TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Sudah hampir satu bulan sejak peristiwa terbakarnya 150 kios pasar besi dan sebagian kios pasar burung, hingga kini belum ada kelanjutanya.
Pemerintah Kota hanya berjanji bahwa lokasi yang rata akibat kebakaran itu akan segera dilakukan pembenahan. Bahkan dalam penyampain janjinya perencanan atau pembangunan itu masuk dalam anggaran perubahan.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar Pancasila Ahmad Syarifudin menyebutkan, pada kenyataanya, hampir satu bulan setelah musibah kebakaran, sejumlah pedagang terpaksa berjualan karena terdesak kebutuhan.
“Faktanya, baru belasan pedagang yang bisa kembali berjualan dari sekitar 150 pedagang,” ujar Ahmad saat memberikan keterangan di Jalan Dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Selasa (7/2/2023).
Dalam hal ini, pihaknya mendesak Pemkot Tasikmalaya segera mengambil langkah dalam membuat aktivitas Pasar Besi Cikurubuk kembali berjalan.
“Jika para pedagang dipaksakan membuka lapak dengan kondisi seadanya, khawatir dengan keamanan. Sebab tidak sedikit pelaku kriminal. Mereka harus patroli setiap malam karena barang daganganya kerap hilang dicuri,” katanya.
Menurutnya, belum lama ini dilokasi pasar besi pedagang yang membuka lapaknya, sempat disatroni maling. Padahal barang jualan mereka itu dinilai aman karena terkunci dan sering dilakukan jaga malam.
Selain itu, kata Ahmad, sebagian besar pedagang juga belum memiliki modal cukup untuk kembali menata usahanya setelah musibah kebakaran itu.
“Kami harap, Pemerintah Kota segera memberikan solusi bagi kelangsungan usaha mereka. Selain tentunya untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu pula, lanjut Ahmad, dilakukan komunikasi dan konsolidasi Forum Pasar Rakyat. Dimana forum menyoroti langkah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang menggelar audiensi dengan PJ Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah.
Ia menyebut, Forum Pedagang Pasar Rakyat Tasikmalaya mengaku baru mengetahui bahwa organisasi APPSI kembali muncul pada saat ini. Padahal seharusnya ada koordinasi atau komunikasi dengan forum Pasar Rakyat yang telah ada sejak lama.
“Kami tidak mempermasalahkan adanya Asosiasi atau himpunan pedagang pasar tradisional lain yang memiliki itikad baik untuk memperjuangkan nasib para pedagang,” ujarnya.
Akan tetapi, kata Ahmad, harus ada komunikasi secara komprehensif dengan semua warga pasar rakyat. Selain itu, wadah organisasinya juga sebaiknya benar-benar mewakili para pedagang pasar.
Dimana tidak disusupi kepentingan salah satu kelompok tertentu juga kepentingan politik yang biasa muncul karena bakal ada pesta demokrasi di tahun 2024.
“Kami harap, Pj Walikota mau segera mengadakan audensi dan kami tegaskan bahwa Forum Pasar Rakyat ini tidak berafiliasi dengan APPSI atau partai manapun,” ujarnya.
“Kami juga mengajak seluruh pedagang tidak mudah terjebak pada pusaran organisasi yang tiba-tiba eksis menjelang pemilu untuk menjadikan para pedagang hanya sebagai objek,” sambung Ahmad.
Menurut Ahmad, sejak PD Pasar bubar, forum sudah lebih dulu eksis dan intens berkomunikasi dengan pemerintah. Salah satu misi forum yang dibentuk itu yakni memperjuangkan penata kelolaan Pasar Rakyat yang lebih baik.
“Jadi berdasarkan kesepakatan para pengurus Pasar Rakyat Tasikmalaya yang meliputi Pasar Pancasila, Gegernoong, Indihiang, Cibeuti, Pasar Besi dan Padayungan , kami menegaskan akan tetap berjuang atas nama Forum Pedagang Pasar Rakyat,” ujarnya.
Dikatakan Ahmad, hadirnya Ketua Himpunan Pedagang Pasar Cikurubuk H.Jahid dan H.Dudung Suparti di jajaran pengurus APPSI, itu tidak mengatasnamakan forum melainkan pribadi.
“Kami harap Pj Walikota merespon keinginan forum untuk beraudensi,” katanya.***