KABUPATEN BANDUNG BARAT (TUGUBANDUNG.ID) – Minyak jelantah dari penggorengan yang biasanya dibuang karena sudah tidak bisa digunakan lagi, ternyata bisa dimanfaatkan menjadi sabun cuci baju dan cuci tangan yang ramah lingkungan.
Pemanfaatan minyak jelantah tersebut diaplikasikan oleh sejumlah siswa SMAS Darul Hikam Internasional, saat melakukan sosialisasi pemanfaatan minyak jalantah untuk digunakan sebagai material pembuatan sabun, dalam program Bina Desa di Desa Cibodas, Kampung Sukamulya, Kabupaten Bandung Barat, Kamis, 2 Maret 2023.
Pembimbing siswa Sarina Hanifah mengatakan, ide mengolah minyak jelantah menjadi sabun bermula dari saluran air yang sering mampet akibat minyak jalantah yang menyumbat di desa tersebut.
“Sejumlah siswa mencari tahu dulu material apa yang bisa dijadikan sabun ramah lingkungan. Selain meminimalisir penyumbatan saluran air, sabun tersebut bisa jadi lahan bisnis yang diharapkan kedepannya bisa meningkatkan perekonomian warga,” katanya.
Sementara itu, Callula Zia siswa kelas 10 salah satu anggota kelompok pembuatan projek tersebut mengatakan sabun dari minyak jelantah lebih efektif untuk mencuci tangan.
“Kami sudah melakukan uji coba, dan hasilnya lebih efektif untuk cuci tangan. Misalnya tangan kita berminyak terus dibersihkan dengan sabun minyak jelantah hasilnya lebih baik,” ujarnya.
Zia menambahkan bahwa hingga saat ini pemanfaatannya terbatas untuk cuci tangan dan cuci pakaian saja karena minyak jelantah adalah minyak bekas dan kurang cocok untuk dimanfaatkan sebagai sabun mandi.
Pembuatan sabun ramah lingkungan berbahan baku minyak jelantah merupakan salah satu kegiatan dari program Bina Desa SMAS Darul Hikam Internasional.
Ketua pelaksana Bina Desa 2023, Andi Rustandi mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu program khas DHIS condary, dimana siswa disiapkan bisa mandiri dan bergaul dengan masyarakat.
“Kegiatan Bina Desa merupakan kegiatan khas DHIS Secondary, siswa diharapkan bisa mandiri dan bersosialisasi dengan masyarakat seperti mengajar ngaji anak-anak, membantu program yang ada di desa, renovasi masjid, hingga membantu warga yang benar-benar membutuhkan,” katanya.
Pada kegiatan yang diikuti 67 siswa dari kelas X dan kelas XI itu, berbagai program dilakukan selama tiga hari dari 28 Fenruari 2023 hingga 2 Maret 2023.
Selain melakukan sosialisasi pembuatan sabun ramah lingkungan, para siswa mengecat musola hingga membagikan sembako bagi warga yang membutuhkan disana.
Andi berharap program sekolah tersebut mampu memberikan pengalaman berharga bagi para siswa yang berasal dari ekonomi menengah ke atas itu untuk bisa lebih bersyukur atas segala kenikmatan hidup yang didapatnya selama ini.
Zia pun mengatakan banyak mendapat pengalaman baru setelah berinteraksi di desa tersebut.
“Awalnya ragu saat akan menyosialisasikan program pada puluhan ibu disini, tapi alhamdulillah ternyata mereka excited,” tambahnya.
Dengan mengikuti kegiatan tersebut, Zia mengaku jadi lebih semangat untuk terus berkarya dan berinovasi menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain.
“Jangan bosan untuk terus berinovasi dan berkarya, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak,” pungkasnya. (Ade Bayu Indra/Tugu Bandung)***