TUGUBANDUNG.ID – Festival Payung Geulis di SMAN 10 Kota Tasikmalaya, membuka cakrawala berpikir siswa. Bukan sekadar memecahkan Musium Rekor Dunia Indonesia (Muri), dengan melibatkan 2350 peserta melukis payung.
Kepala SMAN 10 Kota Tasikmalaya, Dr H Yonandi, S.Si, M.T, mengatakan konsep Program Kurikulum Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Membekali siswa dengan kursus dan pelatihan. Memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan menumbuhkan mental wirausaha.
Menurutnya, ada empat bidang yang digelar berkesinambungan, bidang rekayasa, pengolahan, budi daya, dan kerajinan.
“Di bidang kerajinan ada program payung geulis, mengajari bagaimana membuat rangka payung, membalut dengan kain satin, dan setelah itu menyerahkan kepada guru seni budaya, lalu melukisinya,” kata Yonandi.
Sebagai salah satu upaya melatih peserta didik untuk berwirausaha agar dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat lainnya, Kemendikbudristek telah meluncurkan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Program PKW bukan sekadar mengejar kuantitas, namun harus turut meningkatkan kualitas lulusannya. Program PKW merupakan misi Ditjen Pendidikan Vokasi untuk benar-benar menciptakan SDM yang kompeten, serta mendorong pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Melalui program PKW ini, berharap akan lahir lapangan pekerjaan baru yang dapat menampung SDM lebih banyak. Akan tetapi, guna mencapai tujuan tersebut perlu bersinergi dalam menjawab tantangan zaman. Tidak hanya pemerintah, tapi seluruh pemangku kepentingan harus terlibat.
Kunci kewirausahaan adalah soft skills dan karakter yang mencakup kreativitas dan inovasi dengan terus membuat perubahan yang memanfaatkan teknologi digital.
Rekor Muri
Kegiatan Festival Payung Geulis ini merupakan kolaborasi dengan para pengrajin Payung Geulis sehingga lahirlah Rekor Muri 2350 siswa melukis Payung Geulis.
“Kami ingin melestarikan dan meregenerasi Payung Geulis, selain itu Payung ini butuh promosi. Oleh karena itu payung ini harus mengedepan sampai tingkat nasional dan internasional,” ujarnya.
Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya S.IP.,M.Ikom, mengapresiasi ajang itu. Menurutnya, saat ini dari 10 pengrajin payung geulis, berkurang jadi lima pengrajin.
“Melalui kegiatan ini akan muncul regenerasi pengrajin payung geulis. Semoga ini menjadi simbol kebangkitan perekonomian para pengrajin,” kata Atalia menandaskan. (Rian Sutisna)***