KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Bank Indonesia kembali berkolaborasi di West Java Investment Summit (WJIS) 2023, dimana ada 11 project ready to offer dengan nilai lebih dari Rp70 triliun yang ditawarkan, baik bagi investor dalam negeri maupun asing.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Nining Yuliastiani menuturkan, 11 project yang ditawarkan tersebut berasal dari pelbagai institusi, baik pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta. Berdasarkan pengalaman, peminat investasi di Jabar meliputi Asia, Eropa, Timur Tengah dan Amerika dengan berbagai lini.
“Misal Timur Tengah, lebih banyak renewable energy. Kawasan Asia, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan China mengembangkan di ekosistem EV. Tidak hanya electric vehicle tetapi komponen dan baterainya, ingin bangun dalam suatu ekosistem. Di Jawa Barat diminati karena ekosistem sudah terbangun,” ujarnya dalam Jabar Punya Informasi (Japri), di Gedung Sate, Senin (7/8/2023).
Nining menambahkan, 11 proyek yang ditawarkan sudah dipastikan lengkap. Baik dari pengkajian maupun detail engineering design (DED), sehingga tinggal dijalankan oleh investor. Proyek tersebut sambung dia, tersebar di beberapa daerah Jawa Barat, salah satunya Kawasan Rebana.
“Tersebar di Jawa Barat, di Kawasan Rebana kita ada. Termasuk pabrik ban pesawat terbang, itu di Majalengka. Kemudian kawasan Karawang, Bekasi ada di kawasan industri. Kita lihat di semua lokasi,” ucapnya.
Dia menerangkan, salah satu kendala dalam menggencarkan investasi adalah kurangnya informasi kepada para investor. Maka dari itu Pemprov Jabar kata dia, selalu berupaya melakukan promosi, menawarkan potensi untuk dikembangkan.
Dimana harapannya, mampu menyerap tenaga kerja secara optimal di Jawa Barat. Contohnya kata Nining, dalam lima tahun terakhir telah masuk investasi sekitar Rp658 triliun. Nilai tersebut nyatanya mampu menyerap 653 ribu tenaga kerja.
“Ini sebanding Rp1 triliun, 1050 orang. Valid datanya. Kami optimis bila kita teruskan mekanisme investasi yang dibangun selama ini, akan meningkatkan tenaga kerja,” imbuhnya.
Hanya saja kata dia, guna mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja. Pendidikan dan vokasi harus ditingkatkan, sesuai kebutuhan investor. Maka dari itu Pemprov Jabar melakukan kolaborasi bersama stakeholder, untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
“Tapi jangan lupa kita harus meningkatkan daya saing. Oleh karena itu vokasi, pendidikan, itu menjadi perhatian kita juga. Kami aktif mendekati beberapa organisasi yang berminat dalam pendidikan dan vokasi, untuk membantu kami membuat peta jalan, rencana membangun pendidikan dan vokasi yang benar. Ternyata banyak yang sudah berminat,” ungkapnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono menyampaikan hal senada. Membangun kemitraan dalam pengembangan pendidikan dan vokasi bahkan telah terbukti, salah satunya di Jababeka. Dimana lulusan salah satu sekolah di kawasan tersebut diserap semua oleh perusahaan.
Bambang juga meyakini, dengan banyaknya investor dan tenaga kerja yang terserap. Maka secara tidak langsung akan mengendalikan inflasi, karena daya beli masyarakat terjaga. Dia berharap, gelaran WJIS ini dapat menyerap investasi sebanyak-banyaknya di Jawa Barat.
“Nilai tukar yang stabil berdampak dengan inflasi. Ketika inflasi terjaga, daya beli masyarakat terjaga.
Itu tidak langsung dari WJIS dimana targetnya mengundang semakin banyak investasi di Jawa Barat,” pungkasnya.
WJIS sendiri akan digelar 9-10 Agustus 2023 di Hotel Mason Pine Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat. (Pun) ***
Komentar