CIREBON (TUGUBANDUNG.ID),- Di tengah kesibukan sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ronal Surapradja terus menunjukkan dedikasinya terhadap pelestarian budaya melalui aktivitasnya di industri kreatif.
Salah satu wujud nyata komitmennya adalah ketekunannya dalam membatik, sebuah kegiatan yang tidak hanya memperkuat identitas budaya tetapi juga memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya.
Ronal mengungkapkan bahwa membatik adalah salah satu cara untuk merawat kekayaan tradisi Jawa Barat sekaligus mendorong inovasi di bidang seni dan kerajinan.
“Membatik bukan sekadar hobi, tapi bentuk kecintaan dan tanggung jawab saya terhadap warisan budaya kita. Seni ini mengajarkan kita tentang kesabaran, kreativitas, dan pentingnya menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi,” ungkap Ronal saat ditemui di sela persiapan jelang debat publik ke dua di Cirebon, Sabtu (16/11).
Sebagai bagian dari visinya untuk memajukan Jawa Barat, Ronal melihat industri kreatif sebagai salah satu sektor strategis yang perlu mendapatkan perhatian lebih.
Menurutnya, industri kreatif berbasis budaya, seperti batik, tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang besar, terutama bagi pelaku UMKM lokal.
“Batik itu lebih dari sekadar seni, ia adalah potensi ekonomi. Jika dikelola dengan baik, batik dan produk kreatif lainnya bisa menjadi motor penggerak perekonomian, khususnya bagi UMKM di Jawa Barat. Saya ingin mendorong lebih banyak kolaborasi antara pengrajin lokal, desainer muda, dan pasar global untuk membawa batik Jawa Barat mendunia,” ujar Ronal.
Ronal juga menekankan perlunya regenerasi dalam seni membatik.
Ia berkomitmen untuk mendukung program edukasi seni budaya bagi generasi muda agar tradisi membatik tidak hanya dilestarikan tetapi juga berkembang sesuai dengan selera pasar modern.
“Kami ingin membatik menjadi bagian dari gaya hidup anak muda tanpa kehilangan nilai-nilai tradisionalnya. Inovasi adalah kunci, baik dalam desain maupun cara mempromosikannya. Oleh karena itu, pemerintah perlu hadir untuk memfasilitasi pelatihan, memberikan akses permodalan, dan membantu promosi produk kreatif lokal,” jelas Ronal.
Komitmen Ronal terhadap industri kreatif juga tercermin dalam rencana program kerja pasangan Jeje-Ronal yang mencakup pengembangan klaster kreatif di setiap daerah di Jawa Barat.
Klaster ini akan menjadi pusat pengembangan produk budaya sekaligus ruang kolaborasi bagi pelaku industri kreatif.
Langkah Ronal dalam melestarikan budaya dan mengembangkan industri kreatif mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk komunitas seniman dan pelaku UMKM.
Mereka menilai bahwa kehadiran pemimpin yang memahami dan terlibat langsung dalam pelestarian budaya adalah kunci untuk memastikan bahwa warisan budaya tidak hanya bertahan tetapi juga relevan di era modern.
“Kang Ronal adalah contoh nyata bahwa pelestarian budaya tidak hanya bisa dilakukan lewat kebijakan, tetapi juga dengan tindakan nyata. Ketekunannya dalam membatik memberikan inspirasi bagi kami sebagai pelaku seni untuk terus berkarya,” ujar salah satu pengrajin batik asal Cirebon.
Dengan semangat pelestarian budaya yang diusungnya, Ronal Surapradja optimis bahwa seni dan tradisi dapat berjalan beriringan dengan inovasi dan kemajuan ekonomi.
Hal ini semakin mengukuhkan pasangan Jeje-Ronal sebagai figur pemimpin yang tidak hanya peduli pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan nilai-nilai budaya dan jati diri masyarakat Jawa Barat.
“Jawa Barat memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Tugas kita adalah menjaga, mengembangkan, dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui industri kreatif berbasis budaya, saya percaya kita bisa mencapai itu,” pungkas Ronal.***