Guru DHIS Secondary Lodaya Selami ‘Deep Learning’ untuk Pembelajaran Mendalam

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Istilah “Deep Learning” kerap dikaitkan dengan kecerdasan buatan dan teknologi. Namun, dalam dunia pendidikan, “Deep Learning” yang sekarang diluncurkan oleh kementerian pendidikan dasar dan menengah memiliki pemahaman yang lebih dalam.

Sebanyak 10 guru dan karyawan sekolah DHIS Secondary Lodaya mengikuti workshop “Pendekatan Deep Learning sebagai Pemberdayaan Guru dalam Pengembangan Model Pembelajaran Adaptif” pada Jumat (21/2/2025).

Workshop ini mengusung konsep “Deep Learning” dalam konteks pendidikan, yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep dan penguasaan kompetensi secara mendalam.

Dr. Dian Hidayati, M.M., dosen Magister Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), membimbing para guru untuk menyelami konsep “Deep Learning” ini.

“Deep Learning dalam pendidikan adalah tentang bagaimana kita membantu siswa untuk benar-benar memahami dan menguasai suatu topik, bukan hanya sekedar menghafal informasi di permukaan,” jelas Dian.

Dalam paparannya, Dian Hidayati menjelaskan bahwa penerapan deep learning dalam pendidikan bertumpu pada tiga pilar utama.

Pertama, personalisasi pembelajaran, di mana deep learning menganalisis data siswa seperti gaya belajar, minat, dan kemampuan untuk memberikan rekomendasi materi dan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Kedua, evaluasi pembelajaran, yaitu penggunaan deep learning untuk menganalisis hasil belajar siswa dan memberikan umpan balik yang lebih personal dan relevan, sehingga guru dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses penilaian.

Ketiga, pengembangan sistem pembelajaran adaptif, yaitu sistem pembelajaran yang dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa secara real-time dan terus belajar serta beradaptasi dengan perkembangan siswa, memberikan pengalaman belajar yang dinamis dan optimal.

Dian Hidayati menjelaskan bahwa Deep Learning dalam konteks pendidikan adalah sebuah perjalanan menjelajahi samudera ilmu pengetahuan.

“Seperti seorang penyelam yang menyelami lautan, siswa didorong untuk menjelajahi topik yang sedang dipelajari secara mendalam, menemukan keindahan dan kekayaan ilmu yang tersembunyi di dalamnya,” ujarnya.

Pendekatan ini berbeda dengan Surface Learning yang cenderung menyentuh permukaan materi secara luas tanpa mendalami maknanya.

“Dalam Surface Learning, siswa hanya dipaksa menghafal tanpa memahami, memiliki, dan menikmati proses pembelajarannya,” jelas Dian.

Sedangkan dalam Deep Learning, siswa diajak untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menghubungkan konsep dengan kehidupan nyata mereka.

“Deep learning adalah kunci untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, menyenangkan, dan berkesadaran bagi siswa-siswi kita,” ujarnya.

Dian menjelaskan bahwa deep learning dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang meaningful dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa dan menyesuaikannya dengan minat serta kebutuhan mereka.

“Dengan deep learning, pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna bagi siswa, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar,” ujarnya.

Deep learning juga dapat membantu menciptakan pembelajaran yang joyful dengan menyediakan berbagai macam aktivitas dan media pembelajaran yang interaktif dan menarik.

“Bayangkan, Bapak dan Ibu guru, kita dapat menciptakan kelas yang penuh dengan kegembiraan dan antusiasme belajar,” kata Dian.

Selain itu, deep learning juga dapat membantu menciptakan pembelajaran yang mindful dengan membantu siswa untuk lebih fokus dan hadir dalam proses pembelajaran.

“Deep learning dapat membantu kita menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, di mana siswa dapat belajar dengan tenang dan fokus,” tambah Dian.

Kepala sekolah DHIS Secondary Lodaya Niknik Andriani, menambahkan bahwa konsep Deep Learning yang disampaikan akan sangat memberi manfaat bagi siswa.

“Dengan Deep Learning, siswa tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga menumbuhkan kecintaan pada ilmu pengetahuan dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka,” ujarnya.

Deep Learning juga dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

“Ketika siswa diberi kesempatan untuk menyelami dan menjelajahi topik yang mereka sukai, mereka akan lebih termotivasi dan antusias dalam belajar,” tambah Niknik.

Sementara itu, Ketua pelaksana workshop, Yudha Syahid, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan umat yang diselenggarakan oleh mahasiswa dan dosen UAD.

“Kami berkomitmen untuk berbagi ilmu dan keterampilan yang kami miliki untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Workshop ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru DHIS Secondary Lodaya untuk menerapkan pendekatan Deep Learning dalam pembelajaran dan menciptakan generasi pembelajar yang mencintai ilmu pengetahuan,” pungkasnya.***

Komentar