KABUPATEN GARUT, (TUGU BANDUNG.ID).- Dampak gempa yang melanda Kabupaten Garut, selama 14 hari ke depan terhitung mulai Rabu, 18 September 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, menetapkan status tanggap darurat bencana.
Ribuan rumah warga Garut di enam kecamatan mengalami kerusakan dari mulai rusak berat, sedang dan rusak ringan. Akibat getaran bencana gempa berkekuatan M5.0. Puluhan warga sempat menempati tenda darurat.
Banyaknya rumah mengalami kerusakan disebabkan karena rumah yang ditempati warga berada dekat dengan pusat gempa.
Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin mengatakan, Pemkab berharap agar bisa tersentral jika ada bantuan untuk warga terdampak. Saat ini di lokasi terdamlak gempa, Garut ditetap tanggap darurat bencana.
“Jika ada penyaluran bantuan, kami ingin nanti diterima secara tersentral. Jangan sampai tidak ada kejelasan. Berkaitan dengan tanggap darurat, kami akan melakukan langkah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ada,” ujarnya kepada media, Kamis (19/9/2024).
Data sementara korban terdampak 1.102 rumah rusak dan puluhan warga menempati tenda pengungsian. Menurutnya, pemerintah daerah akan terus melakukan assessmen untuk menentukan besaran bantuan yang diberikan.
Terutamanya terkait perbaikan rumah, selain itu Pemkab akan bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun provinsi, untuk memastikan penanganan bencana harus berjalan dengan jelas, tepat, dan akurat sehingga mana yang dilakukan Provinsi Jabar dan pusat maupun kabupaten.
“Kami menegaskan agar penanganan terhadap para penyintas bencana gempa bisa dilakukan secara cepat, tepat, dan tuntas. Kami meminta agar semua bahu-membahu sehingga permasalahan yang dihadapi segera teratasi,” katanya.
Barnas Adjidin menyebut, kerusakan damoak gempa pada rumah warga di 6 kecamatan, yakni kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Sukaresmi, Cibiuk, Tarogong Kaler, dan Samarang mengalami kerusakan berat, sedang maupun ringan.
Penanganan harus dilakukan mengingat beberapa rumah sudah tidak aman untuk dihuni. Ia mengatakan, selama 14 hari tanggap darurat agar segera didirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi warga terdampak termasuknya pemerintah daerah mendirikan shelter sementara bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Sementara itu Polres Garut terjunkan sejumlah personil untuk membantu membersihkan puing-puing rumah warga pasca gembabumi. Kapolres Garut AKBP Mochamad Fajar Gemilang didampingi Waka Polres Garut Kompol Dhoni Erwanto mengatakan, sejumlah personil Polres Garut dan Polsek Pasirwangi disebar ke desa desa yang terdampak gempa.
Selain itu, pihaknya juga telah memberikan bantuan berupa air bersih dengan mengirimkan mobil Water Gen.
“Yang pertama tugas saat ini adalah melakukan bantuan SAR terbatas, seperti membersihkan material atau puing puing bekas gempa, membersihkan rumah warga dan bantuan air bersih. Kemudian kesehatan dari dokkes dan tim-tim lain yang di perlukan di lokasi-lokasi yang terdampak gempa,” katanya.
Sementara Kabag SDM AKP Wien Christyaningsih menyebutkan, respons terhadap dampak psikologis yang mungkin dialami oleh mereka yang terdampak langsung oleh bencana gempa.
Tim Truma Healing memberikan bimbingan dan dukungan emosional kepada korban, membantu mereka untuk mengatasi rasa takut, kecemasan, dan stress yang dapat muncul setelah mengalami peristiwa traumatis.
Dia menyebutkan pentingnya memberikan dukungan psikologis kepada korban dan masyarakat terkait dampak emosional dan psikologis yang mungkin mereka rasakan.
“Kami berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan sesuai kebutuhan. Selain itu, untuk mengembalikan kondisi emosional korban, sehingga semangat kembali seperti sebelum adanya bencana yang terjadi,” pungkasnya.(Erwin R).***