Menu

Mode Gelap

Berita · 25 Jun 2022 14:38 WIB ·

Wujudkan Zona Integritas Bermula dari Keberanian Lakukan Manajemen Perubahan

 Wujudkan Zona Integritas Bermula dari Keberanian Lakukan Manajemen Perubahan Perbesar

BOGOR (TUGUBANDUNG.ID) – Keberanian menjalankan manajemen perubahan menjadi salah satu prasyarat mewujudkan Zona Integritas di sebuah organisasi. Manajemen perubahan adalah upaya mengelola struktur organisasi untuk dengan sadar mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), dan budaya kerja (culture set).

Hal tersebut disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana pada Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Mewujudkan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM pada Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor” Jumat (24/6/2022) sore di aula Kantor Imigrasi Kelas I Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bogor Jl. Ahmad Yani No. 19 Tanah Sareal, Kota Bogor. Dr Aqua mendapat undangan langsung dari Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor, Henki Irawan, A.Md.Im, S.H, M,H untuk melaksanakan hal tersebut.

Dr Aqua menyampaikan presentasinya lebih dari tiga jam. Semua pesertanya antusias sekali. Acaranya berhenti sekitar 15 menit untuk memberikan kesempatan yang beragama Islam melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menegaskan upaya dalam mewujudkan manajemen perubahan diarahkan pada beberapa aspek mendasar. Langkah awal adalah meningkatkan ketaatan terhadap pengelolaan sumber daya manusia (SDM) aparatur pada masing-masing Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

“Kemudian, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur pada masing-masing Zona Integritas menuju WBK/WBBM. Selanjutnya, mewujudkan kedisiplinan SDM aparatur terkait. Selain itu mengusahakan peningkatan efektivitas manajemen SDM aparaturnya. Terakhir mengoptimalkan profesionalisme SDM aparatur yang mengarah pada tujuan tersebut,” kata Dr Aqua menguraikan.

Semua perubahan positif itu, lanjut anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat tersebut harus menjadi gerakan bersama. Tanpa terkecuali, dengan melibatkan seluruh pegawai mulai dari pimpinan tertinggi hingga karyawan yang paling rendah.

Dimulai dari pimpinan yang menjadi role model sehingga seluruh jajaran dengan penuh sukacita mencontohnya. Tidak ada keterpaksaan melakukan itu.

“Contohnya di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor. Pak Henki sebagai pimpinan tertinggi selalu menunjukkan keteladan. Dengan begitu seluruh jajaran di bawahnya tinggal mengikutinya saja,” tutur Dr Aqua.

Menurut Dr Aqua pada setiap diri pegawai harus ditimbulkan kesadaran untuk mewujudkan WBK/WBBM. Sehingga gerakan bersama tentang itu sukses dilaksanakan.

Predikat Zona Integritas menuju WBK/WBBM merupakan gerbang awal dalam mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani. “Tema ini sangat penting sebagai bagian dari upaya meningkatkan spirit dan motivasi seluruh unsur di lingkungan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPT Bogor,” ungkap Dr Aqua.

Antarpegawai, lanjut penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini harus saling membantu untuk mewujudkan semua rencana di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor termasuk untuk meraih predikat WBBM. Jika ada masalah terkait itu agar bersama-sama mencari solusinya.

Sesama pegawai, ujar Dr Aqua jangan saling menyalahkan kalau ada masalah. Hal tersebut harus dihindari karena dapat membuat suasana kerja jadi tidak kondusif.

Mantan pegawai selama 17 tahun di sembilan perusahaan itu mengingatkan agar sesama pegawai jangan ada yang merasa sebagai saingan. Apalagi sampai membuat suasana kerjanya jadi tidak nyaman.

“Sesama pegawai di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor ini adalah bersaudara sehingga harus saling membantu dan menjaga hubungan baik. Jangan ada yang merasa sebagai pesaing. Saingannya adalah Kantor Imigrasi Kelas I lainnya. Targetnya menjadi yang terbaik di antara semua Kantor Imigrasi Kelas I se-Indonesia,” tegas Dr Aqua.

Untuk itu, kata mantan wartawan di banyak media besar ini, agar semua pegawai mengoptimalkan potensi dirinya sehingga masing-masing dapat menghasilkan kinerja yang terbaik. Jika seluruh kekuatan tersebut disatukan akan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan warga negara asing yang datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor.

Terkait dengan pegawai yang tidak memberikan dukungan penuh pada upaya mewujudkan Predikat Zona Integritas menuju WBBM, Dr Aqua menyarankan karyawan itu jangan ditegur di depan banyak orang karena dapat menimbulkan masalah baru. Terbaik dilakukan adalah atasannya langsung memanggil yang bersangkutan. Kemudian diajak bicara berdua dari hati ke hati.

“Saat bicara berdua tersebut beri kesempatan kepada karyawan itu untuk menyampaikan alasannya tidak memberikan dukungan penuh. Sekecil apa pun kesalahannya harus diberi sanksi minimal lisan. Itu sekaligus sebagai terapi kejut kepada pegawai yang lain agar tidak melakukan hal serupa,” tutur Dr Aqua.

Sebaliknya, ungkap pria yang sudah memberikan motivasi kepada sejuta orang lebih baik di Indonesia maupun di puluhan negara itu, jika ada pegawai yang berprestasi sampaikan apresiasi di depan orang banyak. Penghargaannya tidak harus dalam bentuk materi. Namanya disebut oleh pimpinan di depan karyawan yang lain, pasti orang itu senang sekali.

Kemudian, lanjut Dr Aqua, meminta orang itu untuk menjelaskan tentang prestasinya dan upaya mencapainya. Dia pasti dengan senang hati menceritakannya.

Prestasi itu tidak selalu yang dibuat pegawai. Menurut pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada 23 Januari 1970 tersebut, apresiasi juga sebaiknya diberikan jika ada anggota keluarganya seperti istri, suami, dan anak-anaknya yang meraih keberhasilan dalam satu bidang.

“Secara psikologi komunikasi setiap orang baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua senang diapresiasi. Asal melakukannya secara proporsional dan profesional, tidak berlebihan,” terang Dr Aqua.

Bapak dari Alira Vania Putra Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu menegaskan kreativitas organisasi juga menjadi bagian penting dalam strategi dan implementasi mewujudkan Zona Integritas.

“Kreativitas itu misalnya dijalankan dalam wujud mengikuti standar operasional dan prosedur (SOP) pelayanan yang telah ditentukan. Kemudian selalu “up to date” dengan digitalisasi, sikat para calo dan semua bentuk pungutan liar atau pungli, lakukan pelayanan secara daring atau online, serta tentukan kepastian waktu dan tempat ambil dokumen. Itulah jiwa kreatif yang bisa dimunculkan sebagai upaya mengakselerasi budaya organisasi yang melayani,” kata Dr Aqua.

Memiliki kompetensi komunikasi

Penulis buku “super best seller” yang berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” ini lebih jauh menguraikan untuk menunjang apapun pekerjaan yang dijalani, setiap orang harus memiliki kompetensi komunikasi yang efektif. Hal ini menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan.

Efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini mengacu pada lima aspek yakni Respect atau perhatian yaitu di mana saja, kapan pun, kepada siapa pun selalu menghormati jangan pernah sekali pun meremehkan seseorang.

“Sebagian besar orang yang datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor ini menginginkan layanan terbaik. Langsung layani sesuai standar yang ada. Jangan diskriminatif karena kita juga tidak mau dibegitukan,” pesan penulis banyak buku “super best seller” ini.

Dr Aqua mengingatkan agar melayani jangan melihat dari penampilan seseorang. Kenapa? Sebab tampilan luar setiap orang tidak mencerminkan dalamnya. Apalagi tidak semua orang yang datang diketahui latar belakangnya.

Kemudian Empati atau bisa menempatkan diri yaitu bagaimana merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dengan bersikap seperti itu pasti menimbulkan kepedulian kepada sesama.

“Selanjutnya Audible atau dapat dimengerti yaitu semua yang disampaikan dengan mudah dipahami seluruh orang meski latar belakang termasuk pendidikannya berbeda-beda. Untuk melengkapi itu maka perlu Clarity atau penyampaiannya menggunakan kalimat terbuka dan sederhana. Terakhir adalah Humble atau rendah hati, tidak ada yang perlu disombongkan. REACH akan sangat berarti jika dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya,” terang Dr Aqua.

Pria yang dalam sisa hidupnya beriktikad konsisten menjalan silaturahim dengan ikhlas melanjutkan, setiap pegawai terutama yang terkait dengan pelayanan, seperti para personel di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor harus menjadi sosok yang kreatif dan inovatif dengan terus bergerak membantu sesama tanpa pamrih. Baik dan ramah kepada semua orang agar keberadaannya di manapun selalu didukung lingkungan.

Lebih jauh, Dr Aqua mengungkapkan orang kreatif yakni selalu berpikir positif. Harus mau menyimak, membaca, dan menerima masukan dari siapapun tanpa melihat latar belakangnya. Lakukan semua itu dengan konsisten. “Setiap hari luangkan waktu untuk membaca. Kita semua harus terus mengembangkan diri masing-masing. Paling penting kuncinya adalah komunikasi,” ucapnya.

Kepada yang hadir pehobi membaca dan silaturahim itu juga menekankan bahwa siapapun harus menjaga kebersihan hati. Kemudian selalu komunikasi yang baik dengan siapapun dan berkomunikasi dengan empati. “Jadilah teladan dalam partisipasi dan kontribusi, tinggalkan ego jadilah ‘hero’. Anda punya ide apapun untuk kebaikan jangan ragu menyampaikan dan jangan takut gagal,” tukas pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu.

Hadiah ke Yogyakarta

Di sela-sela menyampaikan presentasinya, tiba-tiba Dr Aqua memanggil seorang peserta yang duduk di pojok baris paling belakang. Orang yang dipanggil tersebut sempat kaget dan sama sekali tidak menyangka.

“Nama saya Hatta. Sama dengan nama salah seorang Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia. Saya bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor sejak tahun 1990 bagian kebersihan. Waktu itu masih membantu saja. Mulai terima gaji tetap pada tahun 2011,” jelas Hatta yang berasal dari Kota Bogor.

Kemudian Dr Aqua meminta Hatta menceritakan suka dukanya selama sekitar 32 tahun bekerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor. Pria yang hobi membantu banyak orang itu yakin pengalamannya beragam.

Hatta mengatakan sukanya saat hasil kerjanya diapresiasi banyak orang termasuk pimpinannya. Hal itu membuatkan makin semangat bekerja.

Tidak hanya itu, lanjutnya, bahkan ada pimpinannya yang pernah mengajaknya ke Pontianak, Kalimantan Barat. Itu adalah pengalamannya pertama kali naik pesawat.

“Sebelumnya saya hanya sampai Bandara saja baik Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta maupun Bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan berbagai urusan. Tidak ikut naik pesawat,” ujar Hatta dengan mimik guyon yang disambut tertawa seluruh yang hadir.

Sedangkan dukanya, lanjut Hatta, saat pimpinan menegurnya karena hasil kerjanya kurang memuaskan. Masih ada yang kotor.

“Meski sedih mendapat teguran dari pimpinan, namun saya menyadari semua kesalahan itu. Kemudian bertekad memperbaikinya dan melaksanakannya dengan sungguh-sungguh agar tidak mengalami hal serupa,” ungkap Hatta.

Sebagai apresiasi kepada Hatta, Dr Aqua memberikan hadiah kepadanya dan istri untuk jalan-jalan ke Yogyakarta. Akomodasi dan transportasinya akan disiapkan pria yang senang membahagiakan banyak orang.

“Pak Hatta ajak istrinya jalan-jalan ke Yogyakarta. Hadiah dari saya sebagai apresiasi kepada bapak yang telah 32 tahun kerja di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor,” ujar Dr Aqua.

Dapat dua buku “super best seller”

Kepada semua pegawai termasuk yang berhalangan hadir di acara Sharing Komunikasi dan Motivasi itu, Henki memberikan masing-masing dua buku “super best seller” karya Dr Aqua. Kedua buku itu berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama”

Henki sengaja memberikan kedua buku itu kepada semua jajarannya agar mereka dan keluarganya dapat meneladani semua yang ditulis dalam buku-buku tersebut. Sehingga secara signifikan berpengaruh pada kinerja mereka.

“Saya yakin dua buku “super best seller karya Pak Aqua yang berjudul “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” serta “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” isinya berkualitas dan bermanfaat buat jajaran saya bersama keluarganya. Sehingga saya memberikannya kepada mereka,” tutur Henki.

Buku “Humanisme Silaturahim Menembus Batas: Kisah Inspiratif Persahabatan Aqua Dwipayana-Ventje Suardana (Satu Kesamaan Yang Mampu Mengatasi Sejuta Perbedaan)” memuat kisah jalinan persahabatan dua anak manusia dari latar belakang yang jauh berbeda, baik suku, agama, ras, dan golongan atau strata sosial-ekonominya.

Dr Aqua seorang muslim dari suku Minangkabau yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga sederhana pasangan Ayah-Bunda Syaifuddin-Asmi Samad.

Sedangkan Ventje seorang Tionghoa Katolik kelahiran Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga pengusaha pasangan Papi-Mami Rudy Suardana-Susianawati Harlim. Yang satu sampai mengenyam pendidikan S3 hanya di tingkat lokal/nasional, sedangkan satu lainnya kuliah di Amerika Serikat.

Terlepas dari banyak perbedaan di antara mereka, kedua tokoh yang dikisahkan dalam buku tersebut mampu menjalin persahabatan bahkan hingga tingkat seperti saudara kandung. Dan, persaudaraan itu bukan hanya antarmereka berdua melainkan juga keluarga besar kedua belah pihak.

Guru Besar dan Dekan ke-9 Fikom Unpad Prof Deddy Mulyana, MA, Ph.D membubuhkan kata pengantar yang sangat apik dan relevan di buku Humanisme Silaturahim. Selain itu, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Purn Doni Monardo juga menyampaikan kata pengantar untuk buku setebal 237 halaman yang diterbitkan oleh Kota Tua ini.

Buku “Berkarya dan Peduli Sosial Gaya Generasi Milenial: Kisah Inspiratif Dua Bersaudara Alira-Savero Dwipayana Bergiat untuk Sesama” berkisah tentang kiprah sosial kakak-beradik Alira-Ero Dwipayana. Di usia yang cukup muda –masih kepala dua, Alira-Ero telah menorehkan prestasi yang menjadi idaman semua orangtua.

Prestasi itu tidak hanya mereka ukir dalam kaitannya dengan capaian pendidikan atau lingkungan kampus. Di luar itu, yang tentu membuat kedua orangtua mereka bahagia dan sangat bersyukur ialah Alira-Ero telah menorehkan karya dalam kiprah mereka di bidang sosial-kemanusiaan.

Kepedulian sosial terhadap sesama itu dilakukan di tengah kesibukan kakak-beradik itu bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor, Jawa Barat, dan sesudahnya. Saat Alira kemudian kuliah di Korea University Business School di Seoul, Korea Selatan (Korsel) dan bekerja di perusahaan farmasi terkemuka Daewoong di Korsel, dia terus melanjutkan kiprah sosialnya.

Hal yang sama juga dilakukan Ero yang kini mahasiswa terakhir di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Kiprah mereka selengkapnya tersaji di buku setebal 293 yang dibubuhi kata pengantar oleh mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Purn Doni Monardo ini.

Kedua buku itu masuk dalam buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim. Buku pertamanya berjudul “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” yang telah dicetak sebanyak sembilan kali dengan total 170 ribu eksemplar. Setiap kali cetak rata-rata sebanyak 20 ribu eksemplar.

Buku itu diluncurkan pada Jumat, 15 April 2016 bersamaan dengan promosi Doktor Komunikasi Aqua di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bandung. Awalnya ditulis dan diterbitkan dengan tujuan buat souvenir kegiatan tersebut.

Sebelum ujian terbuka itu, Dr Aqua sering menghadiri promosi doktor teman-temannya di berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia. Dari semua acara yang dihadirinya tidak ada satu pun souvenirnya yang menarik. Umumnya beli di toko dan dicap nama orang yang promosi doktor.

“Berdasarkan pengalaman itu, saya mau memberikan hadiah buku sebagai souvenir kepada seluruh tamu yang hadir. Saya ingin kesannya sesuatu banget, seperti jargon yang sering disampaikan penyanyi terkenal Syahrini,” jelas Dr Aqua.

Wartawan senior yang telah banyak menulis Nurcholis MA Basyari membantu sepenuhnya penulisan buku itu dari awal hingga tuntas. Untuk penyelesaiannya mereka nyaris tidak tidur selama tiga hari dua malam di rumah Yogyakarta milik Dr Aqua.

Meski harus kerja keras untuk menuntaskan buku itu, namun Dr Aqua sangat bersyukur. Apalagi semua tamunya yang mencapai ratusan orang termasuk para jenderal TNI dan Polri puas dan senang menerima buku tersebut saat diberikan pada promosi doktornya.

Cetakan pertama buku itu sebanyak 20 ribu eksemplar. Dengan cepat, hanya hitungan bulan seluruhnya habis terjual. Seiring dengan itu penulis belasan buku yang sebagian _best seller_ itu langsung meniatkan untuk menggunakan semua hasil penjualan bukunya buat berbagai kegiatan sosial terutama membiayai umrah banyak orang.

Dari buku “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” lahirlah kemudian Gerakan Umrah The Power of Silaturahim (The POS) yang dibiayai dari hasil penjualan buku tersebut. Ketua tetap rombongan umrahnya setiap tahun adalah Nurcholis.

“Mas Nurcholis yang merupakan wartawan senior dan penguji uji kompetensi wartawan tingkat nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat sangat amanah, sehingga saya memberi kepercayaan kepada beliau sebagai ketua rombongan umrah The POS seumur hidup,” ungkap Dr Aqua.

Berterima kasih

Sementara itu, Henki Irawan sangat berterima kasih atas kesediaan Dr Aqua Dwipayana untuk bisa hadir dan menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada jajarannya. “Apalagi, saya tahu, betapa jadwal dan aktivitas Dr Aqua yang sangat padat dan sibuk. Alhamdulillah, meski beliau baru saja datang dari Padang tapi bisa berkenan hadir memenuhi undangan kami untuk mendorong kinerja institusi kami agar lebih baik lagi. Juga memberikan bekal pemahaman komunikasi kepada jajaran kami,” kata Henki mantan Kepala Imigrasi Wonosobo, Jawa Tengah itu.

Karena acara Sharing Komunikasi dan Motivasi itu sangat penting sehingga semua pegawai diminta hadir untuk menyimak seluruh yang disampaikan Dr Aqua. Dengan begitu mereka bisa memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya.

Henki menilai salah satu kunci sukses agar dapat memberikan layanan prima kepada semua orang yang datang ke Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor adalah dengan meningkatkan kemampuan komunikasi seluruh pegawai. Sehingga saat berkomunikasi dengan siapa pun tidak terjadi kesalahan komunikasi.

“Untuk itu saya sengaja mengundang Pak Aqua ke sini. Mari kita sama-sama belajar komunikasi pada beliau sekaligus menyimak semua yang disampaikannya,” pungkas Henki yang berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat ini.

Selama ini Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor telah menorehkan banyak prestasi. Keberadaannya sudah membantu masyarakat Bogor dan sekitarnya terutama untuk berbagai urusan keimigrasian.

Berikut adalah penghargaan yang diterima oleh Kantor Imiggrasi Kelas 1 Non TPI Bogor; 2017: 1. Penghargaan Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Bogor dari Menteri Hukum dan Ham RI, capaian penegakan hukum keimigrasian di bidang penanganan pro justitia terbanyak I, kategori Kantor Imigrasi Kelas I, 2. Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, dukungan dalam melakukan penegakan hukum karantina sesuai UU Nomor 16 tahun 1992, 3. Kanwil Kemenkumham Jawa Barat sebagai UPT yang melaksanakan upaya pencegahan TKI nonprosedural terbanyak.

Pada 2019: 1. Menteri Hukum dan Ham RI dalam kinerja pengelolaan anggaran terbaik dengan indikator kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) akhir, 2. dalam rangka Hari Bhakti Imigras sebesar 99,01 kategori Kantor Imigrasi Kelas I KPPN Bogor sebagai peringkat kedua terbaik capaian IKPA semester II tahun anggaran 2018 kategori satker pengelola pagu besar, 3.Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Unit Kerja Pelayanan berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Sedangkan pada 2020: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Unit Kerja yang telah melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM; 2021: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai unit kerja yang telah melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM tahun 2021.***

Artikel ini telah dibaca 37 kali

Baca Lainnya

IWEB Gelar Seminar Nasional, Perkuat Konsep Pentahelix dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

14 September 2024 - 09:00 WIB

BSI Cari Pemimpin Masa Depan, Gelar ROCK di Kampus ITB

14 September 2024 - 05:35 WIB

Luncurkan Lagi Gerakan Donasi Kuota XL Axiata Hibahkan 3 Juta MB Kuota untuk Puluhan Sekolah

13 September 2024 - 19:30 WIB

Indosat Ooredoo Hutchison Ajak Generasi Muda Berkontribusi bagi Perkembangan Teknologi Lewat Youth Tech Challenge

13 September 2024 - 19:12 WIB

Dukung Pengembangan Ekosistem Digital Sivitas Akademika Telkomsel Jalin MoU dengan Telkom University

13 September 2024 - 15:00 WIB

GIIAS Bandung 2024 Hadir Lagi di Bandung, Ada 18 Merek Kendaraan Pamerkan Produknya

13 September 2024 - 05:27 WIB

Trending di Berita