KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Ilmu komunikasi hendaknya tidak hanya menjadi menara gading yang hanya disajikan di kampus dan komunitas akademisi. Akan tetapi, dalam ranah tertentu, semestinya juga bisa disampaikan, dinikmati, dan dan dimaknai oleh publik secara populer dan bahasa yang mudah dipahami.
“Bukankah filosofi dasar ilmu pengetahuan adalah kebermanfaatannya bagi umat manusia. Lewat buku terbarunya, Absurditas Komunikasi: Membumikan Konsep dan Teori Komunikasi Secara Populer Prof Deddy Mulyana, MA, PhD sudah melakukan itu. Semua artikel dalam buku ini layak diapresiasi dan sangat mudah dicerna oleh semua kalangan,” demikian ditegaskan dosen pada Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Dr Gun Gun Heryanto yang menjadi salah seorang pembedah pada peluncuran dan bedah buku terbaru karya Prof. Deddy Mulyana tersebut.
Kegiatan secara daring melalui aplikasi zoom meeting ini digelar pada Selasa (28/2/2023) dan diikuti hampir seribu peserta. Bedah buku ini diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Korwil Jabodetabek bekerjasama dengan Universitas Pancasila.
Selain Gun Gun, pembedah lainnya adalah dosen senior Fikom Universitas Padjadjaran Dr Siti Karlinah, MSi. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ST, MUD menjadi keynote speaker dan sambutan pembuka oleh Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Edie Toet Hendratno. Keduanya berbicara secara taping. Bedah buku dipandu oleh Moderator Dr. Geofakta Razali serta MC oleh Mariana RA Siregar, MIkom.
Pada kegiatan tersebut Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana memberikan testimoni secara daring tentang buku terbaru Prof Deddy Mulyana. Saat berkuliah, Dr Aqua yang menempuh studi S2 dan S3 di Fikom Universitas Padjadjaran merupakan salah seorang mahasiswa yang sangat dekat dengan Prof Deddy Mulyana bahkan sampai saat ini.
Sementara itu, Siti Karlinah menegaskan meskipun Prof Deddy dikenal sebagai spesialis di bidang komunikasi lintas budaya dan komunikasi kesehatan, tetapi topik-topik sosial-budaya, politik, bisnis, agama, media serta ketokohan diminatinya. Hal demikian terefleksikan pada sebagian artikel dalam buku ini, topiknya menarik, aktual, ilmiah, dan sesekali terselip humor segar.
“Dengan keluasan pengetahuan dan pengalamannya, beliau mengupas topik-topik tersebut dalam buku ini dengan judul-judul yang eye catching atau menarik perhatian dan membuat orang penasaran. Meski tidak kehilangan nuansa teoretisnya, tulisan-tulisan beliau terasa ringan dan mencerahkan. Ide-idenya mewakili pembaca, sesuai dengan ungkapan ‘Kau tahu yang kumau”. Pokoknya, tulisannya membumi sekali,” ujar Ibu Lili, panggilan akrab Siti Karlinah.
Siti Karlinah juga memuji Prof Deddy yang jeli dan peka dalam menangkap ide. Kepekaan ini tidak lepas dari kepiawaian Prof Dedy yang memiliki latar belakang sebagai jurnalis. Bahwa jurnalis yang baik itu harus jeli dan peka terhadap sebuah berita dan nilai berita. Dirinya melihat keseharian Prof Dedy yang tidak pernah lepas dari mencatat hal-hal ringan.
“Ketika kami ngobrol santai, mendadak ada ide tulisan, langsung beliau catat. Saat wisuda ada nama ‘Sumanto’ dipanggil, kemudian diikuti tepuk tangan, lalu dicatat. Pokoknya ada hal-hal ringan dicatat, yang saatnya nanti diramu jadi tulisan yang menarik,” ujar Siti Karlinah.
Buku ini memuat sebanyak 67 artikel ilmiah populer yang pernah diterbitkan di banyak media massa. Artikel-artikel tersebut membedah setiap kasus atau perkara yang menjadi atensi publik melalui kaca mata komunikasi dipadukan dengan pendekatan sosiologi, psikologi, dan konteks pendekatan komunikasi lainnya.
Begawan komunikasi
Sementara itu, dalam testimoninya, Dr Aqua Dwipayana mengapresiasi terbitnya buku terbaru Prof Deddy Mulyana. Menurut Dr Aqua yang kerap menyempatkan diri berkunjung ke kediaman Prof Deddy ketika ia bertandang ke Kota Bandung, sang guru besar komunikasi dari Fikom Unpad tersebut bisa disebut sebagai begawan ilmu komunikasi.
“Beliau adalah dosen favorit semua mahasiswa dari S1, S2, dan S3 tidak hanya di Fikom Unpad tapi juga di berbagai perguruan tinggi lainnya baik nasional, regional, maupun internasional. Kiprah beliau secara akademik tidak diragukan lagiu. Pun dengan produkvitasnya dalam menulis,” ujarnya.
Dr Aqua yang kerap berkegiatan bareng dengan Prof Deddy dan sudah menganggapnya sebagai orangtuanya sendiri berharap sang guru besar tetap diberikan kesehatan dan keberkahan. “Semoga terus menginspirasi dengan tulisan tulisan beliau serta memberi teladan kesederhanaan dan kerendahan hati yang juga menjadi pembawaan beliau,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Dr Aqua menambahkan bahwa buku dini diharapkan dapat memperluas wawasan keilmuan bagi kalangan siapapun dengan cara yang ringan tanpa mengurangi bobot akademiknya. “Inilah salah satu buku penting yang memberikan pemahaman utuh kita dalam ‘membaca’ setiap persoalan sosial,” ujarnya.
Ia menegaskan sosok Prof Deddy Mulyana yang bersahaja meski memiliki basis keilmuan tinggi di bidang komunikasi harus menjadi teladan bagi siapapun dari kalangan manapun. “Saya belajar banyak dari sosok Prof Deddy tak hanya terkait keilmuan akademik tapi terutama ilmu dalam berkehidupan. Bahwa apapun kompetensi, keahlian, dan ilmu yang kita miliki harus dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Ini yang paling penting,” ucap Dr Aqua Dwipayana. ***