Menu

Mode Gelap

Didaktika · 31 Okt 2022 20:21 WIB ·

Resmi Dilantik, IKA UPI Gandeng Apindo Jabar dan Belasan Mitra Kolaborasi

					Pelantikan Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027 di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI, Jalan Setiabudhi 229 Bandung, Jumat, 28 Oktober 2022. (Foto: Dok. Ika UPI).* Perbesar

Pelantikan Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027 di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI, Jalan Setiabudhi 229 Bandung, Jumat, 28 Oktober 2022. (Foto: Dok. Ika UPI).*

KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Enggartiasto Lukita melantik Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027 di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI, Jalan Setiabudhi 229 Bandung 40154 pada Jumat, 28 Oktober 2022.

Pada saat yang sama, turut dilangsungkan penandatangan nota kesepahaman dan perjanjian kerjasama antara IKA UPI dengan sejumlah mitra kolaborasi terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan benefit bagi pemilik kartu tanda anggota IKA UPI yang diluncurkan pada hari yang sama.

Turut menyaksikan pelantikan antara lain Wakil Rektor UPI Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Adang Suherman, Sekretaris Majelis Wali Amanah (MWA) UPI, Ketua Senat Akademik, dan para dekan fakultas.

Enggartiasto Lukita. (Foto: Dok Ika UPI).*

Selain itu, turut menyaksikan di antaranya anggota Komisi I DPR RI Sodik Mudjahid, Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Jawa Barat Ning Wahyu Astutik, Managing Director B Universe Apreyvita D Wulansari, Direktur Utama Intibios Persada Sejahtera Iman Pambagyo, dan sejumlah sesepuh alumni UPI, baik Dewan Kehormatan dan Dewan Penasehat maupun Dewan Pakar.

Dalam sambutannya, Enggartiasto menjelaskan bahwa kepengurusan IKA UPI masa bakti 2022-2027 berusaha membangun harmoni segenap potensi alumni, baik dari sisi latar belakang program studi dan fakultas, profesi alumni saat ini, pendidikan dan nonkependidikan, generasi antarangkatan, hingga aspek keterwakilan perempuan. Enggar, sapaan Enggartiasto Lukita, mencontohkan posisi ketua umum dipegang angkatan 1970. Adapun sekretaris jenderal dan bendahara umum masing-masing angkatan 2000 dan 1992 dari fakultas berbeda.

“Kami betul-betul memperhatikan beberapa hal. Kita memiliki dua rumpun program studi, pendidikan dan nonkependidikan. Ada beberapa catatan bagi para alumni nonpendidikan yang terkesan belum terakomodasi pada periode yang lalu. Kini semua bersatu untuk bersama-sama membangun IKA UPI demi memberikan pelayanan kepada alumni dan almamater,” ungkap Enggar.

Enggar menyebut hampir setengah dari pengurus IKA UPI periode ini merupakan wajah baru. Mereka berasal dari hasil penjaringan terbuka dan rekomendasi maupun masukan dari berbagai pihak, termasuk masukan dari almamater. Secara keseluruhan, rata-rata usia pengurus lebih muda dari periode sebelumnya. Keterwakilan perempuan juga mengalami kenaikkan signifikan, baik di jajaran pimpinan harian maupun pengurus bidang.

“Kami mengupayakan betul untuk keterwakilan perempuan yang ternyata juga tidak mudah. Pengalaman saya di partai politik, cari caleg perempuan juga tidak mudah. Tapi kami di IKA UPI terus berusaha hingga mendekati 30 persen dari total pengurus,” ungkapnya seraya menambahkan pada hari itu Enggar menghadirkan dua sosok perempuan inspiratif.

“Ini dua perempuan yang sudah mulai menggeser peranan laki-laki. Pertama, Ketua Umum DPP APINDO Jawa Barat, Ibu Ning Wahyu Astutik. Beliau alumnus IKIP Malang. Ini tugas yang tidak mudah karena mengurus pengusaha yang justru mengurusi kepentingannya sendiri. Kedua, Avreyvita Wulansari yang menangani B Universe. Beliau memimpin semuanya, bukan hanya pemberitaan tapi juga perusahaannya. Selaku managing director, Ibu Vita mengatur sekian banyak laki-laki. Dan, laki-laki itu tidak ada pilihan lain selain nurut,” tambah Enggar.

Sinergi Kolaborasi

Lebih jauh Enggar menjelaskan, usai pelantikan langsung dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara IKA UPI dengan DPP Apindo Jawa Barat dan perjanjian kerjasama dengan belasan perusahaan dalam rangka memberikan benefit bagi alumni pemilik kartu tanda anggota. Kerjasama ini mengatur para pemegang kartu anggota untuk mendapatkan diskon khusus dari belasan perusahaan, mulai dari klinik, hotel, restoran, kafe, hingga sekolah.

(Foto: Dok Ika UPI).*

“Secara khsus dengan Apindo Jawa Barat, kesepahaman ini didesain untuk menjawab tantangan program MBKM. Kemudian juga menjawab kebutuhan untuk menyiapkan tenaga-tenaga profesional yang ada di lapangan sampai membuat lembaga sertifikasi dan meningkatkan keahlian. Pak Warek, itu semua prakarsa dari kami. Dan, tanpa diminta secra resmi, kami menawarkan dan menyampaikan ini secara resmi sebagai bukti dari komitmen kami semua para alumni untuk berbuat sesuatu yang terbaik bagi kampus Bumi Siliwangi tercinta yang telah membentuk kami semua seperti ini,” tandas Enggar.

Selain itu, sambung Enggar, pelantikan juga dirangkaikan dengan kegiatan B Universe Goes to Campus sebagai bagian dari ikhtiar mendekatkan industri media dengan mahasiswa. Enggar menilai selama ini perguruan tinggi memiliki keinginan dan cita-cita tetapi kurang diikuti dengan perhitungan atau pertimbangan bisnis.

“Kami memiliki kelompok usaha media dan kami terpanggil juga untuk bekerja sama dengan almamater. Tempo hari pada saat penutupan Kongres VI IKA UPI, Pak Dekan FPSD (Fakultas Pendidikan Seni dan Desain) begitu bersemangat melaporkan untuk mencoba berkolaborasi, minimal adalah dalam pembentukan atau pembuatan studio televisi. Kami kebetulan sedang membuat tambahan tiga studio baru. Dengan kolaborasi ini, mahasiswa-mahasiswa Prodi Film dan Televisi (FTV) bisa mendapatkan pembinaan. Dan, mahasiswa terbaik langsung kami rekrut,” papar Enggar.

Executive Chairman B Universe ini menegaskan tekadnya untuk terus bergerak, berkembang ke seluruh Indonesia. Saat ini, jaringan televisi BTV hadir di 80 kota, berkolaborasi dengan tasiun TV lokal. Dengan regulasi bahwa setiap stasiun TV lokal harus menyajikan sedikitnya 10 persen siaran lokal, maka peluang lulusan untuk menjadi bagian dari semesta media B Universe menjadi sangat besar.

“Bagi mereka yang mau dan menunjukkan kinerja baik selama magang, kami akan rekrut. Demikian juga dengan Prodi Ilmu Komunikasi maupun prodi lain yang relevan. Itu antara lain yang akan kita lakukan,” tandas Enggar.

Bagi lulusan Bahasa Inggris angkatan 1970 tersebut, upaya yang dilakukan IKA UPI maupun alumni secara personal merupakan upaya membalas budi kepada almamater. Menurutnya, perjalanan bisnis maupun politik yang ditempuhnya tidak bisa lepas dari pengalaman selama ditempa dan dibesarkan di kampus.

“Sebagai alumni, kami ingin sekali berpartisipasi dan berkontribusi memberikan sumbangsih pemikiran dari pengalaman di lapangan setelah kami selesai. Apakah ilmu yang kami dapatkan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau tidak? Dan, apa saja kekurangannya? Kami berharap keterbukaan dari UPI untuk mau menerima masukan atas kebutuhan-kebutuhan di lapangan. Kebutuhan dunia kerja. Dunia usaha yang memang sudah terus berubah,” pungkas Enggar.

Jembatan Dunia Kerja

Di tempat yang sama, Ketua Umum DPP Apindo Jawa Barat Ning Wahyu Astutik berharap IKA UPI mampu menjadi jembatan antara almamater, khususnya mahasiswa dan lulusan, dengan dunia kerja. Kolaborasi IKA UPI dan DPP Apindo Jabar diharapkan mampu memecah kebuntuan problem ketenagakerjaan di Jawa Barat. Terlebih, Ning menilai alumni UPI bukanlah kaleng-kaleng.

“Saya beberapa kali dialog dengan Pak Enggar. Selama ini industri melihat ada gap antara kampus dengan dunia kerja, terutama kemampuan lulusan baru untuk bersaing di tempat kerja. Biasanya mereka itu endurance-nya masih sangat rendah. Mereka juga tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk menempati jabatan atau pekerjaan tertentu. Itulah kemudian kita hadir melakukan MoU ini, sehingga nanti bisa bersama-sama mengembangkan pola pemagangan baru sebagai upaya mempersiapkan sumber daya manusia kompeten dan siap kerja,” tandas Ning.

(Foto: Dok Ika UPI).*

Ning menilai banyak hal yang bisa kita lakukan bersama-sama antara dunia usaha dengan lembaga pendidikan dan organisasi alumninya. Dia mencontohkan, kebijakan pemagangan yang semula hanya tiga bulan menjadi 1-2 semester. Dengan pemagangan yang tepat, magang selama 1-2 semester akan memberikan pengalaman sekaligus bekal bagi lulusan sebelum terjun ke dunia kerja.

“Itu sangat luar biasa banget. Dulu, terus terang saja, ketika mahasiswa melakukan magang biasanya kita pengusaha itu agak keberatan karena mahasiswa yang magang tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup. Kalau magang itu begini lho mentality yang harus ada, behaviour harus begini. Ada juga pengalaman pengusaha yang kapok menerima mahasiswa magang karena ketika mereka ditaruh di tempat yang agak krusial, dia kemudian menyebarkan apa yang sudah dia kerjakan. Padahal itu rahasia perusahaan misalnya. Karena banyak kejadian itu, akhirnya banyak pemagang itu ditempatkan di tempat yang tidak penting,” ungkap Ning.

Mantan orang nomor satu perusahaan apparel olahraga terkemuka ini menilai pemagangan selama 1-2 semeter mampu terjalin trust, sehingga kapabilitas calon karyawan betul-betul terasah. Dengan begitu, semua pihak akan mendapatkan benefit. Mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja secara memadai, perusahaan mendapatkan lulusan siap kerja dan teruji. Lulusan yang layak dan bermartabat.

“Adek-adek mau magang di tempat saya? Ini saya bawa beberapa teman pengusaha anggota Apindo. Kalau adek-dek ingin magang di perusahaan anggota Apindo, bisa menghubungi IKA UPI. Anggota Apindo itu ada lebih dari 2.000 perusahaan. Kami siap berkolaborasi dengan Anda semua,” Ning menandaskan.

Tuntutan Fleksibilitas Kerja

Di bagian lain, Ning mengungkapkan kompetisi di dunia usaha semakin ketat. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 8,4 juta di antaranya tercatat sebagai pengangguran. Jabar lebih tak beruntung lagi. Dari penduduk 48,78 juta jiwa atau sama dengan jumlah penduduk Malaysia, 17 persennya adalah pengangguran.

“Angka pengangguran kita sangat besar. Tahun ini misalnya, sejak Januari sampai bulan kemarin ada 73 ribu pemutusan hubungan kerja (PHK). Belum satu tahun, penambahan pengangguran 73 ribu. Artinya kompetisi di Jabar sangat besar. Jangan salah, 163 ribu penganggur itu berasal dari perguruan tinggi. Di sinilah kita perlu meningkatkan daya saing,” tandas Ning.

Kebijakan MBKM, sambung Ning, merupakan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk mengakses peluang mengembangkan diri. Dengan kebijakan ini, setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar di luar prodinya.

Meski begitu, Ning mempertanyakan apakah kebijakan tersebut sudah benar-benar dimanfaatkan oleh mahasiswa atau tidak. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya merdeka belajar, tapi juga belajar merdeka. Yakni, mengisi kemerdekaan dengan betul-betul memanfaatlan fasilitas-fasilitas yanga ada dalam kebijakan belajar merdeka.

“Nah, adek-adek yang ada di sini just a very lucky, because kita sekarang MoU antara Apindo dengan IKA UPI dan UPI untuk membawa adek-adek ini ke satu level yang berbeda. Di mana nanti adek-adek ini betul-betul memiliki jalur untuk belajar apa yang diminati melalui pengurus-pengurus tadi. Apindo akan mencarikan anggota Apindo mana yang cocok untuk adek-adek,” papar Ning disambut applause mahasiswa.

Ning menilai program MBKM membuka peluang tumbuhnya fleksibilitas di kalangan mahasiswa. Aspek ini yang kemudian berkaitan dengan link and match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Seorang lulusan dituntut memiliki fleksibilitas tinggi. Ini tidak lepas dari fakta bahwa sejak 2001 lalu, tercatat 80 persen lulusan tidak sesuai antara prodi dengan pekerjaannya.

“Gila, kan? That very crazy! Jadi, di antara lulusan kampus itu, 80 persennya bekerja tidak sesuai dengan jurusan. Jadi, karena seperti itu pesan saya kepada adik-adik ini tolong kembangkan diri sendiri, tingkatkan fleksibilitas karena kita ada pada zaman yang tidak menyediakan pekerjaan yang sesuai dengan yang kita inginkan,” tandas Ning.

“Jadi, tingkatkan fleksibiltas dengan cara mengasah diri. Kita harus mempunyai kemampuan-kemampuan lain di luar kemampuan yang sekarang dipelajari. Hanya fleksibilitas itu yang menurut saya akan menempatkan adek-adek ini kepada pekerjaan yang tersedia. Apakah jelek kita bekerja tidak sesuai prodi? Enggak! Kita punya contoh ini Pak Menteri yang jurusan Bahasa Inggris bisa menjadi Menteri Perdagangan. Iya, kan? Dan, kita juga Pak Jokowi yang jurusan Kehutanan bisa jadi Presiden. Kalau saya contoh kecil, lah!” ujar Ning.

“Jadi, saya pesan itu banget-banget. Tingkatkan fleksibilitas diri. Kita ada pada dunia di mana pekerjaan tisak sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi pekerjaan itu tersedia, meskipun kita harus merebutnya. Merebut dengan apa? Dengan kompetisi. Siapa yang menang, yang siap untuk itu. Dan, yang siap untuk itu siapa? adalah anak-anak, orang-orang, yang sudah memiliki fleksibilitas!” tegas Ning.

Sambut Terbuka Kolaborasi

Wakil Rektor Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber Daya Manusia Adang Suherman tak dapat menyembunyikan kebahagiaanya saat diminta menyampaikan sambutan dan membuka rangkaian acara B Universe Goes to Campus dan Career Fest and Education Fair. Meski mengaku sedikit nervous karena harus berhadapan dengan para praktisi dan pengusaha sukses, Adang sangat bahagia sekaligus sangat nyaman ketika bicara.

Menurutnya, apa yang sudah disampaikan Ketua Umum IKA UPI dan Ketua Umum DPP Apindo Jawa Barat sudah sangat sesuai dengan arah kebijakan universitas maupun pemerintah. Kolaborasi yang diprakarsai IKA UPI dengan menggandeng Apindo Jabar sejalan dengan kebijakan MBKM.

“Memang itu juga harapan pemerintah dengan MBKM. Ingin lulusan layak dan bermartabat. Agar layak dan bermartabat itu, mahasiswa harus diperkenalkan dengan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka). Itu sudah difasilitasi. Magang dua semester itu salah satu cara agar mahasiswa mengenal dunia luar,” papar Adang.

Lebih dari itu, sambung Adang, praktisi berkegiatan di kampus melalui program Praktisi Mengajar tidak kalah pentingnya. Dengan menghadirkan praktisi, mahasiswa bisa mengetahui apa yang terjadi di luar kampus. Secara kelembagaan, UPI sangat menunggu masukan dari luar untuk pengembangan universitas ke depan.

“Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah dosen berkegiatan di luar kampus. Sehingga ada sinergi untuk memperbaiki kurikulum di kita. Ke depannya, kerjasama pembukaan prodi secara bekerja sama. Prodi ini fokus kepada kebutuhan Iduka. Tanpa itu susah. Masak kita akan tetap menjadi menara gading? Hebat akademik, tapi tidak eksis di Iduka. Tentu tidak demikian. Karena itu, ini sudah nyaman, saya sangat senang. Dengan kolaborasi ini, tidak susah lagi mengembangkan lulusan, mengembangkan SDM yang layak dan bermartabat,” ujarnya antusias.

Di bagian lain, atas nama civitas akademik, Adang mengucapkan selamat dan apresiasi atas dilantiknya Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti 2022-2027. Adang sangat berharap kepengurusan IKA UPI makin eksis, makin bersinergi dengan almamater.

“Insyaallah akan selalu connect dengan UPI untuk membantu UPI menjadi lebih baik. Saya kira itu menjadi harapan kita bersama. Sehingga, keberadaan IKA UPI betul-betul sinergis dengan keberadaan UPI,” harap Adang.

Tentang IKA UPI

Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) merupakan satu-satunya organisasi alumni UPI yang berdiri pada 20 Oktober 1959 di Bandung. IKA UPI tercatat sebagai organisasi berbadan hukum perkumpulan berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM No. AHU-68.AH.01.06. Tahun 2008. IKA UPI didirikan dengan tujuan mewujudkan organisasi alumni UPI sebagai organisasi yang solid dan sinergis serta terkait dengan seluruh upaya peningkatan kualitas hidup anggota, organisasi, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, IKA UPI fokus pada peningkatan layanan kepada alumni dan mendorong terjalinnya sinergi antara alumni dengan almamater. IKA UPI terlibat aktif dalam kajian dan advokasi terhadap kebijakan pendidikan, baik di lokal maupun nasional. Dalam hal ini, IKA UPI memprakarsai terbangunnya simpul kolaborasi nasional organisasi alumni lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang concern pada isu-isu aktual pendidikan, salah satunya rancangan undang-undang sistem pendidikan nasional.

IKA UPI juga menjadi bagian dari Perkumpulan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni). (AN)***

Artikel ini telah dibaca 67 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Dinamic Days Festival, Siswa SD 1 Darul Hikam Diajak Hidup Sehat dan Kuat Sejak Dini

8 Januari 2025 - 11:14 WIB

Nikmati Nasi Goreng Premium Ramah Kantong Plus Atraksi Sang Koki, Disini Tempatnya!

26 Desember 2024 - 21:46 WIB

Asah Kreativitas Siswa, SMP Unggulan Darul Hikam Gelar Pro Aktive Project

11 Desember 2024 - 06:35 WIB

Ingin Didoakan Malaikat? Lakukan Amalan Ini!

7 Desember 2024 - 21:20 WIB

Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Kemandirian Ekonomi Berbasis SDM Tangguh dan Pemanfaatan SDA

3 Desember 2024 - 10:18 WIB

Dihadiri Ratusan Peserta, Education Expo Darul Hikam Ajang Konsultasi Memilih Perguruan Tinggi

29 November 2024 - 05:04 WIB

Trending di Berita