KABUPATEN GARUT, (TUGU BANDUNG.ID).- Masih tingginya kebutuhan pokok terutama harga beras yang terus melonjak membuat warga di Kabupaten Garut, semakin cemas. Sehingga mereka rela menguber penjual beras yang harganya murah.
Untuk menekan harga yang semakin tinggi, Polres Garut menggelar Pasar Murah dan Bakti Kesehatan untuk masyarakat umum yang diselenggarakan di Mapolres Garut, Selasa (27/2/2024).
Kapolres Garut AKBP Rohman Yonky Dilatha menyebutkan jika Polres Garut menggelar Operasi Pasar Murah dengan tujuan untuk membantu meringankan beban masyarakat terkait kenaikan harga bahan pangan yang cukup mahal saat ini.
Yonky juga mengatakan, selain kegiatan Pasar Murah pihaknya juga menggelar kegiatan Bhakti Kesehatan untuk masyarakat umum. “Kami menyiapkan bahan-bahan sembako untuk dijual berupa beras, minyak goreng, gula dan terigu,” katanya disela operasi pasar.
Dikatakanya, Instansi Polri Resor Garut menyiapkan 5 ton beras untuk dijual dengan harga murah kepada masyarakat. Ratusan warga Garut yang datang ke operasi pasar murah merasa terbantu dengan pasar murah ini.
Pasar murah Polres Garut menjual bahan sembako meliputi beras kemasan 5 kg seharga Rp54.500, minyak kita 1 liter dengan harga Rp15.500, gula 1 kg seharga Rp16.500, terigu kita 1kg seharga Rp11.000, dan terigu tulip 1 kg seharga Rp9.500.
“Disamping itu cek kesehatan juga dilaksanakan oleh Polres Garut secara gratis, meliputi pemeriksaan tensi, pemeriksaan suhu , pemeriksaan nadi, pemeriksaan dokter dan pemberian obat,” katanya.
Ada sebanyak 157 orang peserta yang melakukan cek kesehatan. “Ya tujuan kami menggelar kegiatan ini untuk membantu masyarakat Kabupaten Garut yang membutuhkan sembako murah untuk kebutuhan pokok sehari-hari,” katanya.
Untuk kedepannya jika masyarakat merasa terbantu dan memerlukan kegiatan seperti ini kembali bukan tidak mungkin untuk menggelarnya lagi di kemudian hari.
Salah satu warga Susi (29) mengaku rela antru untuk mendapatkan sembako murah ini. Meski dirinya berangkat dari rumah sejak pagi. Namun dikarenakan banyak warga yang sama membutuhkan sembako murah. Maka harus rela menunggu giliran.
“Beras mahal, bahan pokok lainnya juga mulai merangkak naik. Minta kepada pemerintah untuk segera menurunkan harga kebutuhan pokok. Jangan terus naik. Sebab, harga yang naik tidak diimbangi dengan pendapatan yang meningkat. Ini sungguh terasa berat.
Hal senada juga dikatakan Dewi (31), ia mengaku cukup kesulitan untuk mendapatkan bahan pokok karena kondisi keuangan keluarga. Dimana upah yang diterimanya masih jauh dari pemenuhan kebutuhan yang harganya terus naik.
“Harga sembako, naik terus dari tahun ke tahun yidak pernah turun. Sementara upah tetap saja tidak ada perubahan. Sangat terasa berat. Ya, berharap perhatian pemerintah untuk menekann harga barang agar tidak terus-yerusan naik. Jika bisa diturunkan,” katanya.***