KABUPATEN SUMEDANG (TUGUBANDUNG.ID) – Gajah merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia. Kendati demikian, ancaman berupa perburuan liar dan hilangnya habitat gajah terus terjadi. Karena itu, kesejahteraan dan konservasi gajah sangatlah diperlukan.
“Jadi, kita (harus mengupayakan) bagaimana caranya supaya gajah itu tetap welfare,” kata Kepala Kesehatan Satwa, Nutrisi, dan Penelitian Bandung Zoo drh. Dedi Trisasongko.
Hal tersebut disampaikan Dedi saat menjadi pembicara pada acara talk show Festival Gajah di Teater Pengetahuan, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (27/10/2023). Acara tersebut digelar oleh Departemen Lingkungan Hidup BEM Kema Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Bandung Zoo.
Salah satu upaya peningkatan kesejaheraan dan konservasi gajah yang dilakukan adalah melalui peran kebun binatang. Dedi menambahkan, ada lima unsur kebebasan yang dipakai oleh setiap kebun binatang dalam melakukan perawatan dan konservasi satwa, terutama gajah.
Lima unsur kebebasan tersebut, yakni bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal, serta bebas dari rasa stres dan tertekan.
Dari lima unsur di atas, unsur bebas dari rasa stres dan tertekanlah yang dianggap paling penting dalam proses perawatan dan konservasi gajah. Sebab, gajah merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap gangguan dan ancaman yang ada di sekitarnya.
“Apalagi, kalau gajah itu sangat sensitif terhadap pendengaran dan penciuman. Jadi, misalnya, ketika dia mencium feses hewan lain, dia sudah berteriak. Itu memberikan sinyal bahwa dia merasa terancam,” tambah Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, dalam proses perawatan dan konservasi gajah juga diperlukan adanya tindakan pengayaan (enrichment). Tindakan tersebut dilakukan agar gajah tidak merasa bosan dan stres karena berlama-lama berada di dalam kandang. Sebab, rasa bosan dan stres akan memengaruhi kesehatan mental dan tubuh gajah.
“Coba kita bayangkan bahwa satwa gajah itu, di Kebun Binatang Bandung, setiap tahunnya berada di tempat yang sama. Kita saja kalau di ruangan ini sampai bertahun-tahun (pasti) bosan. Nah, inilah fungsinya enrichment itu. Jadi, bagaimana satwa itu setiap hari aktif melakukan kegiatan,” jelas Dedi.
Ditemui di akhir acara, Project Leader Eksplorasi Nusantara, Reinaldy, mengatakan, talk show Festival Gajah yang merupakan salah satu acara puncak dari Eksplorasi Nusantara ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa Unpad akan pentingnya konservasi gajah.
”Kegiatan ini diperlukan agar Kema Unpad bisa aware akan pentingnya konservasi dan perawatan gajah,” pungkasnya.***