KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Asam hialuronat dikenal sebagai salah satu komponen penting dalam produk kosmetik, terutama dalam perawatan anti-aging. Salah satu sumber alami asam hialuronat adalah cangkang telur, yang memberikan potensi besar sebagai bahan dasar produk kecantikan. Di tengah meluasnya industri berbasis telur seperti produksi kue dan martabak, cangkang telur sering hanya berakhir sebagai limbah yang mencemari lingkungan. Menanggapi isu ini, Prof. apt. I Ketut Adnyana, M.Si., Ph.D., dari Sekolah Farmasi ITB menghadirkan solusi inovatif berupa Eggshelent, serum anti-aging yang memanfaatkan membran cangkang telur, membuka peluang baru dalam dunia kosmetik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Membran cangkang telur mengandung protein, asam amino seperti kolagen dan kondroitin, serta asam hialuronat, menjadikannya bahan yang kaya nutrisi untuk perawatan kulit. Keunikan dari serum ini terletak pada bahan bakunya yang 100 persen berasal dari membran cangkang telur, yang melalui proses pengolahan khusus hingga memenuhi standar farmasi dan kosmetik. Proses ini memastikan bahwa serum yang dihasilkan tidak hanya aman digunakan, tetapi juga efektif dalam membantu regenerasi kulit, meningkatkan elastisitas, dan mengurangi tanda-tanda penuaan.
“Dengan mengoptimalkan potensi dari bahan yang selama ini kurang dimanfaatkan, inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa limbah bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi yang mendukung kecantikan dan keberlanjutan,” ujar Prof. I Ketut Adnyana.
Dalam proses pengembangan inovasi serum anti-aging dari membran cangkang telur, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh tim peneliti. Pada tahap awal, pemisahan membran dari cangkang telur memerlukan waktu yang cukup lama sehingga diperlukan kecepatan yang tepat. Setelah itu, membran yang telah dipisahkan harus segera diproses untuk menghilangkan kontaminan mikroba, sesuai dengan standar BPOM untuk bahan kosmetik dan farmasi. Tahapan terakhir adalah hidrolisis, yakni proses membran diubah menjadi hidrolisat yang siap digunakan dalam formulasi. Setiap tahap memerlukan ketelitian untuk memastikan kualitas dan keamanan produk akhir.
Sebagai bagian dari institusi pendidikan dan riset inovasi, proses formulasi serum telah melalui uji stabilitas dengan hasil yang konsisten dalam kondisi tertentu. Serum ini kemudian diuji efektivitas dan keamanannya secara in vitro dan in vivo, serta menjalani uji klinis pada sejumlah sampel terbatas di Sekolah Farmasi ITB.
Prof. I Ketut Adnyana mengatakan bahwa pendanaan untuk inovasi ini berasal dari dana hibah Institut Teknologi Bandung serta Kedaireka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
“Prosesnya dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir. Diawali dengan pemrosesan bahan baku awal menjadi bahan yang telah mendapatkan notifikasi BPOM, kemudian dikembangkan menjadi beberapa produk. Salah satunya adalah serum anti-aging Eggshelent, yang merupakan hasil dari pengolahan dan penelitian mendalam untuk memastikan kualitas dan efektivitasnya,” ujarnya.
Beliau berharap kosmetik yang 100 persen berbahan alami dari Indonesia dapat semakin berkembang dan menjadi unggulan di pasar internasional. Ini adalah kesempatan untuk mengoptimalkan kekayaan alam dan mendukung inovasi lokal dalam industri kecantikan.
“Kita bertanggung jawab untuk mengolah kekayaan sumber daya alam yang kita miliki dan memanfaatkannya secara optimal untuk kemajuan negeri ini,” pungkasnya. (Pun)***