KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Sebanyak 25 warga Kelurahan Rancabolang, Gedegabe Kota Bandung mengikuti penyuluhan pemilahan sampah yang dilaksanakan oleh tim pengabdian Sekolah dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB). Kegiatan itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian warga dalam memilah sampah rumah tangga baik organik maupun non-organik.
Dalam penyuluhan, Lurah Rancabolang Ahmad Nurhasan menyatakan volume sampah di wiayahnya mencapai 1.700 ton per bulan. Kondisi itu memerlukan penanganan yang serius. Dengan gerakan atau program Nyampah Pilih Pilih (Nyampih) dari SBM ITB, Ahmad berharap bisa mengurangi volume sampah.
“Sebetulnya sampah di kelurahan kami ini sudah dipilah ke dalam dua jenis sampah, akan tetapi masih banyak sampah yang dikelola dengan cara penimbunan. Sampah yang telah dipisah sudah berjalan 40%, namun kurangnya edukasi untuk warga mengenai perbedaan jenis sampah organik dan non-organik, lalu membedakan tong sampah, itu masih kurang. Sehingga saat ini, mayoritas sampah masih ditimbun,” ujar Ahmad, Minggu (9/7/2023).
Ketua pengabdian masyarakat untuk program pemulihan ekonomi SBM ITB, Santi Novani, Ph.D memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan tahap awal pengenalan pada warga mengenai volume sampah yang membengkak sehingga perlunya kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah. Santi berharap agar warga mampu bekerjasama untuk bersinergi dalam program NYAMPIH.
Sebelum perkenalan program, tim membahas mengenai volume sampah yang meningkat disetiap bulannya. Kemudian menjelaskan program NYAMPIH yang telah berjalan di beberapa wilayah seperti yang dijelaskan oleh Regi selaku anggota tim pengabdian.
“Agar diketahui, bahwa di tahun ini sampah di Kota Bandung meningkat setiap bulannya. Sampah yang menumpuk dihasilkan dari limbah restoran cepat saji maupun coffeshop yang tengah menjamur di Kota Bandung. Tidak hanya di kota besar, sampah kerap ditimbun di lahan kosong karena faktor demografis khususnya di pedesaan karena kurangnya edukasi terhadap pemilahan sampah,” terangnya.
Di sela materi sampah, tim mengenalkan program NYAMPIH yang dapat memberikan keuntungan bagi warga diantaranya kemudahan fasilitas pemungutan sampah yang akan di angkut oleh petugas, pengelolaan sampah yang ditimbang dan ditukar sebagai point reward. Hasilnya, warga akan mendapatkan point dari jumlah sampah yang dikumpulkan dan dapat ditukar dengan voucher, barang, maupun uang tunai.
Melihat antusias warga, tim pengabdian memerlukan observasi lebih lanjut untuk menemukan data pendukung agar program dapat dilanjutkan dengan tepat, khususnya dukungan dari RT, RW, dan Lurah setempat sehingga lebih memudahkan tim pengabdian SBM-ITB mengelola data. (Pun) ***