KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Infeksi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba semakin merebak di Indonesia.
Awalnya wabah PMK hanya ada di beberapa daerah, namun kini PMK telah menyebar hingga ke 18 Provinsi, yakni 190 Kota/Kabupaten.
Wabah yang terjadi sejak beberapa bulan lalu ini menimbulkan keresahanan di masyarakat yang berakibat pada turunnya permintaan pasar terhadap daging ternak seperti daging sapi dan daging kambing.
Meskipun pemerintah sudah memberikan penjelasan bahwa daging sapi yang terinfeksi PMK masih dapat dikonsumsi namun sebagian masyarakat masih takut mengonsumsinya.
Masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan karena hewan yang terinfeksi PMK masih aman dikonsumsi dengan syarat harus dimasak hingga matang sempurna, selain itu PMK adalah penyakit yang menyerang hewan dan tidak mudah menular ke manusia.
Menurut penelitian pada lama undip.ac.id, virus PMK tidak lagi aktif setelah hewan ternak disembelih karena saat penyembelihan hewan ternak terjadi proses rigor motis yang mengakibatkan pH daging turun di bawah angka 5,9 dan pada pH tersebut ditemukan bahwa virus sudah tidak aktif.
Dan bagian yang paling aman untuk dikonsumsi dari sapi yang sudah dipotong adalah dagingnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya. (*)