TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG ID).- Sejak sekolah dasar menyenangi baca puisi hingga kerap terjun dalam mengasah kemampuannya tersebut dalam berbagai lomba.
Rayya Izarra Abqary yang kini sudah beranjak remaja tetap bergumul dalam seni baca puisi. Putri pasangan Iwok Abqary dan Rieni Agustina itu telah banyak meraih juara serta mendaptkan penghargaan.
Dikatakan siswi SMP Negeri 2 Tasikmalaya kelas 9A yang lahir di Tasikmalaya 28 Oktober 2007. Awal mula senang baca puisi atau sajak Sejak masuk kelas 1 SD Labschool UPI Kampus Tasikmalaya.
Rayya sering ditunjuk untuk ikut lomba-lomba. Salah satunya adalah lomba baca puisi. “Mungkin karena saat itu siswa SD Labschool belum banyak, jadi Rayya sering terpilih untuk mewakili sekolah,” kata sang ayah Iwok Abqary, Selasa (3/1/2023).
Apalagi, kata Iwok, Rayya tidak pernah menolak dan terlihat menyukai dunia seni ini. Selain baca puisi, Rayya juga pernah aktif latihan menari dan juga main teater bersama kakak-kakak mahasiswa dari UPI Tasikmalaya sewaktu duduk di bangku SD.
“Meskipun pada awalnya jarang jadi juara, namun hal itu menjadikannya pengalaman berharga. Setiap lomba membuatnya terpacu untuk bisa menang di kemudian hari. Karena itulah Rayya selalu bersemangat setiap kali ditunjuk untuk mengikuti suatu lomba,” ungkapnya.
Menurut Iwok, guru SD Labschool Ria Arista Budiarti yang menyalurkan Rayya ke dunia baca puisi waktu itu dan menjadi pelatihanya sampai sekarang.
“Alhamdulillah, sudah banyak prestasi yang diraih sebagai juara dan penghargaan di berbagai ajang lomba,” katanya.
Ditambahkan Iwok, dapat penghargaan juga dari Walikota, karena membawa nama baik Kota Tasikmalaya dalam Festival Bahasa Ibu.
“Penghargaan diserahkan oleh Bu Kadisdik Kota Tasikmalaya. Jadi ada 5 orang kemarin yang dapat piagam penghargaan yang sama. Kontingen Tasikmalaya dapat 5 gelar juara di Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi,” katanya.
Sementara Rayya Izarra Abqary mengaku senang bisa meraih juara, meski hal itu bukan tujuan utama.
Kata Rayya, prestasi yang pernah diraihnya diantaranya, di 2022 – Pemenang III Putri Lomba Maca Sajak Jenjang SMP dalam Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Provinsi Jawa Barat.
Juara I Lomba Maca Sajak Putri jenjang SMP pada Kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kota Tasikmalaya
Di tahun 2019 Juara II Pasanggiri Maca Sajak Sunda Tahap SD/MI sa Tatar Sunda ka 17 yang dilaksanakan SMA/SMK Pasundan 2 Tasikmalaya.
Juara 1 Lomba Baca Puisi dalam Festival Kreativitas Siswa SD se kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Sedangkan di tahun 2018 Juara II Lomba Baca Puisi tingkat SD yang dilaksanakan SMPIT Ibadurrahman.
Juara III Pasanggiri Maca Sajak Sunda sa Tatar Sunda XVI yang dilaksanakan SMA/SMK Pasundan 2 Tasikmalaya
Juara 2 Lomba Membaca Puisi di Festival Sastra Aksara V yang diselenggarakan UKM Aksara UPI Kampus Tasikmalaya
Juara 3 Lomba Baca Puisi dalam rangka Apresiasi Bahasa Sastra & Seni Daerah tahun 2018 tingkat Kota Tasikmalaya.
Juara 1 Lomba Baca Puisi dalam rangka Apresiasi Bahasa Sastra & Seni Daerah tahun 2018 tingkat Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Sementara di tahun 2017 raih Juara 3 Lomba Baca Puisi dalam Festival Kreativitas dan kompetensi Siswa SD se kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
“Kesan-kesan mengikuti lomba, Mengasah kemampuan dalam bidang baca puisi dengan belajar berkompetisi untuk bersaing dengan peserta-peserta lainnya,” ungkapnya sambil tersipu.
Menurut Rayya, yang paling berkesan saat mengikuti lomba maca sajak tingkat provinsi Jawa Barat.
“Antusias untuk mengikuti lomba, sekaligus deg-degan, karena membawa nama Kota Tasikmalaya untuk bersaing dengan peserta-peserta hebat perwakilan dari kota lainnya di Jawa Barat,” ungkapnya.
“Tapi alhamdulillah akhirnya bisa mempersembahkan piala buat Kota Tasikmalaya meskipun hanya jadi juara 3,” sambung Rayya.
Sementara selain baca puisi juga, kata Rayya, ia juga senang menulis. Sampai saat ini dirinya sudah menerbitkan 2 buah buku melalui penerbit KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) Mizan.
Di tahun 2018 Komik KKPK berjudul ‘Uji Nyali’ yang ditulis bersama 4 penulis cilik lainnya. Di tahun 2022 Novel KKPK berjudul ‘Kembar Tidak Akur’
Di tempat lain, Wali kelas Rayya, Susi Sujanah mengungkapkan, semoga terus menjadi anak yang membanggakan bagi orang tua, guru, lembaga sekolah, nusa dan bangsa. Mengukir prestasi tiada batas, dan selalu dalam rido yang maha kuasa.
“Dia merupakan anak didik yang cerdas, mampu bersosialisasi dengan baik , sopan dan ramah,” katanya.
Sementara pembimbing sekaligus pelatih Rayya, Ria Arista Budiyarti mengungkapkan, saat menjalani latihan penuh dengan tantangan. Dimana anak didiknya tersebut penuh dengan teka-teki.
Menurutnya, perjalanannya panjang untuk meraih banyak penghargaan. Dia yang mau banyak belajar disitulah teka tekinya sulit ditebak, tapi setiap lomba teka tekinya terjawab, anak asuhnya itu selalu menampilkan yang terbaik.
“Ngelatih Rayya itu seperti main sebuah teka teki, penuh tantangan. Tantangannya apa? Tantangannya harus bisa ngikutin mood nya yang kadang naik turun. Walaupun dia selalu berusaha melawan segala rasa yang ada di dalam hatinya,” ungkapnya.
“Beda lagi kalau depan ayah ibunya. Harus Pinter ambil celah memang buat bikin mood hatinya bagus. Terlepas dari itu, dia adalah seorang anak yang mudah diarahkan, cepet nangkap, meskipun sedikit ada lupanya gitu,” sambungnya.***