarak 257 km akhir pekan lalu.
Pembalap Belanda yang tergabung di tim Ineos Grenadier (Inggris) ini solo break pada 18 km terakhir, di rute bebatuan cobbles stones Camphine-en-Pevele dan tak terkejar hingga finis di Velodrome kota Roubaix, Belgia.
Baarle menjadi juara dengan waktu 5 jam 37 menit yang merupakan rekor waktu tercepat sepanjang sejarah lomba klasik Paris Roubaix yang telah digelar 109 kali.
Wout van Aert (Jumbo Visma/Belgia) dan Stefan Kung (Groupama FDJ/Swiss) menempati posisi kedua dan tiga melalui adu sprint kelompok kecil, keduanya tertinggal 1 menit 47 detik dari Baarle.
Sukses Baarle juga menjadi sukses pertama kali memenangi lomba klasik Paris-Roubaix bagi tim terkemuka Ineos Grenadier (dahulunya bernama tim Sky). Tim Sky merupakan penguasa berbagai lomba jenis tour, sepeti Tour de France, Giro d’Italia dan Vuelta a Espana, namun selalu gagal di lomba klasik Paris-Roubaix.
Puluhan ribu penonton memadati rute bebatuan lomba Paris-Roubaix tahun ini, seperti sudah tidak ada lagi pandemi Covid-19. Masyarakat menyambut baik pemandangan ini karena sudah jenuh dengan pembatasan selama pandemi Covid 19 2020-2021.
Menurut Baarle, ia begitu bahagia akhirnya bisa menjadi juara lomba balap sepeda klasik terkemuka Paris-Roubaix setelah berulang kali mengikutinya. Begitu juga bagi tim Ineos Grenadier.
“Sukses ini membuktikan tim Ineos Grenadier bukan tim spesialis lomba jenis tour saja tapi juga bisa menjuarai lomba klasik, sepeti Amstel Gold Race dan kini Paris-Roubaix,“ ungkap Baarle yang tahun lalu menjadi runner up pada Kejuaraan Dunia balap sepeda Road Race. (Bambang Kunthady)***