ALUN-ALUN Kejaksan berada di jantung Kota Cirebon. Lokasinya sangat strategis di antara Jalan Kartini, Jalan Siliwangi, dan Jalan Tanda Barat. Juga berhadapan dan “menyatu” dengan Masjid Raya At Taqwa yang relatif ramai setiap hari.
Sekilas terlihat Alun-Alun Kejaksan menunjukkan ciri kasnya dibanding alun-alun yang lain di mana pun. Yakni, permukaan tanahnya yang ditumbuhi rumput hijau tidak semuanya rata seperti lapangan sepakbola. Desainnya artistik menyesuaikan dengan sosok gapura di bagian depan yang menyerupai Candi Bentar.
Alun-Alun Kejaksan, seperti dikemukakan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil saat meresmikannya pada 21 April 2021, berpredikat sangat istimewa. Keistimewaan itu di antaranya bisa menyelesaikan kemacetan karena adanya basement atau ruangan bawah tanah yang digunakan untuk memarkir sekitar 70 mobil dan 120 sepeda motor.
Tidak hanya basement, alun-alun ini juga memiliki dimensi sejarah yang sangat diperhatikan dalam pembangunannya. “Termasuk adanya tugu proklamasi ini,” kata Gubernur. (cirebonkota.go.id, 21 April 2021)
Saat itu Ridwan Kamil juga berpesan agar melalui kehadiran Alun-Alun Kejaksan ini pemimpin Kota Cirebon senantiasa membahagiakan warganya. “Silakan warga untuk memanfaatkan Alun-Alun Kejaksan dengan baik. Saya titip jaga kebersihan,” pesannya.
“Manjakan tamu yang datang dengan fasilitas yang nyaman. Manjakan warga dengan jalan yang lancar, kota yang bersih, jalan kaki yang nyaman, tidak banjir,” ujar Gubernur Emil.
Pada kesempatan peresmian itu Wali Kota Cirebon, Drs. H. Nashrudin Azis, SH, berharap ke depannya Alun-Alun Kejaksan sebagai ruang terbuka publik dapat difungsikan sebagai tempat edukasi, interaksi sosial, berdiskusi dan refreshing sehingga indeks kebahagiaan warga Kota Cirebon meningkat.
Alun-Alun Kejaksan yang pembangunannya menghabiskan dana sekitar Rp 44 miliar (tahun anggaran 2019-2020) itu, dilengkapi dengan fasilitas lapangan utama dan paviliun upacara hari besar nasional dan tempat olahraga, taman yang berisikan tanaman hias dan pohon-pohon tinggi, serta shelter untuk pedagang kaki lima.
Selain itu, alun-alun ini juga memiliki bangunan-bangunan lain untuk menambah fungsi yang telah ada. Seperti gerbang masjid yang menjadikan Alun-Alun Kejaksan menyatu dengan Masjid Raya At Taqwa, gerbang utama berbentuk Candi Bentar setinggi 9 meter, basement, dan Plaza Memorial.
Di dalam Plaza Memorial terdapat memorial sejarah tugu proklamasi yang ada di Kota Cirebon. Selain itu juga masih ada perpustakaan kecil (microlibrary) yang berfungsi sebagai taman baca dan playground atau tempat bermain anak.
Pedagang mengeluh sepi, banyak aturan
Apakah banyaknya fasilitas ideal yang tersedia di Alun-Alun Kejaksan itu mampu memuaskan dan membahagiakan warga? Jawabanya tentu sangat beragam. Tergantung dari cara pandang pihak mana atau siapa yang menilainya.
Kebetulan, saat penulis melawat ke Kota Cirebon, Senin 17 Juli 2023 lalu, terbetik berita bahwa para pedagang di shelter Alun-Alun Kejaksan mendambakan susana alun-alun 10 tahun lalu, yakni menjadi pusat kegiatan masyarakat yang ramai dan dipenuhi banyak orang.
Menurut salah seorang pedagang di sana, Rani, meskipun alun-alun sudah direvitalisasi sehingga lebih rapi dan tertib, namun hal itu justru tidak berdampak positif terhadap para pedagang. Para pengunjung makin sepi. “Dengan dibangunnya seperti ini, perekonomian untuk pedagang sangat berkurang,” kata Rani. (Radar Cirebon, Senin, 17/7/2023)
Menurut dia, sepinya pengunjung khususnya ke pedagang itu karena lokasi shelter Alun-Alun Kejaksan tertutup bangunan sentra UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Apalagi sentra UMKM yang diharapkan dapat mendongkrak kunjungan, justru tak dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu, aturan yang ditetapkan di alun-alun juga tidak mendukung keberadaan para pedagang di shelter UMKM. Misalnya, tidak diperbolehkannya hiburan dan penyewaan permainan anak di dalam area Alun-Alun Kejaksan.
Padahal, menurut Rani, keberadaan wahana permainan anak itu dapat mendongkrak kunjungan ke alun-alun, yang kebanyakan terdiri atas kalangan keluarga. Kini banyak pengunjung yang berpindah ke Alun-Alun Kasepuhan karena di sana banyak hiburan dan penyewaan permainan anak.
Sebenarnya saat awal peresmian dulu, Alun-Alun Kejaksan dilengkapi dengan area permainan untuk anak-anak. Namun setelah berjalannya waktu, area tersebut kini telah rata dengan tanah.
Terlepas dari kekurangan seperti dikemukakan kalangan pedagang, Alun-Alun Kejaksan telah mampu menampilkan diri sebagai area yang sejuk berkat pepohonan besar antara lain pohon beringin. Alun-alun ini juga dapat digunakan sebagai lokasi tambahan untuk salat Hari Raya Idul Fitri jika jamaah Masjid Raya At Taqwa membludak. (Widodo A, TuguBandung.id)***