TREVISO, ITALIA (TUGUBANDUNG.ID) – Nasib para sprinter dan peloton utama pada etape XVIII lomba balap sepeda grand tour Giro D’Italia Edisi ke-105/2022 sungguh merana, mereka harus gigit jari dipermalukan “break away” empat atlet rangking bawah sejak start dan sukses hingga finis di Treviso unggul 14 dari para spinter dan peloton. Etape XVIII menyelesaikan rute perbukitan/datar 156 km dari Borgo Valsugana Kamis (26/5/2022). Ini ibarat kisah David vs Goliath.
Tampil sebagai pemenang adu sprint empat “breaker” ini, Drier de Bondt (Alpecin-Fenix/Belgia), kedua Edoardo Affini (Jumbo Visma/Italia), selanjutnya Magnus Cort (EF Education/Denmark) dan Davide Gabburo (Bardiani CSF/Italia). Keempat sekawan ini finis dengan waktu sama 3 jam 21 menit 21 detik.
Peloton utama berisi semua rangking atas klasemen dan sprinter terkemuka finis 14 detik kemudian.
Dengan demikian tak ada perubahan klasemen. Richard Carapaz (Ineos/Ekuador) masih menguasai Maglia Rosa (kaus pink), “runner up” Jai Hindley (Bora/Australia) terpaut 3 detik, ketiga Mikel Landa (Bahrain Victorius/Spanyol) + 1 menit 5 detik dan keempat Vincenzo Nibali (Astana/Italia) +5 menit 40 detik.
Break Away
Cuaca panas yang melanda Eropa meski masih di bulan Mei berlangsung sejak etape I dan hampir tidak pernah ada hujan sama sekali dengan temperature mencapai 28 hingga 30 derajat Celcius menyebabkan banyak peserta mengeluh kepanasan sehingga harus memakai es di pundaknya dan beberapa di antaranya sakit.
Dari 176 peserta (22 team) sejak start etape I, kini menyisakan 152 atlet pada etape XVIII, yang terhenti 24.
Pada etape XVIII, selepas start Magnus Cort (EF Education/Denmark) yang amat berpengalaman memimpin break away bersama tiga atlet dari tim yang berbeda. Peloton memandang sebelah mata dan membiarkan mereka terus berada di depan karena keunggulannya tidak lebih dari 3 menit.
Lebih jauh, keempat pembalap ternyata sangat serius bekerja sama layaknya satu tim, bergantian menarik di depan dalam formasi TTT (team time trial) dengan kecepatan tinggi antara 45 hingga 55 km/jam.
Peloton semakin panik karena setelah 120 km berjalan melewati perbukitan dan tanjakan, Magnus Cort dan kawan-kawan tak juga tertangkap, keunggulan masih bertahan sekitar 2,5 menit. Dengan sisa 15 km menuju finis di Treviso, peloton belum juga bisa menyusul, bahkan peloton pun pecah menjadi 2 rombongan karena panik.
Memasuki 5 km terakhir keunggulan “break away” masih sekitar 1,5 menit. Kerja keras keempatnya sungguh fantastis, memasuki 1 km terakhir masih unggul 20 detik dan tidak mungkin lagi tersusul.
Keempat pembalap terdepan inipun bebas melakukan adu sprint finis siapa yang menjadi tercepat di antara mereka. David de Bondt (Alpiecin/Belgia) menjadi pemenang etape XVIII, diikuti tiga pembalap lain yang menjadi rekan “breaker” nya.
Mundur
Pada etape XVIII, dua pembalap papan atas harus mundur dari lomba. Paling nahas rangking keempat klasemen yang juga pemegang kaus putih (U25) Joao Almeida (UAE Team Emirates/Portugal) karena di tes positif Covid-19 setelah dia mengeluh kurang enak badan pada etape XVII. Satu pembalap lainnya favorit juara Giro 2022, Simon Yates (BikeExchange/Inggris) yang sudah tertinggal jauh lebih dari 20 menit akhirnya menyerah di etape XVII tak menyelesaikan lomba karena kondisinya terus menurun.
Jumat (27/5/2022), etape XIX menempuh rute tanjakan cukup berat sejauh 178 km, Marano Lagunare – Santuario di Castelmonte, melewati perbatasan negara Lithuania dan kembali ke Italia. Etape ini akan menjadi ujian berat bagi pemegang kaus pink Carapaz dan pesaing beratnya Jai Hindley yang hanya terpaut 3 detik.
Pada etape XIX, salah sedikit atau kondisi kurang baik bisa mengubah pimpinan klasemen. (Bambang Kunthady)***