SENIN 30 Januari 2023 menjadi hari bahagia bagi warga Kompleks Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung. Rasa gembira tidak hanya dirasakan oleh warga Blok A hingga I kompleks di dekat Jalan Terusan Kopo Sayati itu, tetapi juga warga kampung di sekitar kompleks.
Suka cita itu sudah lama diinginkan dan ditunggu-tunggu. Bermula tahun 1982/1983-an, warga kompleks di blok tersebut belum mempunyai tempat ibadah, terutama masjid seiring dengan pemeluk Islam yang merupakan mayoritas di sini. Saat itu mereka harus rela menumpang di masjid kampung jika ingin salat berjamaah.
Masjid yang ada saat itu, Al Mu’aawanah, merupakan “masjid wakaf keluarga” dan berukuran relatif kecil. Luasnya tidak sampai 200 m2 dan berada “di belakang” jalan kompleks yang relatif lebar. Belakangan ada niat dari warga kompleks agar masjid tersebut bisa diperbesar. Tetapi bagaimana caranya?
Niat baik yang diinisiasi beberapa tokoh kompleks akhir mulai mewujud. Ada sebuah rumah di depan Masjid Al Mu’aawanah yang menghadap atau terhubung langsung ke jalan kompleks. Pemiliknya bernama Haji Marius. Para tokoh setempat pun melakukan negosiasi dengan keluarga Pak Marius. Bagaimana kalau rumahnya dipakai untuk masjid sehingga Al Mu’aawanah bisa menjadi lebih besar dan luas.
Dengan dukungan keluarga, akhirnya Haji Marius setuju untuk melepas rumahnya. Tetapi gantinya harus juga berlokasi di kompleks yang sama. Dengan nilai tertentu, akhirnya Marius dan keluarga bisa bertempat tinggal di Blok C Kompleks Sukamenak Indah ini.
Gotong royong himpun dana
Menurut Ketua DKM Al Mu’aawanah/Ketua Panitia Renovasi Masjid, Drs. H. Iwan Setiawan, untuk mulai merenovasi masjid dan menjadikan lebih luas pun muncul masalah baru karena uang yang ada pun baru dua puluhan juta rupiah saja. Jumlah itu hasil dari kencleng penyenggaraan salat Idul Fitri di lapangan lingkungan kompleks.
Dengan niat serta tekad yang kuat, semua warga terutama kompleks perumahan akhirnya bergotong royong menghimpun dana pembangunan atau renovasi Masjid Al Mu’aawanah di Blok A-01 ini. Akhirnya peletakan batu pertama renovasi pun dilakukan oleh Bupati Bandung (periode sebelumnya), H. Dadang M. Naser, SH, M.IPol pada Jumat 5 Februari 2021.
Sejak itu, warga kompleks terus berusaha sekuat tenaga untuk menghimpun dana pembangunan. Selain mengandalkan kemampuan warga lokal, mereka juga berusaha menghubungi relasinya masing-masing, bahkan sampai luar Pulau Jawa atau seluruh Indonesia.
Hingga saat peresmian Masjid Al Mu’aawanah dengan tampilan baru, dua lantai dengan luas seluruhnya 400 m2, panitia telah berhasil menghimpun dana Rp 3,4 miliar. Bupati Bandung saat ini, H.M. Dadang Supriatna, SIP, MSi, yang meresmikan penggunaan masjid dengan “wajah baru” ini, menyatakan ikut senang dan bangga atas kegotongroyongan umat Islam Kompleks Sukamenak Indah.
Bupati Dadang berpesan agar umat Islam di wilayah ini mampu memakmurkan dan menjadikan Masjid Al Mu’aawanah sebagai pusat syiar dakwah Islam. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) ini mengingatkan terjadinya peristiwa yang memprihatinkan di Kabupaten Bandung yakni adanya pelajar yang hamil di luar nikah. Selain itu juga terjadinya penculikan anak di bawah umur.
Karena itu Bupati mengajak menjadikan masjid sebagai tempat menimba ilmu agama dan membentuk akhlak atau karakter generasi muda yang baik. Selain warga kompleks telah memiliki amal jariah melalui gotong royong membanguan masjid, juga perlu terus menularkan ilmu yang bermanfaat dan memiliki anak-anak yang saleh. Tiga hal itu adalah bekal menghadapi kematian yang pasti akan dialami oleh semua manusia.
Pada kesempatan yang sama, penceramah KH. Ismail Solihin, SE, MSi juga mengingatkan empat fungsi masjid yakni menjaga akidah dan akhlak, menjaga ibadah, menjaga ukhuwah, dan melayani umat. “Sebagai dampak dari maraknya media sosial, generasi muda kita menjadi hedonis dan akhlak mereka mengkhawatirkan. Selain itu, jadikan masjid sebagai sumber keberkahan, keharmoniasan, dan lakukan hal-hal yang bermanfaat bagi umat,” ujarnya. (Wid, TuguBandung.id)***