Menu

Mode Gelap

Berita · 4 Jul 2022 07:35 WIB ·

Dr Aqua Dwipayana “Memborong” Karya Fiksi Seorang Profesor Komunikasi

 Dr Aqua Dwipayana “Memborong” Karya Fiksi Seorang Profesor Komunikasi Perbesar

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) –  Prof Deddy Mulyana, MA, PhD dikenal sebagai salah seorang “begawan” atau pakar terkemuka di bidang Komunikasi. Artikel ilmiah baik untuk kepentingan jurnal ilmiah maupun karya populer yang dimuat di berbagai media massa papan atas regional maupun nasional, telah dikenal banyak pihak. Pun demikian dengan buku-buku teks bidang Komunikasi telah banyak dibaca dan menjadi rujukan, terutama pada bidang metodologi penelitian kualitatif, komunikasi berperspektif antropologi, komunikasi lintas budaya, komunikasi kesehatan, dan lain-lain. Baik ditulis dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Namun, tak banyak kalangan yang tahu sejatinya Prof Deddy Mulyana, memulai “karier” kepenulisannya juga dengan banyak menulis karya sastra atau fiksi. Kebanyakan karya fiksinya dituangkan dalam bentuk cerita pendek dan beberapa di antaranya berupa puisi. Jauh sebelum karya-karya ilmiah terbaiknya terbit dan menjadi rujukan para mahasiswa komunikasi di berbagai strata, karya-karya cerpennya sejak akhir 1970-an dan awal 1980-an banyak menghiasi halaman sastra dan budaya koran-koran di masa itu. Baik media cetak berskala nasional maupun regional Jawa Barat.

“Agaknya tak banyak orang tahu bahwa jauh sebelum saya menjadi akademisi, saya telah menulis puluhan cerpen. Dalam kurun waktu 1974 – 1993, sekitar 80 cerpen saya dimuat di lebih dari 20 media cetak (surat kabar dan majalah),” demikian disampaikan Prof Deddy Mulyana di kediamannya ketika Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana bersilaturahim ke kediaman guru besar yang sudah dianggap sebagai orang tua sendiri olehnya pada Kamis (30/6/2022) siang.

Setiap kali melawat ke Kota Bandung, Dr Aqua selalu meniatkan diri dan bersilaturahim kepada Prof Deddy Mulyana. Baik di kediamannya atau pun di tempat lain yang sekiranya dapat dijangkau Dr Aqua saat ada di Kota “Kembang” Bandung. “Saya sudah menganggap Prof Deddy Mulyana sebagai orang tua sendiri. Beliaulah yang terus mendorong dengan keras agar saya menyelesaikan studi S2 dan S3 di Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad). Pak Deddy juga yang banyak membantu saat saya ada kesulitan terkait kuliah tersebut,” ucap Dr Aqua.

Prof Deddy Mulyana yang pernah menjabat sebagai Dekan selama dua periode (2008-2012, 2012-2016) atau menjadi Dekan ke-9 Fikom Unpad menjelaskan dari puluhan cerpen yang dihasilkannya terdapat satu cerpen dalam bahasa Inggris dan beberapa cerpen lainnya merupakan terjemahan. “Media yang pernah memuat cerpen-cerpen saya, antara lain: Pikiran Rakyat, Gala, Mandala, Yudha Minggu, Simponi, Sinar Harapan, Kompas, Indonesian Times, Femina, Ria Remaja, Violeta, Suasana, Aneka Ria, Estafet, Adzan, dan Amanah.  Saya menganggap penulisan fiksi tersebut sebagai hobi saja. Sebagian dari cerpen-cerpen tersebut saya bukukan kemudian,” ungkap Prof Deddy yang dikenal rendah hati dan bersahaja.

Webinar “Pada Suatu Musim Semi”

Pada Kamis (30/6/2022) Fikom Unpad menggelar Webinar Nasional bertajuk “Fiksi Dalam Perspektif Komunikasi” dan Peluncuran Buku “Pada Suatu Musim Semi”. Pesertanya adalah para dosen dan mahasiswa Ilmu Komunikasi secara nasional, pecinta Ilmu Komunikasi dan masyarakat umum.

BUKU “Pada Suatu Musim Semi”, kumpulan cerita pendek yang ditulis Pakar Komunikasi Prof Deddy Mulyana, MA, PhD.*

Begitu banyaknya yang ingin menghadiri acara tersebut, sehingga yang mendaftar melebihi kuota peserta yang disediakan panitia. Mereka diakomodir melalui channel youtube.

Beberapa hari sebelum acara dimulai, peserta yang mendaftar sudah melebihi kapasitas yang ada. Mereka diantaranya mahasiswa Prof Deddy Mulyana baik di Fikom Unpad maupun di universitas lainnya.

Pembicara dalam webinar tersebut Dr. Aam Amiruddin, M. Si, Dr. Septiawan Santana Kurnia, M.Si, dan Maimon Herawati, S. Sos.,M. Litt.  Pembicara utama tentu adalah Prof Deddy Mulyana, MA, PhD. Buku “Pada Suatu Musim Semi” adalah kumpulan cerpen yang ditulis Prof Deddy Mulyana dan baru dua hari sebelumnya diterbitkan.

Animo publik terhadap karya fiksi sang profesor Komunikasi itu ternyata juga paralel dengan antusiasme serupa terhadap buku-buku ilmiah yang sejak lama diluncurkannya.

“Hari ini saja (30 Juni 2022), selain sekitar 50 buku kemarin,  saya harus menandatangani 150 buku kumpulan cerpen saya  ‘Pada Suatu Musim Semi” yang baru terbit 2 hari lalu, yang dipesan peminat. Termasuk 100 buku yang diborong Dr Aqua Dwipayana, motivator ulung yang telah menghasilkan sejumlah buku, salah satunya buku super best sellerThe Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi’ yang saya beri Kata Pengantar,” kata Prof Deddy Mulyana menjelaskan.

Untuk pemesan bukunya dapat lewat WA di nomor 08112202496. Menariknya diberi diskon 20 persen dan ada tanda tangan Prof Deddy Mulyana sebagai penulisnya.

Deddy amat kagum pada kesuksesan buku karya Dr Aqua Dwipayana tersebut yang kemudian hasil penjualannya digunakan untuk program umrah gratis The Power of Silaturahim (POS) yang sampai sekarang sudah berjalan tiga gelombang. Jumlah Jamaah umrah gratis yang sudah diberangkatkan mencapai lebih dari 130 orang dalam program umrah gratis POS I, II, dan III. Program tersebut direncanakan akan terus berjalan pada gelombang-gelombang berikutnya seiring dengan mulai dilonggarkannya perjalanan umrah ke Tanah Suci Mekkah dan Madinah oleh Pemerintah Arab Saudi.

“Buku ‘The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi’ sejak awal terbit pada 2016 terus dicetak ulang  berkali-kali. Padahal, buku-buku Komunikasi saya, yang best seller sekalipun, belum pernah ‘selaku’ ini pada hari-hari pertama setelah terbit,” ucap Prof Deddy Mulyana.

Menurut Prof Deddy Mulyana, beberapa jam usai peluncuran buku “Pada Suatu Musim Semi” secara daring, Dr Aqua datang ke rumahnya untuk bersilaturahim. Langsung dihadiahi buku terbarunya lengkap dengan tanda tangan penulisnya. Dr Aqua sendiri karena jadwalnya yang padat, tidak mengikuti peluncuran buku secara virtual tersebut.

Dr Aqua rupanya heran dan penasaran, seperti juga banyak orang lainnya, bahwa Prof Deddy Mulyana yang akademisi komunikasi bisa menghasilkan buku fiksi. Yang kemudian menjadi sisi lain dari kepenulisan guru besar Komunikasi Unpad tersebut. Dalam Teori Psikologi Komunikasi, khususnya tentang Persepsi Selektif, ini mungkin dampak dari “Kontras” atau “Tampil Beda” yang membuat orang lebih atentif.

Dua hari setelah kontak Kang Iman dari Penerbit Khazanah Intelektual, Prof Deddy Mulyana pun “lembur” di kantor penerbit untuk menandatangani 150 buku pesanan tersebut hari ini, agar buku cepat sampai kepada para pemesan.

Deddy semakin sadar bahwa ketika suatu buku ditandatangani penulisnya, bagi sebagian pembaca buku, tanda tangan penulis justru ”lebih mahal” daripada bukunya. “Terima kasih kepada Kang Iman dan Kang David yang sudah “memagangkan” saya di kantor mereka hari ini, juga terutama kepada para peminat buku saya, khususnya Dr. Aqua. Semoga terhibur setelah membacanya ya,” demikian disampaikan Deddy Mulyana.

Toh, Prof Deddy Mulyana sendiri menganggap penulisan fiksi tersebut sebagai hobi saja. Sebagian dari cerpen-cerpen tersebut  memang ada yang dibukukan kemudian. Total dirinya telah menghasilkan tujuh buku fiksi, termasuk: Kisah-Kisah dari Amerika (1991), Senja di San Fransisco (2004) dan Bidadari Kerudung Biru (2005). Ternyata, Prof Deddy Mulyana juga menulis dua cerita bersambung untuk anak-anak yang dimuat di Harian Pikiran Rakyat, yang kemudian dibukukan dengan judul masing-masing Perjalanan Ujang ke Benua Kanguru (1984) dan Perjalanan Ujang ke Negeri Sakura  (1992).

Cerpen pertamanya berjudul “Nisan Berkalung” dimuat di Gala (kini Galamedia). “Saya masih ingat, dimuat tanggal 29 April 1974 ketika saya duduk di kelas dua SMA, dengan honorarium Rp 600. Sebagian cerpen saya bernuansa mellow (romantis, sendu, cengeng, kadang tragis).”

BEBERAPA kliping karya fiksi Prof Deddy Mulyana, MA, PhD.*

Pof Deddy Mulyana mengaku merasa geli atau malu juga membaca sebagian cerpen lama tersebut. “Awalnya saya ingin mengubur hobi lama ini. Akan tetapi peluang dan takdir ternyata ‘memaksa’ saya untuk memunculkan kembali sejumlah cerpen. Terima kasih kepada Penerbit Angkasa, Penerbit Remaja Rosdakarya dan Penerbit Khazanah Intelektual yang telah menerbitkan karya-karya imajinatif saya dalam bentuk buku,” ucap Prof Deddy Mulyana, MA, PhD. ***

Artikel ini telah dibaca 134 kali

Baca Lainnya

Gencatan Senjata Disepakati, Rumah Zakat Rencanakan Penambahan Pendistribusian Bantuan ke Gaza

17 Januari 2025 - 09:39 WIB

Reli Dakar 2025: Nani Roma Kuasai Etape X Kategori Mobil

16 Januari 2025 - 23:52 WIB

Le Braga, Lokasi yang Tepat untuk Menikmati Atmosfer Kreatif dan Historis Jalan Braga

16 Januari 2025 - 22:06 WIB

Lawan Pelecehan dan Kekerasan Seksual, Ini Pelayanan dan Program Unggulan UPTD PPA Kota Bandung

16 Januari 2025 - 21:58 WIB

Ini Cara Lapor Jika Alami atau Mengetahui Adanya Kekerasan dan Pelecehan Seksual

16 Januari 2025 - 21:27 WIB

Mural Kolong Jembatan Pasupati Bakal Jadi Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2025 - 21:18 WIB

Trending di Berita