SYDNEY, AUSTRALIA (TUGUBANDUNG.ID) – Inggris “Lionesses” harus merelakan impian menjadi juara dunia sepakbola FIFA Putri 2023 gagal menjadi kenyataan setelah secara mengejutlan dikalahkan Spanyol “La Roja” pada final di stadion Australia, Sydney-Austalia, Minggu (20/8/2023) malam.
Pertandingan berjalan sangat ketat dan menegangkan, namun Spanyol yang akhirnya mampu mengungguli Inggris yang tak bisa bermain lepas akibat harapan publik Inggris yang amat tinggi. Dengan demikian “impian” “Football coming home” ke Inggris setelah terakhir tahun 1966 tim putra Inggris menjadi juara dunia pupus sudah.
Gol kemenangan “La Roja” dicetak pemain muda Olga Carmona (23) menit ke-28 melalui terobosan dari kiri dan tembakan keras nya tak mampu di bendung Mary Larps penjaga gawang Inggris. Hingga babak pertama usai tim “Lionesses “ gagal membalas.
Memasuki babak kedua, upaya Lionesses untuk mengejar ketinggalan tak juga membuahkan hasil, bahkan La Roja mendapat tendangan penalti memasuki menit ke-60 akibat “handball” pemain belakang Inggris. Namun tendangan Jennifer Ilermoso mampu di blok Mary Laps, skor pun tetap 1-0 namun keuntungan menggagalkan penalti Spanyol ini tak bisa dimanfaatkan Inggris untuk menyamakan skor.
Pergantian beberapa pemain oleh pelatih tim Inggris Sarina Wiegman asal Belanda hingga babak kedua berakhir tak mampu merubah keadaan.
Spanyol pun berpesta menjadi juara dunia FIFA putri pertama kali dan menjadi negara kedua yang mampu mengawinkan gelar juara dunia FIFA putra dan putri menyamai Jerman.
Sukses yang dicapai tim putri Spanyol ini uniknya 11 bulan lalu diwarnai pemogokan para pemain Spanyol yang menuntut pelatih Vilda mundur dari jabatanya namun melalui negosiasi alot yang ditengahi federasi sepakbola Spanyol, kekisruhan ini bisa didamaikan.
Bagi pelatih tim Inggris, Sarina Wiegman (Belanda), ini merupakan kegagalan di final Piala Dunia FIFA Putri yang kedua kalinya beturutan setelah tahun 2019 gagal membawa Belanda menjadi juara dunia putri, di final dikalahkan tim Amerika Serikat 2-0. Meski gagal posisi Wiegman sebagai pelatih Inggris akan tetap dipertahankan oleh federasi sepakbola Inggris.
Meski “Lionesses” Inggris kalah menyakitkan di final. Umumnya supporter Inggris tetap mendukung tim kesyangannya demikian juga pemirsa TV di Inggris yang diperkirakan mencapai lebih dari 25 juta orang mengapresiasi perjuangan para pemain Inggris.
”Tim Lionesses sudah tampil maksimal namun tekanan mental untuk menang menjadikan permainan Inggris tak bisa lepas sebagaimana mestinya. Dan harus diakui Spanyol tampil luar biasa dan tanpa beban,” ujar komentator Eurosport, Bob Harness. (Bambang Kunthady)***