JIKA tidak ada aral melintang, Rabu siang 1 Maret 2023 ini berlangsung acara “Launching Buku dan Silaturahmi Anggota Siwo Jaya” di Markas PWI Jaya, Gedung Bank DKI Lantai 9, Jalan Suryopranoto 8, Jakarta Pusat.
Di balik acara lingkup Jakarta ini, sebenarnya bersifat nasional karena dalam perjalanan sejarahnya Siwo (Seksi Wartawan Olahraga) PWI (Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya (Jakarta Raya) kemudian diangkat menjadi bagian dari struktur organisasi PWI Pusat sehingga menyebar ke seluruh PWI Provinsi di Indonesia.
Banyak di antara nama-nama yang aktif di Siwo PWI Jaya kemudian berkiprah serta mengorbit di tingkat nasional, tentu saja juga setelah melalui organisasi PWI Pusat. Sebutlah antara lain Atal Sembiring Depari yang saat ini menjadi Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch. Bangun yang pernah menjadi Sekretaris Jenderal PWI Pusat dan dua kali periode menjadi Anggota/Wakil Ketua Dewan Pers, dan Suryopratomo, Pemimpin Redaksi Harian Kompas/Metro TV yang kemudian menjadi Duta Besar RI di Singapura.
Ada lagi nama Mahfudin Nigara, Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang menjadi Ketua Panitia Acara Silaturahmi tersebut serta sering muncul di layar televisi sebagai komentator olahraga tinju. Mantan wartawan Kompas dan beberapa majalah olahraga ini juga sebagai anggota jajaran penasihat PWI Pusat.
Di dalam buku “SIWO PWI JAYA Kejayaan dalam Kebersamaan dari Tangga Gedung KONI Tersebar ke Penjuru Dunia” yang secara resmi diluncurkan tersebut, terdapat banyak nama wartawan senior dan popular di Indonesia yang sebelumnya aktif di Seksi Wartawan Olahraga ini.
Berkat hasil liputan dan analisis serta komentar mereka baik melalui media cetak, radio, televisi maupun online, masyarakat luas menjadi tahu dan lebih paham tentang plus minus perkembangan olahraga di tanah air. Berbagai pikiran mereka ikut mewarnai perjalanan kebijakan beragam cabang olahraga di Indonesia.
Kelahiran Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 86 Tahun 2021 yang mengatur dari hulu sampai hilir olahraga di Indonesia, sedikit-banyak juga disumbang oleh pemikiran para pengurus Siwo PWI. Hulu DBON adalah kebugaran masyarakat, sedangkan hilirnya adalah prestasi olahraga di tingkat dunia.
Menpora Zainudin Amali dalam acara “Implementasi DBON Bersama Peserta Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) PWI 2022 Pengurus PWI dan Siwo se-Indonesia”, mengakui pentingnya peran PWI dan Siwo dalam sosialisasi dan implementasi DBON tersebut. Melalui penandantanganan MoU (Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman) dengan PWI Pusat pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2022 di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Menpora juga telah memastikan kerja sama sosialisasi DBON tersebut.
Siwo PWI DKI lahir duluan
Buku setebal 253 halaman yang diluncurkan ini, semula menjadi bagian dari buku-buku yang diterbitkan oleh Tim Penerbitan Buku dalam rangka memperingati HPN 2023 di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Djunaedi Tjunti Agus yang menjadi editornya dan pernah aktif di Siwo PWI Jaya, mengatakan, “Saya lah yang paling bahagia dengan terbitnya buku berjudul ‘Siwo PWI Jaya, Kejayaan dalam Kebersamaan, dari Tangga Gedung KONI Tersebar ke Penjuru Dunia’ ini”.
Sahabat yang biasa saya panggil “Pak Djun” itu melanjutkan, “Paling tidak itulah perasaan saya. Betapa tidak, saya sudah lama berangan-angan, organisasi yang pernah ‘membesarkan’ kami itu menerbitkan sebuah buku. Teman-teman yang sudah ‘pensiun’ maupun masih aktif, menyumbangkan tulisan tentang pengalaman masing-masing dalam meliput, berkecimpung di dunia olahraga, dalam dan luar negeri. ‘Buku itu pasti menarik’, pikir saya”.
Menurut Pak Djun, keinginannya sudah muncul sejak lama sekali, tahun 2009. “Dimulai 2022 saya kembali mengajak tim buku menerbitkannya lewat jalur Hari Pers Nasional saja. Jika mau besar-besaran peluncurannya nanti kita terbitkan lagi,” kata mantan Wakil Sekjen PWI Pusat ini.
Berdasarkan wawancaranya dengan salah seorang saksi hidup kelahiran Seksi Wartawan Olahraga PWI Jaya, Norman Chaniago, Pak Djun menyebutkan, hari lahir dan sekaligus pembentukan pengurus pertama Siwo ini ialah pada 20 Juli 1966. Dengan kesaksian Norman Chaniago yang sekarang sudah berusia 81 tahun itu, maka terjawab sudah atas kesimpangsiuran atas kapan persisnya kelahiran Siwo PWI Jaya.
Sebelumnya ada yang menyebut bahwa Siwo Jaya –demikian akrab disebut—lahir pada bulan April 1966, Juli 1966, dan Oktober 1966. “Saya ingat betul. Rapat dilaksanakan pada hari Rabu. Rapat itu menghasilkan kesepakatan membentuk Siwo Jaya dan kepengurusannya. Tanggal 20 Juli itu tiga bulan menjelang pelaksanaan Ganefo di Phnom Penh, Kamboja,” tutur Bang Norman. Ganefo II dilaksanakan tanggal 25 November hingga 6 Desember 1966.
Kesaksian puluhan wartawan senior
Berikut puluhan wartawan senior Indonesia yang menjadi saksi sejarah kelahiran dan perjalanan serta kiprah Siwo Jaya, yang kemudian dipromosikan menjadi Siwo PWI Pusat. Artinya setiap PWI Provinsi mempunyai Seksi Wartawan Olahraga yang dalam perkembangannya juga menjadi motor silaturahmi olahraga melalui penyelenggaraan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) secara periodik atau tiga tahun sekali.
Sam Lantang, seniornya Mahfudin Nigara dalam profesi kewartawanannya, menulis dengan judul “Dimarahin Pak Djilis Tahir, Ditolong Hariman Siregar”. Mahfudin Niaga sendiri menulis “Kejayaan dalam Kebersamaan”.
Suryopratomo menulis “Bermula dari Olimpiade Seoul”. Hendry Ch. Bangun menulis “Melaporkan Pertandingan Bermodal Koin Meliput Yayuk Basuki di AS Terbuka” dan “Kode Etik di Berita Olahraga”. Norman Chaniago menulis “Berdirinya Siwo Jaya, Harry Sapto, dan Sepatu Roda”.
Selanjutnya Adhi Wargono menulis “Kebangkitan Atletik Indonesia”, “Siwo Jaya dalam Pusaran Konflik PSSI Era Bardosono”, “Majalah Olahraga Riwayatmu Dulu”, dan “Cerita dari Lapangan Tembak dan Binalnya ‘Anak’ Siwo”.
Prayan Purba, “Separo Napasku Tersedot ke Siwo Jaya, Wartawan Modal Nekat”. Ian Situmorang, “Plonco Pertama di Rumput Stadion Utama” dan “Profesionalisme Kesampingkan Persahabatan”.
Laurentius Sastra Wijaya, “Sekali (Wartawan) Olahraga Tetap Jadi (Wartawan) Olahraga”. Barce Nazar, “Godfather Siwo”. Jimmy S. Harianto, “Zairin Zain Juara Grand Slam Tenis Wartawan”.
A.R. Loebis, “Reuni Siwo se-Dunia 2022” dan “Dari Golden Gloves lahir STE”. Sudarsono Gunawan, “Wartawan Olahraga dari Cerita yang Tidak Diceritakan”. Arbain Rambey, “Sportivitas dan Solidaritas dalam Jurnalisme”.
Sugeng Indarto, “Pengantin Baru”. Aba Mardjani, “Invitasi Ini Punya Kita”. Otang Fharyana, “Hobi Nonton Pertandingan Bola Menggiring Saya Menjadi Wartawan Olahraga”. Zulkarnain Alregar, “Terimakasih Pak Wis dan Pak Eddy”.
Lutfi Sukri, “Siwo Jaya dan Bolavoli”. Dwi Putro Agus Asianto, “SEA Games Chiang Mai, Nyaris Diusir dari Westin Hotel Oleh KONI”. Lala Hozilah, “Siwo PWI Candradimuka Wartawan Olahraga Berkualitas”. Agus Susanto, “Ngalam, COVID-19 Sampai Emas Kembar dari Bos Besar”. Lisa Angraeini, “Warna Warni Ratu Siwo”.
AAGWA “Gungde” Ariwangsa (Ketua Siwo PWI Pusat), “Siwo Pusat, Mengawal Tugas dan Peran Wartawan Olahraga dalam Dua Wadah” dan “Porwanas, Pesta Olahraga Memperkuat Silaturahmi dan Percikan Ambisi”.
Djunaedi Tjunti Agus selain sebagai editor juga menulis “Siwo Jaya: Dari Tangga Gedung KONI Tersebar ke Penjuru Dunia” dan “Invitasi Balap Sepeda Siwo Jaya yang Tetap Dikenang”. Sementara itu Ketua Umum PWI Pusat sebagai Penanggung Jawab HPN 2023, Atal Sembiring Depari, memberi kata sambutan berjudul “Pers Bebas, Demokrasi Bermartabat”. (Widodo Asmowiyoto, TuguBandung.id)***