TASIKMALAYA, (TUGU BANDUNG).- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali mengungkapkan, ditiadakannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 30 Desember 2022, menandakan tonggak keberhasilan Negara Republik Indonesia dalam mengarungi berbagai rintangan yang dihadapi selama pandemi Covid-19.
Keputusan tersebut diambil bukan tanpa sebab, sinergi dan kolaborasi pentahelix yang terjalin dengan baik dalam mengatasi pandemi barbarengan dengan upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat berhasil mendorong ekonomi Indonesia kembali ke pertumbuhan sebelum pandemi.
Lebih lanjut, kata Aswin, Presiden menjelaskan bahwa Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan Covid-19 dengan baik sekaligus bisa menjaga stabilitas ekonominya melalui kebijakan “gas dan rem” sebagai kuncinya.
Indonesia juga termasuk 1 dari 4 negara G20 yang dalam 10-11 bulan berturut-turut tidak mengalami gelombang pandemi.
Sementara itu, lanjut Aswin, perekonomian wilayah Priangan Timur pada tahun 2022 berhasil tumbuh positif sebesar 4,87% (yoy) lebih tinggi dibanding tahun 2021 sebesar 3,56% (yoy) dan angka ini mendekati pertumbuhan ekonomi pada saat pra-pandemi (2019).
Memasuki tahun 2023, kata Aswin, dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat tentunya diiringi dengan peningkatan permintaan (demand) baik barang maupun jasa.
Di samping itu, adanya momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 1444 H tidak hanya mendorong peningkatan permintaan barang dan jasa, namun juga permintaan akan uang kartal. Sebagai gambaran, pada tahun 2019 (pra-pandemi) permintaan uang kartal pada saat momentum Ramadan dan Idulfitri di wilayah Priangan Timur mencapai Rp 1,8 triliun, berdasarkan trendnya (2017-2019) selalu mengalami peningkatan dengan rerata sebesar 109%/tahun.
“Dalam rangka memenuhi kebutuhan uang Rupiah dan memberikan pelayanan penukaran yang terbaik kepada masyarakat pada saat Ramadan dan Idulfitri 1444 H, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya bersama dengan perbankan, unsur pimpinan daerah (FORKOMPINDA), dan stakeholders terkait melaksanakan program Semarak Rupiah Ramadan dan Idulfitri (SERAMBI) 2023,” kata Aswin, saat Kick Off Serambi 2023 Priangan Timur, Senin (27/3/2023).
Menurutnya, program ini bertujuan untuk menyediakan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai serta dalam kondisi layak edar bagi masyarakat serta untuk memastikan terlaksananya layanan penukaran uang Rupiah yang sesuai.
“Kegiatan ini juga dalam rangka meningkatkan awareness kepada masyarakat terkait dengan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah,” katanya.
Lanjut Aswin, kegiatan Serambi Priangan Timur dengan tema, Serambi Rupiah Ramadan Belanja Bijak, menyediakan layanan penukaran uang di 116 titik layanan penukaran di bank yang tersebar di seluruh wilayah Priangan Timur, mulai tanggal 27 Maret 2023 sampai 20 April 2023.
“Selain dari titik layanan penukaran di perbankan yang telah ditentukan, Bank Indonesia Tasikmalaya juga menyediakan opsi layanan penukaran uang melalui kas keliling yang akan disinergikan dengan beberapa kegiatan Operasi Pasar Murah,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, diharapkan masyarakat dapat memesan penukaran terlebih dahulu melalui aplikasi PINTAR (Aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah) agar lebih memudahkan dalam proses penukaran.
Adapun kesiapan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Bank Indonesia Tasikmalaya telah menyiapkan uang kartal sebesar Rp2,4 T.
Dalam event Kick-Off Serambi Priangan Timur yang juga serentak dilaksanakan se-Jawa Barat ini dihadiri oleh PJ Wali Kota Tasikmalaya, Aswin menyebut, bahwa kegiatan Serambi 2023 ini, tidak hanya berfokus pada layanan penukaran uang.
Namun juga turut serta dilaksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai Kebanksentralan/Apa itu Bank Indonesia, QRIS, dan sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Serta sosialisasi mengenai Belanja dan Berdagang Bijak di bulan Ramadan.
Terkait pentingnya Belanja dan Berdagang Bijak, Aswin Kosotali menyampaikan, momentum Ramadan di Indonesia selalu dibarengi dengan peningkatan permintaan barang dan jasa namun di sisi lain tidak diiringi dengan ketersediaan pasokan yang memadai.
“Hal ini akan menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa atau inflasi yang cukup tinggi. Hal ini sudah barang tentu tidak sesuai sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk tidak berlebihan,” pungkasnya.
Pj Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah sangat mengapresiasi adanya Serambi ini. Semakin menggeliatnya aktivitas sosial ekonomi masyarakat pasca penghapusan PPKM tentunya berdampak positif terhadap perekonomian di Kota Tasikmalaya maupun di wilayah lainnya di Priangan Timur.
Ia juga mengapresiasi upaya Bank Indonesia beserta jajaran terkait dalam mendorong sosialisasi Cinta, Bangga, Paham Rupiah. “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan uang Rupiah dan yang tidak kalah penting adalah untuk mencegah tindak kriminal pemalsuan uang,” katanya.
Cheka berharap kegiatan ini bisa menjadi salah satu katalisator dalam mendorong pemulihan ekonomi sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
“Yang tidak kalah penting lainnya, Bank Indonesia Tasikmalaya terus mendorong implementasi transaksi secara non-tunai dalam rangka mendukung percepatan Ekonomi Keuangan Digital (EKD) dan terciptanya transaksi pembayaran yang aman, cepat, dan efisien,” katanya.
Dalam mendukung hal ini disamping regulasi pendukung, Bank Indonesia telah menciptakan beberapa inovasi transaksi non-tunai berdasarkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 antara lain QRIS, BI-FAST, dan BI-SNAP.
Pj Walikota juga menyempatkan menukarkan uang di mobil kas keliling. “Menukar uang pecahan baru Rp5000 rupiah senilai Rp500 ribu dengan Qris,” katanya.
Sementara pada kesempatan itu Kepala Cabang Bank Syariah Indonesia Tasikmalaya Firdaus mengatakan, pihaknya juga menyediakan penukaran uang bagi masyarakat setiap hari dari mulai pukul 07.30 wib sampai pukul 15.00 wib.
Penukaran uang dari mulai pecahan Rp20 ribu hingga pecahan terkecil. “Penukaran dilaksanakan disesuaikan atau selama stok uang baru masih ada,” katanya.***