KOTA BANDUNG (TUGUBANDUNG.ID) – Struktur perekonomian Jawa Barat didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan pangsa sebesar 42% dan sektor perdagangan sebesar 15%. Di tengah tantangan ketidakpastian global yang cenderung masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang yang belum terlalu kuat, diperlukan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru yang potensial adalah sektor pariwisata. Jawa Barat memiliki 540 wisata alam, 277 wisata budaya dan 342 desa wisata yang perlu terus dikembangkan.
Pengembangan sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang besar, antara lain ke sektor perdagangan, sektor transportasi, dan sektor akomodasi penyediaan makanan minuman. Optimalisasi kinerja sektor pariwisata menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Jawa Barat kedepan.
Untuk mendorong optimalisasi sektor pariwisata di Jawa Barat, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) – Jawa Barat, menyelenggarakan West Java Tourism Talk Vol.2 pada Jumat (28/6/2024), di Trans Convention Center, Bandung, dengan tema “Pariwisata Jabar: Peluang dan Tantangan”.
Kegiatan WJTT Vol.2 secara resmi dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar, dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia – Jawa Barat, Herman Muchtar. WJTT kali ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan mulai dari Asosiasi – Hilwan Saleh, Akademisi – Djoni Sofyan Iskandar, Influencer – Ahmad Renaldi, sampai pelaku usaha pariwisata – Asep Hidayat. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang berasal dari anggota asosiasi, akademisi, pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat umum.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, dalam sambutannya menyampaikan pariwisata merupakan sektor potensial pendukung pertumbuhan ekonomi baru. Jawa Barat perlu lebih mengeksplorasi keunggulan wisata alam dan keanekaragaman budaya masing-masing daerah untuk meningkatkan jumlah wisatawan, khususnya wisman,
Untuk mendukung perbaikan pendapatan devisa dan kinerja pariwisata nasional.
“Selain itu, pengembangan destinasi perlu diakselerasi dengan berorientasi pada kualitas (quality tourism) dan memastikan inklusivitas dari pengembangan destinasi wisata terutama dengan mengoptimalkan peran wirausaha muda,” ujar Muslimin.
Menurut Muslimin, pengembangan Quality Tourism perlu difokuskan untuk mendatangkan wisman dari kelas menengah-atas, high spender, dan length of stay nya lebih lama.
“Bank Indonesia Jawa Barat juga terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam pengembangan desa wisata, UMKM pariwisata, dan SDM pendukung pariwisata seperti kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang berkontribusi positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Jawa Barat,” tambahnya.
Kepala Disparbud Jabar, Benny Bachtiar, menyampaikan pariwisata berdampak besar pada ekonomi daerah, menyejahterahkan segala lini masyarakat, pelaku UKM hingga pekerja seni, serta potensi devisa negara.
“Untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata, dibutuhkan kolaborasi antar pemerintah daerah serta pelaku usaha, untuk mengembangkan kapabilitas daerah dalam eksplorasi wilayah, melakukan perancangan, dan strategi pemasaran,” katanya.
Ketua GIPI Jawa Barat Herman Muchtar menyampaikan, kegiatan kolaborasi dan sinergi untuk pengembangan pariwisata ini perlu terus digiatkan guna mendukung optimalisasi dan pengembangan sektor pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. (Pun)***