KABUPATEN PANDEGLANG (TUGUBANDUNG.ID) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Kemendikbudristek), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPRTM) meluncurkan Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) tahun 2024.
Program pendanaan ini bertujuan untuk menjembatani kolaborasi dalam pengembangan dan penerapan IPTEKS yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi (PT) untuk dimanfaatkan oleh masyarakat.
Universitas La Tansa Mashiro (Unilam) Banten berkolaborasi dengan Universitas Islam Bandung (Unisba) menjadi salah satu tim yang memenangkan pendanaan program tersebut dengan total pendanaan sebesar Rp. 224.876.000 yang diberikan oleh Kemendikbudristek.
Unilam sebagai PT pelaksana dan Unisba sebagai PT pendamping program Kosabangsa telah melakukan serangkaian riset dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di wilayah atau tempat prioritas Program Kosabangsa.
Desa Cilentung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten dipilih sebagai wilayah yang menjadi tempat terselenggaranya program Kosabangsa.
Selain lokasinya yang dekat dengan PT pelaksana, desa ini juga termasuk ke dalam wilayah miskin ektrim di Banten (syarat wiilayah prioritas Program Kosabangsa) serta memiliki permasalahan dalam bidang kemandirian ekonomi dan pertanian.
Tim juga menfokuskan program ini kepada dua kelompok masyarakat yaitu Petani kelapa yang tergabung dalam Kelompok Tani Sri Tani Setia Abadi dan PKK Desa Cilentung.
Pemasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani yaitu Desa Cilentung Kecamatan Pulosari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten merupakan salah satu pemasuk kelapa terbaik di provinsi Banten.
Umumnya, petani hanya memanfaatkan kelapa dengan cara menjual air dan daging kelapa secara borongan ke kota dengan harga yang murah sedangkan tempurung dan serabut kelapa akan dibawa kembali ke desa dan menjadi limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
Tidak ada inovasi dari petani untuk mengolah limbah kelapa menjadi produk turunan yang dapat meningkatkan nilai jual kelapa.
Tidak adanya koperasi yang fokus pada penjualan komoditas unggulan pertanian dan infrastruktur yang sulit di akses menyebabkan biaya pengangkutan kelapa cenderung mahal.
“Biasanya petani bekerjasama dengan petani lain untuk mengumpulkan kelapa, kemudian dijual kepada pengempul. Lalu pengempul menjual ke kelapa ke kota. Penjualan ini memudahkan kami mendapatkan penghasilan lebih cepat” ujar Samsuri ketua kelompok tani Desa Cilentung.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh PKK Desa Cilentung yaitu kelompok ini tidak memiliki program kemandirian ekonomi yang melibatkan komoditas unggulan perkebunan pada desa ini yaitu kelapa.
Sebagian besar anggota PKK berprofesi hanya sebagai Ibu Rumah Tangga dan secara ekonomi tidak memiliki pendapatan langsung untuk keluarga maupun organisasi PKK itu sendiri serta anggota PKK tidak memiliki keterampilan dalam mengelola produk unggulan komoditas perkebunan desa (kelapa).
“Kegiatan PKK Desa Cilentung sifatnya kondisional saja, jika diperlukan oleh desa dan lain-lain baru kami ikut kegiatan, selain itu tidak ada kegiatan yang menunjang untuk peningkatan ekonomi”. Ujar Titin Sebagai ketua PKK Desa Cilentung.
Unilam dan Unsiba melalui program Kosabangsa menawarkan beberapa solusi guna menjawab permasalahan yang dihadapi oleh Desa Cilentung tersebut.
Solusi tersebut yaitu mengolah limbah kelapa menjadi produk turunan yang bernilai ekonomis tinggi melalui kegiatan beberapa kegiatan seperti sosialisasi pemanfaatan limbah kelapa menjadi produk turunan, pelatihan menggunakan mesin pencacah batok kelapa dan pirolisis, pelatihan pembuatan asap cair dan pupuk arang cair dari limbah kelapa dan pelatihan e-marketing.
Rangkaian kegiatan pada Program Kosabangsa ini telah dilaksanakan mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2024 nanti.
Kegiatan ini dihadiri oleh PT tim pelaksana, LPPM dari PT tim pelaksana, PT tim pendamping, LPPM dari tim pendamping, perangkat desa Cilentung, praktisi asap cair dan pupuk arang cair dan lebih dari 40 mitra sasaran seperti petani kelapa dan penggiat PKK Desa Cilentung.
“Kegiatan ini memiliki berbagai tujuan dan manfaat baik bagi Perguruan Tinggi maupun sasaran mitra di Desa Cilentung. Bagi Perguruan Tinggi, kami bisa berkolaborasi antara Perguruan Tinggi di daerah 3T wilayah LLDIKTI 4, terpenuhinya berbagai IKU MBKM seperti dosen dan mahasiswa berkegiatan di luar kampus untuk melakukan tridarma dan inovasi dan teknologi yang dikembangkan PT maupun dosen dapat digunakan oleh masyarakat secara langsung. Selain itu, mitra sasaran juga mendapatkan berbagai manfaat seperti pelatihan memproduksi, manajemen sampai dengan pemasaran produk turunan dari limbah kelapa”. pungkS Dr. Ir. Nugraha, S.T., M.M., IPM selaku ketua pendamping.***