MASJID dengan arsitektur karya M. Ridwan Kamil (saat ini Gubernur Jawa Barat) kini sedang menjadi perbincangan warga Bandung Raya. Mungkin bahkan seluruh Jawa Barat dan nasional. Kalau selama ini masyarakat menyimak dan menyukai Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan yang terakhir Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, sebetulnya masih ada satu lagi yakni Masjid Al Multazam di Kabupaten Bandung.
Masjid Al Multazam berada di kompleks perumahan Cherry Field Jalan Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Persisnya berada di Jalan Ciganitri, tetapi agak masuk ke area dalam kompleks Cherry Field. Nama kompleks yang termasuk elite itu pula yang sering dipakai masyarakat untuk menyebut Masjid Al Multazam sebagai “Masjid Cherry Field”.
Sebetulnya kehadiran masjid yang dibangun di atas lahan 5.000 m2 itu sudah agak lama. Pembangunannya berawal pada 2015 tetapi peresmiannya pada 17 Juli 2017 oleh Bupati Bandung (saat itu), H. Dadang M. Nasser. Saat itu Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung juga hadir dalam peresmian. Nama Al Multazam punya arti tempat mustajabnya atau terkabulnya doa, semoga menjadi tempat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Saat peresmian, Bupati Dadang Nasser berharap Masjid Jami Al Multazam bisa melahirkan kader-kader muslim yang baik melalui kegiatan-kegiatan yang positif dan bersama-sama bertujuan untuk memakmurkan masjid tersebut. Bukan terjebak dalam kegiatan yang dilarang dalam beragama dan membahayakan keselamatan negara dengan menyelewengkan pengertian jihad. (SeputarBandungRaya.com, 21 Juli 2017)
Masjid Al Multazam yang dibangun oleh pihak pengembang itu menghabiskan biaya Rp 11 miliar, di luar harga lahan yang ada. Berukuran 24 x 24 m2 sehingga mampu menampung jamaah lebih dari 500 orang, masjid dilengkapi bangunan untuk Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Taman Kanak-kanak (TK) seluas 13 x 27 m2 di sebelah masjid.
Di bagian luar tempat imam dan sekitarnya juga dilengkapi fasilitas kolam –mirip Masjid Al Irsyad—sehingga udara terasa sejuk. Dinding-dinding yang sengaja dibuat “berlubang” merupakan ventilasi atau saluran angin atau udara alam, bukan AC, melalui rancangan arsitektur mirip atau bahkan sama dengan Masjid Al Irsyad di Kota Baru Parahyangan.
Halaman Masjid Al Multazam sangat luas sehingga dapat digunakan untuk menampung membludaknya jamaah salat, jamaah pengajian, lahan parkir, atau kegiatan lain seperti Jumat Berkah (penyediaan makan gratis bagi pengunjung). Di pinggiran halaman masjid ini juga ditanami pepohonan sehingga menambah keteduhan lingkungan.
Mengundang ustaz berkompeten
Seiring dengan harapan Bupati Dadang Nasser (saat itu), menurut Humas Al Multazam, Arnas Firman (47), sejak awal pengurus DKM masjid ini mengundang para ustaz yang memiliki kompetensi keagamaan yang baik atau terkemuka untuk mengisi ceramah pengajian.
“Di sini sudah lama diadakan kajian Subuh setiap Sabtu bakda Subuh. Tabligh akbar juga sering dilakukan. Setiap bulan Ramadan kami menyediakan buka bersama. Hari Jumat pun diadakan Jumat Berkah. Di sini juga ada kegiatan rutin taksin Al Quran,” ungkap Arnas. (detikcom, Rabu, 21/12/2022)
Pekan lalu TuguBandung.id sengaja mengikuti salat Zuhur berjamaah di sana. Seorang jamaah, Elan, mengungkapkan pengalamannya menjadi jamaah salat Jumat di Masjid Al Multazam ini. Kepada TuguBandung.id baru-baru ini, Elan menceritakan, bekerja di sebuah kantor perusahaan di Jalan Terusan Buah Batu, semula dia biasa menunaikan salat Jumat di sebuah masjid kecil di pinggir jalan dekat kantor.
Karena terasa bising terganggu oleh suara kepadatan lalu lintas kendaraan di Jalan Terusan Buah Batu, Elan pun tertarik dengan ajakan rekannya untuk mencoba salat Jumat di Masjid Al Multazam.
“Kami sangat terkesan. Selain sang khatib membawakan materi khutbah dengan baik, interior masjid ini juga membuat jamaah betah berlama-lama di dalam masjid. Bukan itu saja, ternyata setelah salat kami mendapati di halaman anteran panjang jamaah yang sedang menikmati makanan Jumat Berkah. Pelayanan ini jelas membuat jamaah makin dimanjakan,” tutur Elan, mantan karyawan sebuah perusahaan biro perjalanan haji dan umrah. (Wid, TuguBandung)***