Menu

Mode Gelap

Feature · 30 Agu 2022 08:13 WIB ·

Warung Kopi Imah Babaturan, Ikut Meramaikan Kuliner Bandung

 Warung Kopi Imah Babaturan di Jalan Kebon Bibit No. 3, Taman Sari, Kota Bandung. (Foto: Widodo A.).* Perbesar

Warung Kopi Imah Babaturan di Jalan Kebon Bibit No. 3, Taman Sari, Kota Bandung. (Foto: Widodo A.).*

HARI Minggu, 28 Agustus 2022, anak-cucu saya mengajak jalan-jalan. Mengisi hari libur dengan makan siang di luar rumah. Pilihan tempat makan terserah mereka. Bagi saya yang sudah lanjut usia ini, modal penting untuk makan adalah rasa lapar dan badan sehat. Tanpa perut lapar dan tubuh sehat, seenak apa pun menu yang disajikan terasa percuma saja. Hambar.

Siang itu mobil meluncur ke arah Jalan Taman Sari, Kota Bandung. Kemudian parkir di lantai bawah Balubur Town Square (Baltos). Selanjutnya berjalan kaki di area bawah Jembatan Layang Surapati (kini Jembatan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja) itu ke arah Jalan Kebon Bibit No. 3 (kiri jalan). Lantas masuk ke Warung Kopi Imah Babaturan, atau sebut saja Warung KIB.

Warung KIB menempati rumah biasa. Hanya separuh atau sekitar 7 meter lebar depan yang digunakan untuk aktivitas warung. Sedangkan panjang ke belakang sekitar 12 meter. Ruangan seluas itu selain untuk dapur juga mampu menampung 50-an pengunjung. Tidak terlalu sempit. Tapi juga tidak terlalu luas. Meski sudah penuh, siang itu masih tampak berdatangan orang yang ingin jajan.

Pengunjung memenuhi Warung Kopi Imah Babaturan, Minggu (2882022). (Foto: Widodo A.).*

Menyaksikan banyaknya tamu, muncul pertanyaan ke mana mereka harus parkir? Karena sisa halaman di samping warung hanya mampu menampung belasan sepeda motor. Sedangkan pemilik dua rumah besar di seberang seberang jalan telah memasang papan pengumuman di pagar: “dilarang parkir”. Tukang ojek yang sedang nongkrong pun menjelaskan, mobil bisa diparkir di sebagian pinggir jalan yang tidak terlalu lebar itu. Selebihnya di Baltos dan lokasi lain yang tidak jauh dari Warung KIB.

Menurut karyawan warung yang berdiri tahun 2015 ini, pada akhir pekan jumlah pengunjung semakin banyak. Jam tutup yang biasanya berakhir pukul 22.00 bisa molor hingga pukul 01.00 dini hari. Para pengunjung bukan saja kalangan mahasiswa yang banyak tinggal atau kos di daerah Tamansari, tapi juga yang datang dari jauh bahkan luar Bandung. Harap maklum, di kawasan itu terdapat Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Islam Bandung (Unisba), dan yang lain.

Menu rumahan

Pendiri Warung KIB adalah Muhamad Nurul Huda. Sayang siang itu dia sedang tidak berada di warung. “Beliau sedang di rumah, Pak, tidak jauh dari sini,” ujar satu dari 20-an karyawan yang sedang sibuk melayani para tamu. Jumlah pekerja yang lumayan banyak itu menggambarkan kesuksesan warung kopi ini.

Suasana Warung Kopi Imah Babaturan saat banyak pengunjung. (Foto: Widodo A.).*

Muhamad Nurul Huda pernah mengisahkan, dulu ibunya paling senang memasak dalam jumlah besar di rumah. Agar masakan yang dimasak itu habis, Nurul Huda yang biasa disapa Uyul itu pun memanggil teman-temannya untuk makan. (nova.grid.id, Rabu, 9/6/2021)

Karena sering dipanggil, teman-temannya terbiasa datang ke rumah Uyul untuk makan, hingga muncul ide nama Imah Babaturan untuk kedai makan ini. “Karena yang datang babaturan (teman-teman) saya, akhirnya idenya dipindahkan ke sini. Teman-teman saya masih bisa makan, tapi sekarang bayar,” kata Uyul tertawa.

Uyul mengakui bahwa saat memulai usaha ini dia tidak punya konsep khusus. Atau menurut komentar tukang ojek yang sedang mangkal di sana kepada TuguBandung.id, “Dulu awalnya usaha warung ini hanya iseng, Pak.”

“Konsep sebetulnya tidak di-setting dari awal, jadi berjalan saja. Kami punya menu rumahan yang bisa dijual, tapi kami pairing (pasangkan) sama kopi. Jadi awalnya dulu maunya punya rumah makan dan coffee shop. Karena modalnya enggak ada, ya sudah dijadikan satu,” tutur Uyul.

Salah satu menu favorit di tempat ini adalah cumi cabai hijau. Cukup dengan Rp 40.000,- pengunjung bisa menikmati seporsi nasi cumi hijau. Cumi yang melimpah, dibaluri sambal hijau yang pas di lidah, cocok disajikan dengan nasi hangat.

Pengunjung dapat membaca koran yang sengaja disediakan pengelola Warung Kopi Imah Babaturan. (Foto: Widodo A.).*

“Awalnya yang jadi andalan adalah tongseng kambing. Cuma, begitu jalan menu cumi cabai hijau paling banyak dipesan dan laku keras. Saat ini, menu cumi cabai hijau juga sudah tersedia dalam kemasan frozen food. Jadi buat yang belum bisa mampir ke Bandung, tetap bisa mencicipi menu ini,” ungkap Uyul.

Rombongan kami sendiri siang itu memesan oseng sapi pedas, tongseng kambing, tongseng ayam kampung, soto ayam kampung, baso tahu, peuyeum goreng, roti maryam, bala-bala kering, tempe mendoan, jeruk peras ice, milo ice, es latte, jeruk peras hot, dan tes manis hot.

Sayang, beberapa makanan ringan itu malah baru disajikan setelah makanan berat. Padahal waktu itu kami harus menunggu sekitar setengah jam, yang idealnya lebih dulu bisa diisi dengan memakan makanan ringan tersebut. Tapi keteledoran itu mungkin karena terlalu banyak pesanan tamu, di samping karyawan juga sibuk melayani pesanan via para tukang ojek.

Kami memaklumi keteledoran tersebut. Toh untuk mengisi waktu, kami bisa membaca beberapa koran harian yang oleh pengelola warung sengaja dipajang di dekat pintu masuk. Niat baik untuk merawat minat baca terhadap media cetak itu pula yang konon dulu ikut mewarnai niat awal pendirian warung ini. (Widodo Asmowiyoto, Dewan Redaksi TuguBandung.id)***

Artikel ini telah dibaca 1,329 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Membersamai di 33 Tahun JNE, Kekuatan Perempuan Membagi Waktu pada Inovasi Lebih Pagi

31 Juli 2024 - 05:48 WIB

33 Tahun Hadir Menjadi Mitra, Pengiriman Perorangan Maupun Pelaku UMKM Jelas JNE Lebih Unggul

30 Juli 2024 - 18:47 WIB

Herman Suryatman, Kebermanfaatan Keterbukaan Informasi untuk Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat

11 Juli 2024 - 10:13 WIB

Pebulutangkis Spidernoy Ingin Membangun Masjid

23 Juni 2024 - 12:49 WIB

Prof Dr Suwatno, Sosok Guru Besar yang Tiga Dekade Berkhidmat Menjadi Pengurus RT

18 Juni 2024 - 08:28 WIB

“Seren Taun”, Bentuk Syukur dan Simbol Harmoni Warga Cigugur Kuningan

15 Juni 2024 - 09:55 WIB

Trending di Feature