KOTA TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG.ID).- Jawa Barat sebagai salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah disamping keunggulan SDM dan infrastruktur yang memadai.
Namun demikian, potensi alam yang dimiliki belum secara optimal diberdayagunakan dalam mendukung pemerataan ekonomi masyarakat. Menyikapi hal tersebut, sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai pemerataan perekonomian dapat dicapai melalui penyediaan akses terhadap masyarakat.
Mengangkat topik konektivitas digelar “Urgensi Pembangunan Konektivitas Jalur Selatan Untuk Mendorong Perekonomian Priangan Timur” pagelaran Sarasehan West Java Economic Society (WJES) Priangan Timur 2024, di Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya, Senin (20/5/2024).
Event ini menjadi salah satu wadah bagi berbagai stakeholders mulai dari unsur pemerintah, civitas akademika, asosiasi atau pelaku usaha, media, maupun lembaga terkait untuk bersama-sama merumuskan kebijakan yang tepat guna menjawab tantangan yang dihadapi.
Wakil Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat Farida Titik Kristanti menyampaikan bahwa sarasehan ekonomi bertujuan untuk membedah percepatan Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Konektivitas Wilayah dan Penataan Daerah yang dilihat dari berbagai perspektif.
Peningkatan konektivitas diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal dalam mendorong perekonomian nasional maupun daerah, menurunkan biaya logistik nasional, menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai sentra ekonomi, dan membantu pemerataan kondisi jalan yang baik.
Sejalan dengan apa yang disampaikan Wakil Ketua ISEI Jawa Barat, Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhamad Nur menyampaikan bahwa terdapat tiga hal penting dalam mendorong pemerataan ekonomi antara lain,
Akselerasi pengembangan infrastruktur akan mengoptimalkan potensi peran Jawa Barat bagian utara dan bagian selatan sebagai sumber pertumbuhan sekaligus sebagai mendukung stabilitas harga melalui kelancaran distribusi.
Selain itu, partisipasi aktif berupa masukan dan informasi diperlukan untuk terus menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, guna mencapai Indonesia maju.
“Para pelaku ekonomi diharapkan pula untuk terus mendorong realisasi investasi, salah satunya dengan memanfaatkan kelonggaran makroprudensial,” katanya.
Pj Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan, pemerintah Kota Tasikmalaya pihak berupaya menyambut dengan baik agenda Pembangunan Konektivitas Jalur Selatan Untuk Mendorong Perekonomian Priangan Timur.
Acara puncak pagelaran sarasehan yaitu diskusi panel dengan materi yang disampaikan oleh Bob R.F. Sagala dari Kementerian Dalam Negeri, H. Cecep Abdulqoyum selaku Ketua Kadin Kabupaten Tasikmalaya dan Heru Purboyo Hidayat Putro selaku Guru Besar Kebijakan Transportasi Wilayah dan Kota dari ITB.
Kepala BI Tasikmalaya Aswin Kosotali menyebutkan beberapa poin penting dalam diskusi ini diantaranya, strategi pengembangan infrastruktur Jawa Barat Selatan perlu evaluasi dari sisi RT/RW untuk memberikan kepastian pembangunan, perlunya terobosan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, mitigasi risiko konflik lahan; dan peran serta BUMD.
Selain itu, Potensi alam yang sangat melimpah di wilayah Jawa Barat Selatan termasuk Priangan Timur dapat dimanfaatkan guna pengembangan sektor pariwisata. Meskipun demikian, sarana dan prasarana pendukung khususnya transportasi yang dirasa masih kurang, kesiapan SDM, dan mitigasi bencana perlu direncanakan secara matang serta diselaraskan dengan program strategis multi pihak.
Pengembangan infrastruktur di Priangan Timur tidak hanya harus dilakukan secara holistik, akan tetapi peran serta multi pihak (pentahelix) memegang kunci penting dalam mewujudkan konektivitas yang terarah dan terintegrasi.
“Maka dari itu, sinergi dan kolaborasi yang terharmonisasi dengan baik menjadi suatu keharusan agar mewujudkan pemerataan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa Barat,” katanya.(ERW).***