HAUTCAM, PRANCIS (TUGUBANDUNG.ID) – Drama terjadi pada rute tanjakan terakhir etape XVIII balap sepeda paling bergengsi Tour de France edisi ke-109/2022, Kamis (21/7/2022) dari Lourdes ke Hautcam 143 km, pegunungan Pyrenees. Pada finis etape XVIII ini presiden Prancis Emmanuel Macron hadir menyaksikan lomba didampingi Christian Prudhomme direktur TdF.
Melalui pertarungan amat sengit, upaya Tadej Pogacar (UAE Team Emirates/Slovenia) break away berulang kali untuk melepaskan pemegang kaus kuning Jonas Vingegaard (Jumbo Visma/Denmark) selalu gagal. Justru Jonas balik menyerang solo break hingga finis meninggalkan Pogacar yang tercecer finis kedua tertinggal 1 menit 4 detik.
Setelah memenangi etape XVIII Jonas semakin solid sebagai pimpinan klasemen unggul 3 menit 26 atas runner up Pogacar juara bertahan 2 kali TdF.
Dengan sisa tiga etape lagi menuju finis di Paris, Minggu (24/7/2022), gelar juara umum TdF 2022 semakin dekat menjadi milik Jonas karena etape XIX dan XXI (terakhir) rutenya datar. Hanya etape XX Sabtu (23/7/2022) nomor ITT yang bisa sedikit merubah keunggulan waktu yang dimiliki Jonas Vingegaard.
Sportivitas Jonas
Persaingan di etape XVIII Jonas Vingegaard dan Tadej Pogacar dua jago tanjakan kelas dunia generasi baru memberi contoh pentingnya sportivitas untuk meraih kemenangan.
Di rute menurun terakhir setelah Col de Spandelles km 116, Jonas secara sportif menunggu Pogacar yang terjatuh karena slip di turunan terjal tikungan ke kiri dan masuk parit. Pogacar hanya luka ringan paha kiri bawah, dengan celana robek bisa terus melanjutkan lomba. Atas Sportivitas Jonas, Pogacar memberi tanda jempol dan bersalaman akrab dengan Jonas.
Pada 1 km sebelum Pogacar jatuh, di jalan menurun berliku yang sama Jonas Vingegaard lebih dulu nyaris celaka di tikungan karena pedalnya kena aspal, beruntung tidak jungkir balik tapi jadi terhambat beberapa waktu karena meluruskan keseimbanganya. Pada situasi ini Pogacar justru memanfaatkan meningkatkan kecepatan di jalan menurun meninggalkan Jonas. Perlu waktu cukup lama bagi Jonas untuk mengejarnya.
Pada kondisi giliran Pogacar yang jatuh, Jonas bisa saja melakukan tindakan sama mempercepat lajunya seperti Pogacar meninggalkanya ketika Jonas hampir jatuh. “Itu yang biasanya terjadi sportivitas yang luntur. Kini dengan aksi Jonas jadi mendapat momentum baru, tindakan Jonas yang sportif menunggu Pogacar yang jatuh dan tidak membalasnya dengan akselerasi,” ungkap Contador.
“Ini adalah momen bersejarah di TdF, pesan spotivitas bagi dunia olahraga,” ujar Alberto Contador juara 3 kali Tdf yang meliput TdF untuk Eurosport dengan sepedamotor.
Setelah momen itu, duel berlanjut memasuki tanjakan terakhir terakhir sejauh 13,5 km antara pemegang kaus kuning Jonas Vingegaard (Jumbo Visma/Denmark) dan juara betahan 2 kali TdF Tadej Pogacar (UAE Team Emirates/Slovenia).
Persaingan berakhir dengan kemenangan Jonas solo break 4,6 km rute tanjakan terakhir setelah di pacing oleh rekan setimnya pemegang kaus hijau Wout Van Aert, meninggalkan Pogacar kemudian Jonas melaju sendirian hingga finis di Hautcam dengan waktu 3 jam 59 menit 50 menit. Pogacar menyusul finis di posisi kedua tertinggal 1 menit 4 detik dan Wout Van Aert (Jumbo Visma/Belgia) finis ketiga + 2 menit 10 detik.
Sukses merebut etape XVIII semakin memantapkan posisi pemegang kaus kuning Jonas Vingegaard yang merebut dua kemenangan penting yaitu etape XI Pegunungan Alpen merebut kaus kuning dan etape XVIII di Pegunungan Pyrenees untuk memperkokohnya.
Selain memegang kaus kuning, sukses menjadi pemenang di dua etape tanjalan terberat TdF di Alpen dan Pyenees, kini Jonas juga merebut kaus polka dot (king of mountain) yang hingga etape XVII masih dikuasai Simon Geschke (Cofidis/Jerman).
Hingga etape XVIII Jonas Vingegaard semakin solid menguasai kaus kuning, dibuntuti urutan kedua Tadej Pogacar + 3 menit 26 detik, ketiga Geraint Thomas (Ineos/Inggris) + 8 menit dan keempat atlet tuan rumah David Gaudu (Groupama FDJ/Prancis) + 11 menit 5 detik.
Usai finis etape XVIII, Tadej Pogacar (UAE Team Emirates) mengakui kekalahannya dari Jonas Vingeraard yang lebih tangguh di tanjakan panjang dan berat.
“Jonas adalah jago tanjakan terbaik dunia saat ini, dia membuktikannya di dua etape tanjakan berat, Alpen dan Pyrenees, saya menaruh respek padanya juga sportivitasnya ketika saja jatuh jonas menunggu. Dia adalah sahabat sekaligus rival yang membuat saya lebih semangat berlomba,” tutur Pogacar.
Jumat (22/7/2022), Etape XIX menempuh rute datar + sdikit perbukitan Magnoac – Cahors 188,3 km. Kesempatan sprinter versus break away para oportunis. (Bambang Kunthady)***